Tertangkap Anggota OPM Kodap IV/Paniai: Jhon Gobai Ditahan di Polres Paniai

Papeda.com-Aparat keamanan berhasil menangkap seorang anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap IV/Paniai bernama Jhon Gobai pada Senin, 30 Desember 2024. Penangkapan ini dilakukan di pertigaan Pasar Enarotali, Kabupaten Paniai, sekitar pukul 19.40 WIT.

Menurut keterangan dari pihak kepolisian, Jhon Gobai ditangkap saat berada di sekitar pertigaan Pasar Enarotali yang dalam keadaan mabuk dan menganggu salah satu personel Yonif 756/WMS. Saat tertangkap, aparat menemukan bahwa Jhon Gobai membawa senjata api jenis M16. Penangkapan ini merupakan bagian dari upaya penegakan hukum untuk menekan aktivitas kelompok bersenjata di wilayah Papua.

Dansatgas Yonif 756/WMS Letkol Inf Gunawan Wibisono S.H mengubungi Polres paniai dan menyerahkan langsung Jhon Gobai setelah dirinya tertangkap, dan meminta kepada pihak kepolisian agar dilaksanakan penyelidikan lebih lanjut serta menyelidiki anggota OPM yang lainnya.

Setelah dilaksanakan penangkapan dan penyerahan dari Yoniif 756/WMS kepada Polres Paniai, Jhon Gobai menjalani proses penyelidikan lebih lanjut. Namun, penyelidikan masih harus menunggu hingga kondisi Jhon Gobai kembali stabil karena ia didapati dalam keadaan mabuk saat penangkapan.

Pihak kepolisian menyatakan bahwa saat ini situasi di Polres Paniai terkendali, dan penyelidikan terhadap kasus ini akan dilakukan dengan cermat guna mengungkap lebih banyak informasi mengenai jaringan OPM di wilayah tersebut.

Kepolisian mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh insiden ini. Aparat juga meminta kerja sama dari masyarakat dalam memberikan informasi yang relevan terkait aktivitas kelompok bersenjata di daerah mereka.

Penangkapan ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas keamanan di Papua, khususnya di Kabupaten Paniai. Pemerintah juga terus mendorong pendekatan yang mengedepankan dialog damai untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung lama di wilayah Papua.

Selain itu, pihak TNI-Polri menghimbau dan mengajak kepada kelompok OPM yang lainnya agar segera menyerahkan diri kepada pihak Apkam, Pemerintah dan Apkam berjanji akan menjaga keamanan untuk anggota OPM yang bersedia kembali ke pangkuan NKRI.



 Perebutan Kekuasaan, Gerakan Papua Merdeka Pecah Internal

Setelah berpuluh tahun bangsa Papua mencoba membangun pergerakan untuk mencapai kemerdekaannya, tampaknya masih ada silang pendapat dari para petinggi organisasi yang terlibat dalam pergerakan ini. Adanya kerakusan dan perebutan kekuasaan menjadikan sejumlah organisasi yang mengatasnamakan untuk kemerdekaan Papua Barat.

Seperti yang dialami oleh Komandan Tentara Revolusi West Papua, Mathias Wenda, ia saat ini merasa ditipu oleh bangsa sendiri dan sesama pejuang gerakan kemerdekaan. Menurut Mathius, penipuan ini mecoreng nama bangsa dan pergerakan kemerdekaan.

"Selama ini ULMWP hanya memberikan janji-janji palsu, hal ini menjadikan TWRP tidak lagi percaya kepada ULMWP yang dipimpin oleh Benny Wenda," ujar Gilbert Wenda, salah seorang pejuang kemerdekaan.

Mathias Wenda menyatakan bahwa TWRP akan berdiri sendiri untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Papua dan tidak akan lagi terikat oleh organisasi apapun termasuk ULMWP.

"Saya sudah bosan ditipu, mereka suruh kita untuk gerilya dari hutan ke hutan, tapi akhirnya tak ada hasilnya untuk kemerdekaan," ujarnya.

KPNRFPB (Kepolisian Negara Republik Federal Papua Barat) Eliyas Ayakeding dalam konferensi pers KIP (Komite Independen Papua) menyatakan sikapnya kepada Yoab Syaflet yang memproklamirkan diri sebagai Perdana Menteri NRFPB. Menurutnya hal tersebut tidak demokratis dan seharusnya pemilihan PM harus diadakan pada KRP (Kongres Rakyat Papua).

Eliyas juga dengan tegas mengatakan pemerintahan definitif sejatinya telah ada dan direncanakan pada KRP III, ia meminta agar jangan melakukan hal-hal yang setidaknya membuat perpecahan antar bangsa.







 

Memanas, OPM tembak mati 1 Tentara Revolusi West Papua di Yahukimo Papua Pegunungan

Papeda.com- OPM Sebby Sambom mengatakan kelompok TRWP telah memeras masyarakat sipil secara paksa di wilayah operasi TPNPB Yakuhimo selama 10 tahun.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap XVI Yahukimo mengklaim tidak akan bertanggung jawab atas penembakan seorang anggota Tentara Revolusi West Papua (TRWP) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, pada Jumat pagi, 27 Desember 2024. Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB menyebut penembakan itu dilakukan sebagai respons terhadap dugaan pemerasan terhadap warga sipil oleh kelompok TRWP.

“Kami tidak akan bertanggung jawab atas tindakan tersebut,” ujar Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo Elkius Kobak melalui juru bicara TPNPB Sebby Sambom, dalam keterangan tertulis, Senin, 30 Desember 2024. Menurut Elkius, anggota TRWP yang ditembak mati itu terbukti melakukan penipuan dan pemerasan terhadap warga sipil berdasarkan laporan dari PIS TPNPB selama 10 tahun terakhir. Tepatnya pada 2014 hingga 2024.

Sebby menyebut, penembakan dilakukan oleh pasukan TPNPB dari Batalion Eden dan Batalion Sisipia setelah mereka berhasil menemukan tiga pimpinan TRWP, yaitu Marten Funanggi, Isak Jual, dan Levinus Funanggi. Dalam operasi tersebut, satu anggota TRWP tewas, sementara dua lainnya melarikan diri. "Kelompok TRWP ini telah memeras masyarakat sipil dengan uang secara paksa di wilayah operasi TPNPB dari Batalion Eden Sawi di Distrik Anggruk," ujar Elkius.

TPNPB, yang juga disebut Organisasi Papua Merdeka (OPM), pun mengeluarkan peringatan tegas kepada kelompok TRWP di wilayah Yahukimo. Mereka meminta untuk segera menghentikan pemerasan terhadap warga sipil dan aktivitas serupa lainnya.  "Jika kedapatan kami akan eksekusi semua pasukan TRWP," ucap Sebby.

Penembakan ini menambah daftar panjang ketegangan di Papua, yang selama ini dirundung konflik antara berbagai kelompok bersenjata. Pada Sabtu, 28 Desember 2024, TPNPB-OPM juga membakar kios di dekat Koramil Jalan Siep Asso, Dekai, Yahukimo. Pasukan dari Batalion HSSB dan Kompi H2YS membakar wilayah tersebut atas perintah pimpinan yang sama, yaitu Bridjen Elkius Kobak, sejak pukul 02.00 dini hari.

Penembakan yang dilakukan oleh OPM kepada anggota TWRP membuat situasi di wilayah tersebut semakin memanas, pasalnya kelompok TWRP akan membalas kejadian tersebut. Masyarakat di wilayah Yahukimo mengungkapkan kecemasannya akibat dari penembakan yang dilakukan.

“Kami terganggu dengan keamanan kami karena OPM dan TWRP saling baku tembak, padahal kemarin kios kami salah satu mata pencahariaan dibakar oleh OPM”, ujar salah satu warga.

Pihak Apkam akan terus berjaga hingga kondisi kondusif di daerah Yahukimo, Apkam TNI-Polri memberikan peringatan kepada OPM dan TWRP jika membuat kerusuhan di wilayah Yahukimo, Apkam tidak akan segan-segan memberikan tindakan yang terukur dan terarah kepada kedua kelompok tersebut.


 

OPM Tidak Bertanggung Jawab Atas Pembakaran Kios Di Yahukimo

Papeda.com–Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas insiden pembakaran kios yang terjadi di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara organisasi tersebut sebagai tanggapan atas tuduhan yang mengaitkan mereka dengan peristiwa tersebut.

Pembakaran kios terjadi pada Sabtu, 28 Desember 2024 di salah satu kawasan padat penduduk di Yahukimo. Insiden ini menyebabkan kerugian material yang signifikan, termasuk rusaknya beberapa bangunan dan hilangnya sumber penghidupan bagi para pedagang setempat. Hingga saat ini, aparat kepolisian masih melakukan investigasi untuk mengidentifikasi pelaku di balik insiden tersebut.

Dalam aksi pembakaran kios tersebut yang dilakukan oleh OPM merupakan perintah langsung dari Brigjen Elkius Kobak pimpinan dari Kodap XVI Yahukimo.

Dalam pernyataan resminya, juru bicara OPM Sebby Sambom menegaskan bahwa kelompok mereka sengaja membakar kios tersebut. "Kami memiliki kaitan dengan pembakaran itu. OPM menargetkan warga sipil yang memiliki kios, utamanya yang tidak mau membayar pajak kepada kami," ujar Sebby Sambom.

Sementara itu, perwakilan Apkam yang berada di wilayah Yalimo, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendalami kasus ini dan menegaskan pentingnya semua pihak untuk tidak menyebarkan tuduhan yang belum terbukti. "Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Proses hukum akan berjalan sesuai dengan prosedur," ujarnya.

Peristiwa ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat lokal, terutama para pedagang yang menggantungkan hidup dari kegiatan ekonomi di kawasan tersebut. Beberapa warga mengaku cemas akan keamanan dan meminta perlindungan tambahan dari aparat keamanan.

Hingga berita ini diturunkan, situasi di lokasi kejadian dilaporkan telah kondusif, meskipun ketegangan masih terasa. Aparat gabungan TNI-Polri terus berjaga untuk memastikan keamanan di wilayah tersebut.



 

OPM Perang Sendiri! TPNPB Akui Tembak Mati Pasukan TRWP, Ancam Bakal Bunuh Semua Pasukan Musuh

Papeda.com- Organisasi Papua Merdeka (OPM) kini saling perang satu sama lain. TPNPB baru saja melaporkan pihaknya melakukan penembakan kepada kelompok Tentara Revolusi West Papua (TRWP). Penembakan dilakukan pada Jumat pagi, 27 Desember 2024.

Juru bicara TPNPB Sebby Sambom menjelaskan jika penembakan dilakukan oleh Kodap XVI Yahukimo.

"Kami siap bertanggung jawab atas tindakan tersebut," ucap Panglima TPNPB OPM Elkius Kobak dalam rilis yang dikirimkan Sebby Sambom.

Sebby memberitahu jika penembakan dilakukan TPNPB karena kelompok TRWP melakukan pemerasan kepada warga sipil. Elkius kemudian menjelaskan jika kelompok tersebut melakukan penipuan selama 10 tahun terakhir. Ia mendapatkan segala informasinya dari warga sipil yang melaporkan pemerasan dan penipuan ke PIS TPNPB.

Elkius Kobak kemudian mengirimkan pasukan dari Batalion Eden dan Batalion Sisipia untuk menyerang langsung tuga pimpinan TRWP. Tiga sosok yang jadi incaran adalah Marten Funanggi, Isak Jual, dan Levinus Funanngi. Dalam penyerangan tersebut, satu anggota TRWP dinyatakan tewas. Sementara sisanya melarikan diri.

"Kelompok TRWP ini telah memeras masyarakat sipil dengan uang secara paksa di wilayah operasi TPNPB dari Batalion Eden Sawi di Distrik Anggruk," jelas Elkius.

Dalam keterangan tersebut, Sebby bahkan mengancam akan mengeksekusi mati semua pasukan TRWP jika masih nekat melakukan pemerasan. "Jika kedapatan kami akan eksekusi semua pasukan TRWP," pungkas Sebby Sambom.

 Ali Kabiay: Sebby Sambom Seorang Penipu!

Papeda.com- Juru Bicara (Jubir) Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP)Sebby Sambom, dianggap sebagai sosok kontroversial. Pasalnya, Sebby kerap membuat pernyataan kontroversial atas peristiwa kekerasan yang terjadi di wilayah pegunungan Papua. Namun, sebaliknya, Tokoh Muda Papua, Ali Kabiay, membantah hal tersebut.


Tak ayal, dengan tegas Ali memberi peringatan kepada Sebby dan kroni-kroninya agar tidak banyak berkoar-koar di media ataupun publik soal sesuatu yang palsu. "Mana kontribusi positifmu bagi rakyat di Tanah Papua?”“Kau, Sebby, tidak kasih makan kami di Papua. Jadi kamu stop bawa nama kami seolah-olah mewakili kami dari Sorong Sampai Samarai," tegas Ali.  Ali bahkan tak sungkan mengungkap kebohongan Sebby.


Satu di antaranya terkait keberadaaan Sebby. Menurut Ali, Sebby tidak berdomisili di Papua, namun kerap bicara tentang Papua, termasuk mendiskreditkan pemerintah, termasuk TNI dan Polri."Jubir Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP)Sebby Sambom banyak mengeluarkan pernyataan yang bohong, hoaks dan keliru tentang situasi keamanan di Papua." "Dia (Sebby Sambom) bahkan tidak berdomisili di Tanah Papua, terus bagaimana dia bisa mengerti soal Papua, sedangkan kontribusinya untuk masyarakat asli papua saja tidak ada,” katanya.


Kebohongan lain dari Sebby terkait terkait penembakan Pesawat Trigana Air pada saat take off dari Bandara Nop Goliat Dekay, Yahukimo pada 11 Maret 2023 lalu. "Jelas yang menembak pesawat merupakan Kelompok Sebby Sambom sendiri yakni KSTP yang beroperasi di wilayah Yahukimo," klaim Ali.


Lalu mengapa, Sebby menyebutkan hal itu bukan perbuatan kelompoknya namun menuding hal tersebut merupakan perbuatan TNI dan Polri.


Lalu mengapa, Sebby menyebutkan hal itu bukan perbuatan kelompoknya namun menuding hal tersebut merupakan perbuatan TNI dan Polri.

"Tolong Sebby Sambom jangan tipu rakyat Papua, karena saya punya rekaman suara kelompok KSTP OPM Yahukimo yang sedang mengirim laporan kepada Sebby Sambom sebagai Jubir KSTP OPM," pungkasnya.


"Saya menilai Sebby Sambom ini orangnya tidak benar, banyak buat cerita bohong, dan berjuang dalam perjuangan Papua Merdeka yang tidak jelas," Tak ayal, Ali mengajak khalayak Papua, untuk mengamati secara baik setiap narasi yang dilontarkan Sebby sebagai seorang Juru Bicara KSTP. "Sebby Sambom justru berbicara dan mendorong kekerasan untuk selalu di lakukan oleh KSTP di Papua," tuding Ali.


 

Deretan Aksi Brutal Yang Dilakukan Oleh OPM, Mulai Kontak Tembak, Pembunuhan Hingga Pembakaran Di Tahun 2024

Papeda.com- Situasi keamanan di Papua kerap terusik dengan aksi gerombolan yang menamakan diri Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau dikenal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Kelompok ini terus melakukan tindakan teror dan kekerasan, seperti penembakan dan pembakaran.

Ulah OPM tersebut menimbulkan ketakutan dan penderitaan di kalangan masyarakat Papua. Jumlah korban yang ditimbulkan juga tidak terhitung karena sudah terlalu banyak.

OPM menggunakan kekerasan sebagai sarana untuk mencapai tujuan mereka dengan sasaran warga sipil dalam bentuk penembakan, penculikan dan pembunuhan terhadap penduduk lokal maupun pendatang. Serangan OPM juga menyasar aparat keamanan TNI dan Polri.

 Serangan OPM menghancurkan fasilitas umum, yakni pembakaran sekolah, puskesmas, jembatan dan fasilitas lain yang dianggap mendukung keberadaan pemerintah Indonesia di Papua. Tindakan ini sering kali memicu bentrokan kontak tembak dengan aparat yang berupaya menjaga keamanan masyarakat di Papua dan penegakan hukum.

 Teror dan tindakan kekerasan yang dilakukan hingga kini tidak kunjung berakhir. Lagi-lagi, masyarakat Papua yang paling dirugikan dalam konflik berkepanjangan di tanah Papua tersebut.

Catatan yang dirangkum sepanjang 2024 ini, ada 15 aksi brutal yang melibatkan OPM di tanah Papua:

1.    OPM menembak mati guru honorer di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Selasa 24 Desember 2024 pukul 18.40 WIT. Korban berinisial AT (36) itu tewas dengan luka tembak di bagian dada sebelah kiri.

2.    Kasat Reskrim Polres Bintuni Iptu Tomi Marbun hilang terseret arus sungai saat kontak tembak dengan OPM di Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Rabu 18 Desember 2024. Hingga kini Iptu Tomi belum ditemukan dan aparat gabungan TNI-Polri masih melakukan pencarian.

3.    Sebanyak 31 kios di Kampung Bulmu, Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, dibakar diduga oleh OPM pada Sabtu, 14 Desember 2024. Kebakaran ini menyebabkan kerugian materiel yang sangat besar.

4.    Satgas Damai Cartenz menembak mati anggota TPNPB-OPM yang terlibat dalam kontak tembak di Kompleks Lima-Lima, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah pada Selasa, 10 Desember 2024. Anggota OPM yang tewas merupakan pelaku penembakan terhadap Bripda Choisu Rumabar.

5.    Ipda Anumerta Hidayat Suratnoharto dan Brigpol Tri Yudha Argadianto, gugur setelah diserang oleh OPM saat bertugas di Lanny Jaya pada Selasa, 10 Desember 2024.

6.    Satuan Tugas Yonif 509/BY TNI AD menembak mati Julius Sani, seorang anggota OPM, dalam kontak tembak di Kampung Joparu, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada Minggu, 8 Desember 2024.

7.    OPM menyandera 14 pekerja Puskesmas di Distrik Sinak Barat, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Mereka dilepaskan setelah permintaan tebusan dipenuhi pada Kamis, 5 Desember 2024.

8.    Komandan Batalyon TPNPB-OPM, Jelek Walker, tewas ditembak oleh personel Yonif 323/Buaya Putih di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua pada Senin, 2 Desember 2024.

9.    OPM menyerang pos TNI di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Senin, 15 Januari 2024. Serangan ini menyebabkan dua prajurit TNI gugur dan beberapa lainnya luka-luka.

10. OPM membakar kantor Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada Minggu, 3 Maret 2024. Aksi ini menyebabkan kerusakan besar pada fasilitas pemerintahan setempat.

11. OPM menembak mati seorang warga sipil di Kampung Hitadipa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, pada Sabtu, 20 April 2024. Korban merupakan seorang petani yang sedang bekerja di ladang.

12. Anggota OPM membakar lima gedung sekolah dan belasan kios di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah pada Rabu, 22 Mei 2024. Aksi ini mengakibatkan kerusakan besar dan menewaskan ajudan pentolan OPM.

13. OPM menyerang konvoi logistik yang membawa bahan makanan dan obat-obatan di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah pada Rabu, 12 Juni 2024. Serangan ini menyebabkan kerusakan pada kendaraan dan menghambat distribusi bantuan.

14. OPM membakar beberapa rumah warga di Kampung Oksibil, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan pada Kamis, 25 Juli 2024. Aksi ini menyebabkan puluhan warga kehilangan tempat tinggal.

15. OPM menyerang petugas kesehatan yang sedang melakukan vaksinasi di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Jumat, 30 Agustus 2024. Serangan ini menyebabkan beberapa petugas kesehatan luka-luka.

 Deretan peristiwa ini menggambarkan kejamnya aksi yang dilakukan OPM, peristiwa ini merupakan hanya segelintir saja peristiwa yang pernah di lakukan oleh OPM, namun masih banyak lagi kebengisan yang dilakukan oleh OPM pada tahun 2024 ini baik terhadap Apkam, masyarakat Papua dan masyarakat pendatang, OPM hanya bisa menuntut kemerdekaan bagi bangsa Papua saja, namun mereka tidak berpikir Panjang dampak dari perjuangan mereka sendiri, alhasil banyak masyarakat yang dirugikan mulai dari penindasan, kematian hingga bencana kelaparan.

 


 

Tokoh Adat Mendukung Program Transmigrasi di Papua

Papeda.com- Tokoh adat Papua, mendukung penuh program transmigrasi yang digulirkan oleh pemerintah pusat, yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia.

Wakil Ketua Dewan Adat Suku Sentani, Yakob Fiobetauw mengatakan, pihaknya mendukung penuh program Transmigrasi yang digulirkan oleh pemerintah pusat, dukungan ini diberikan sebab menurut Yakob Fiobetauw, program transmigrasi akan memberikan dampak postif bagi masyarakat dan pembangunan sebuah daerah, termasuk di Papua.

“Program ini sangat membantu memajukan tanah Papua karena akan terjadi pemerataan penduduk yang nantinya mengelola kekayaan sumber daya alam kita,” kata Yakob Fiobetauw"

Menurut Yakob Fiobetauw, program transmigrasi nantinya juga akan memicu pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga bisa berdampak pada penurunan angka pengangguran di Papua.

Untuk itu, Yakob Fiobetauw mengimbau kepada masyarakat Papua, terlebih yang berada di wilayah Kabupaten Jayapura untuk mendukung program tersebut karena akan mendatangkan kebaikan, sebab kolaborasi antara warga lokal dan warga transmigran bisa menghadirkan dampak positif, terutama di sektor perekonomian di tengah masyarakat.

“Saya tidak hanya menghimbau, tetapi saya juga memastikan akan menyediakan lahan di sejumlah titik sebagai bentuk dukungan terhadap program transmigrasi,” tegas Yakob Fiobetauw.

Sebelumnya, pada tanggal 07 November 2024 lalu, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman menyatakan tengah menyiapkan 10 titik lokasi untuk dijadikan sebagai kawasan transmigrasi di Papua. Adapun 10 kawasan transmigrasi dimaksud, antara lain Kabupaten Sorong, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Fakfak, dan Kabupaten Merauke.

Menurut Muhammad Iftitah Sulaiman, sebelum melaksanakan program transmigrasi di Papua, Kementerian Transmigrasi terlebih dahulu akan melakukan revitalisasi kawasan, dan pembangunan sejumlah sarana dan prasarana pendukung, agar lokasi tersebut bisa menampung para transmigran, dan bisa mengakomodir program pertanian yang akan menjadi salah satu fokus utama dari program transmigrasi di Papua.




 

Peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Papua: Menyongsong Masa Depan dengan Semangat Persatuan dan Pembangunan

Papeda.com-Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Papua merupakan momen istimewa yang dirayakan setiap tahun sebagai penghormatan terhadap sejarah pembentukan daerah ini dan kontribusinya bagi Indonesia. Pada perayaan tahun ini, seluruh masyarakat Papua dari berbagai latar belakang budaya dan agama bersatu untuk mengenang perjalanan panjang provinsi yang kaya akan keanekaragaman dan potensi alam ini.

Provinsi Papua secara resmi dibentuk pada tanggal 1 Mei 1963, setelah wilayah ini menjadi bagian dari Republik Indonesia melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada tahun 1969. Perjalanan historis ini menandai awal dari integrasi Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang membawa harapan besar bagi pembangunan dan kemajuan di wilayah ini.

Sebagai salah satu wilayah yang memiliki luas geografis terbesar di Indonesia, Papua dikenal dengan kekayaan alam yang melimpah, mulai dari tambang emas dan tembaga hingga keindahan alam yang memesona seperti Pegunungan Jayawijaya dan Danau Sentani. Selain itu, Papua juga merupakan rumah bagi beragam suku asli dengan budaya dan tradisi yang unik.

Pada peringatan HUT tahun ini, tema yang diusung adalah “Nusantara Baru, Indonesia Maju”. Tema ini mencerminkan tekad pemerintah dan masyarakat Papua untuk terus berkolaborasi dalam membangun daerah yang mandiri, maju, dan mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional.

Peringatan HUT ini juga menjadi momen refleksi bagi semua pihak untuk mengevaluasi capaian pembangunan di bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Pemerintah daerah menekankan pentingnya kerja sama antara masyarakat lokal, pemerintah pusat, dan pihak swasta untuk mewujudkan Papua sebagai provinsi yang makmur dan sejahtera.

Dalam rangka memeriahkan peringatan HUT Papua, berbagai kegiatan digelar, mulai dari upacara bendera, festival budaya, hingga seminar yang membahas isu-isu strategis bagi pembangunan Papua. Festival budaya menjadi daya tarik utama, di mana masyarakat dapat menyaksikan penampilan tari-tarian tradisional, musik khas Papua, dan pameran kerajinan lokal yang mencerminkan keanekaragaman budaya Papua.

Selain itu, program sosial seperti pengobatan gratis, pemberian beasiswa, dan pelatihan keterampilan juga menjadi bagian penting dari rangkaian perayaan. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus memperkuat rasa kebersamaan.

HUT Provinsi Papua bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momentum untuk menyatukan visi dan misi dalam membangun daerah ini. Dengan potensi sumber daya alam yang besar dan kekayaan budaya yang unik, Papua memiliki peluang untuk menjadi salah satu provinsi terkemuka di Indonesia. Namun, tantangan seperti aksesibilitas, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat lokal masih perlu mendapat perhatian serius.

Ke depan, diharapkan seluruh elemen masyarakat Papua dapat terus menjaga persatuan dan perdamaian, sambil berkontribusi aktif dalam pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Pemerintah pusat dan daerah juga diharapkan terus meningkatkan sinergi demi menciptakan kebijakan yang berpihak pada masyarakat Papua.

Selamat Hari Ulang Tahun Provinsi Papua! Semoga semangat persatuan dan pembangunan terus menjadi landasan bagi kemajuan daerah ini, demi masa depan yang lebih cerah bagi seluruh masyarakat Papua.

 


 Benny Wenda Penyebar Propaganda Yang Ada Di Papua

Pernyataan Benny Wenda mengenai pembentukan Pemerintahan Sementara Papua Barat sebagai bentuk upaya provokasi dan propaganda.

Benny Wenda adalah Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang telah menjadi warga negara Inggris dan kini menetap di negara tersebut. Keberadaan Benny di Inggris tidak memungkinkannya untuk bisa mengumumkan deklarasi kemerdekaan.

Propaganda yang dilancarkan oleh Benny Wenda sebagai upaya untuk merubah opini masyarakat Papua tentang perjuangan dalam membentuk negara Papua.

Dengan berbagai upaya propaganda perjuangan politiknya agar masyarakat Papua terpengaruh dengan hak kemerdekaan orang Papua.

Kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Papua agar tidak terprovokasi dengan pernyataan Benny lantaran dua provinsi di ujung timur Indonesia itu sah menjadi bagian dari NKRI.




 

OPM Menodai Hari Suci Natal dengan menembak Seorang Guru di Distrik Ilaga

Papeda.com-Perayaan Hari Raya Natal yang seharusnya menjadi momen penuh damai dan kebahagiaan ternodai oleh aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok yang diduga Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Dalam insiden tersebut, seorang guru dilaporkan menjadi korban penembakan.

Menurut informasi dari pihak kepolisian, insiden ini terjadi sekitar pukul 18.40 WIT di sebuah area pemukiman yang dikenal sebagai wilayah rawan konflik yang berada di kios samping Polres Puncak. Korban, seorang guru yang bertugas di sekolah dasar lokal, mengalami luka tembak serius dan langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan mengungkap, AT ditembak saat menutup kiosnya. Tiba-tiba muncul anggota OPM dan langsung menembak korban yang mengenai dada. Korban meninggal dunia meskipun sempat dievakuasi ke RSUD Ilaga.

"OPM sebagai pelaku penembakan ini telah menodai perayaan Natal warga. Saat ini pengejaran dilakukan oleh aparat keamanan TNI Polri," ujar Candra dalam keterangannya.

Sementara itu, pemerintah daerah setempat mengimbau warga untuk tetap waspada dan segera melaporkan segala aktivitas mencurigakan di wilayah mereka. Peristiwa ini menambah daftar panjang kekerasan bersenjata yang terjadi di Papua, khususnya di wilayah pegunungan.

Korban yang diketahui bernama Andarias Tanna merupakan guru honorer yang telah mengabdikan dirinya di daerah terpencil tersebut selama beberapa tahun. Aksi ini memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk tokoh agama dan masyarakat yang menilai tindakan tersebut bertentangan dengan semangat Natal.

“Sungguh menyedihkan. Natal adalah momen untuk berbagi kasih, bukan kekerasan. Kami berharap ada langkah tegas untuk mengatasi hal ini,” ujar seorang pemuka agama setempat.

Aparat keamanan, yang terdiri dari gabungan TNI dan Polri, saat ini telah meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah Ilaga untuk mencegah terjadinya insiden serupa serta Apkam saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap OPM yang menembak guru honorer tersebut. Pemerintah juga mengutamakan keselamatan guru dan tenaga kesehatan yang bekerja di daerah rawan konflik seperti ini.





 

Semangat Damai dan Kebersamaan Warnai Natal di Papua

Papeda.com-Perayaan Natal di Papua tahun ini berlangsung dengan penuh khidmat dan sukacita. Masyarakat di berbagai wilayah, dari dataran tinggi hingga pesisir, bersatu merayakan momen kelahiran Yesus Kristus dengan semangat damai dan kebersamaan yang khas.

Di Kampung Yoboi, Kabupaten Jayapura, tradisi bakar batu menjadi bagian penting dari perayaan Natal. Warga bersama-sama memasak makanan seperti ubi, singkong, dan daging dengan cara tradisional, menggunakan batu panas yang ditumpuk rapi di atas daun pisang. Prosesi ini tidak hanya melambangkan syukur tetapi juga mempererat hubungan antarwarga.

"Natal bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga waktu untuk memperkuat tali persaudaraan di antara kita," ujar salah satu tokoh adat, Yohanes Wonda.

Di sisi lain, beberapa gereja di Wamena menggelar misa malam Natal dengan sentuhan budaya lokal. Jemaat mengenakan pakaian adat seperti koteka dan noken, menambah keunikan suasana perayaan.

Perayaan Natal tahun ini di Papua mengusung tema "Damai Natal, Kasih dalam Kehidupan." Pesan ini terasa sangat relevan, mengingat pentingnya menjaga harmoni di tengah keberagaman budaya dan suku di Papua.

Uskup Jayapura, Mgr. Yanuarius Teofilus Matopai You, dalam khutbahnya mengajak umat untuk menjadikan Natal sebagai momen introspeksi diri. "Kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai, baik di keluarga, masyarakat, maupun bangsa. Mari kita hidup saling mengasihi, seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus," ujarnya.

Natal di Papua juga diwarnai dengan berbagai kegiatan sosial. TNI-Polri bersama masyarakat setempat di Kabupaten Pegunungan Bintang, misalnya, membagikan sembako kepada warga yang membutuhkan. Selain itu, beberapa komunitas gereja di Biak dan Merauke mengadakan kunjungan ke panti asuhan, memberikan bantuan dan kado Natal untuk anak-anak.

Di berbagai sudut Papua, lampu-lampu Natal menghiasi rumah-rumah dan gereja. Anak-anak tampak antusias mengikuti pawai Natal, sementara para orang dewasa sibuk mempersiapkan makanan khas untuk disantap bersama keluarga.

Salah seorang warga Jayapura, Maria Tabuni, mengungkapkan harapannya untuk tahun mendatang. "Saya berharap tahun depan lebih damai. Natal ini mengajarkan kita semua untuk hidup rukun dan saling mendukung," ucapnya.

Perayaan Natal di Papua tahun ini menjadi bukti bahwa tradisi, budaya, dan agama dapat berjalan berdampingan, menciptakan keharmonisan di tengah keberagaman. Dengan semangat Natal, masyarakat Papua menyongsong tahun baru dengan penuh harapan dan optimisme.





 

Kejam, Jelang Natal, Guru Honorer Tewas Ditembak OPM

Papeda.com- Ganguan keamanan hingga kini masih terus terjadi di Kabupaten Puncak, Papua Pegunungan. Meski memasuki perayaan Natal namun kekerasan bersenjata tak urung dihentikan. Yang terbaru adalah kejadian penembakan di Kampung Kimak, Distrik Ilaga.

Salah seorang warga sipil bernama Andarias Tanna (36) di tembak oleh orang tidak dikenal (OTK) di kios miliknya pada, Selasa (34/12). 

Korban diketahui berprofesi sebagai guru Honorer disalah satu sekolah di Kabupaten Puncak. Ia mengalami luka tembak dibagian dada kiri. 

keterangan sejumlah saksi yang berada disekitar lokasi kejadian, salah satunya Samuel Sattu (48) menyebutkan, saat itu korban tengah bersiap-siap untuk menutup kiosnya, tiba-tiba muncul OPM menghampiri korban berdiri didepan kios.

Saat itu pelaku "OPM" mengeluarkan senjata api laras pendek (pistol) dari dalam bajunya, lalu menembak korban dari jarak dekat. Korban pun terjatuh lantaran tertembak mengenai dada bagian kiri

Usai melakukan aksinya, OPM  yang diketahui lebih dari satu orang kemudian meninggalkan lokasi kejadian menuju ke arah jalan Kimak.

Warga yang mengetahui kejadian penembakan kemudian melapor ke Polres Puncak, petugas pun langsung merespon dengan mendatangi lokasi kejadian dan mengevakuasi korban ke RSUD Ilaga. Sayangnya nyawa korban tidak dapat diselamatkan.

 

Sebby Sambom mengklaim Pemerintah Indonesia gunakan mata-mata untuk memantau aktivitas OPM

Papeda.com – Tuduhan dari pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) bahwa pemerintah Indonesia menggunakan warga asli Papua sebagai intelijen untuk memata-matai mereka menuai perdebatan sengit. Dalam pernyataan terbaru, Sebby Sambom, juru bicara OPM, menyebut bahwa pemerintah Indonesia memanfaatkan warga Papua untuk mengadu domba antar suku dan melaporkan aktivitas OPM. Pernyataan ini memancing reaksi keras dari masyarakat lokal yang merasa dirugikan oleh tuduhan tersebut.

Sebby Sambom menegaskan bahwa pemerintah Indonesia menggunakan strategi kolonial untuk menguasai Papua, salah satunya dengan melibatkan warga sipil sebagai informan. Menurut Sambom, tindakan ini sengaja dilakukan untuk menciptakan ketegangan antar suku di Papua. “Ini adalah taktik kolonial. Pemerintah Indonesia memanfaatkan warga Papua sebagai alat untuk menghancurkan solidaritas kami dan mengadu domba kami dengan saudara kami sendiri,” ujarnya dalam sebuah wawancara.

Lebih jauh, Sambom menyebut bahwa warga sipil yang dianggap sebagai intelijen diminta melaporkan setiap aktivitas TPNPB-OPM kepada pihak keamanan Indonesia. Hal ini, menurut Sambom, telah merusak hubungan antara OPM dan masyarakat Papua yang selama ini menjadi basis dukungan mereka.

Namun, tuduhan tersebut mendapat bantahan tegas dari sejumlah warga di wilayah konflik, khususnya di Intan Jaya. Warga menegaskan bahwa mereka tidak pernah dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia, melainkan secara sukarela melaporkan keberadaan OPM karena merasa dirugikan oleh aktivitas kelompok bersenjata tersebut.

“Tidak benar kami digunakan pemerintah Indonesia untuk menjadi mata-mata OPM. Kami sendiri yang melaporkan keberadaan mereka karena sudah banyak korban yang jatuh akibat ulah mereka. Saat Pilkada, kami menjadi sasaran konflik yang mereka ciptakan dengan mengadu domba antar suku,” ungkap seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.

Warga juga menyatakan bahwa keberadaan OPM telah membawa ketakutan dan ketidakstabilan di wilayah mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, aksi kelompok bersenjata tersebut kerap dikaitkan dengan penculikan, pembunuhan, dan intimidasi terhadap warga yang tidak mendukung perjuangan mereka. Situasi ini membuat masyarakat semakin enggan untuk mendukung kelompok tersebut.

Tuduhan bahwa pemerintah Indonesia memanfaatkan warga Papua sebagai mata-mata bukanlah hal baru. Namun, dalam konteks kali ini, klaim tersebut dinilai banyak pihak sebagai upaya OPM untuk mengalihkan perhatian dari kritik masyarakat terhadap aktivitas mereka. Pengamat konflik Papua, Samuel Tabuni, menilai bahwa pernyataan Sebby Sambom adalah bagian dari strategi propaganda OPM untuk mempertahankan legitimasi mereka di mata masyarakat Papua.

“Saat ini, dukungan terhadap OPM mulai berkurang di beberapa wilayah Papua, terutama karena masyarakat merasa aktivitas kelompok ini justru merugikan mereka. Tuduhan terhadap pemerintah adalah cara OPM untuk mengalihkan fokus dan mencari simpati,” jelas Tabuni.

Lebih lanjut, Tabuni menjelaskan bahwa konflik di Papua tidak hanya melibatkan pemerintah dan OPM, tetapi juga pertarungan internal di antara kelompok-kelompok bersenjata yang sering kali menyebabkan ketegangan di tingkat lokal. Hal ini diperparah dengan isu politik seperti Pilkada, di mana OPM dituding sebagai salah satu aktor yang menciptakan konflik dengan memanfaatkan perbedaan suku dan kepentingan politik.

Hingga saat ini, pemerintah Indonesia belum memberikan tanggapan resmi terhadap tuduhan yang dilontarkan Sebby Sambom. Namun, sejumlah aparat keamanan di Papua membantah keras klaim tersebut. Mereka menyatakan bahwa informasi yang diterima tentang aktivitas OPM adalah hasil laporan sukarela dari warga yang merasa terganggu oleh aksi-aksi kelompok tersebut.

“Kami tidak pernah meminta warga untuk menjadi mata-mata. Informasi yang kami terima adalah bentuk kesadaran warga yang ingin wilayah mereka aman dari konflik. Ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin tidak ingin dipengaruhi oleh kelompok bersenjata yang merusak kedamaian,” ujar salah seorang pejabat keamanan di Papua.

Konflik antara OPM dan pemerintah Indonesia di Papua sudah berlangsung selama beberapa dekade. Dalam perjalanan waktu, konflik ini telah berkembang menjadi isu yang kompleks, melibatkan aspek politik, ekonomi, budaya, dan sosial. Tuduhan saling mengadu domba antara pemerintah dan OPM hanya menambah keruh situasi, sementara masyarakat sipil menjadi korban utama dari konflik ini.

“Kami ingin damai. Kami sudah terlalu lelah hidup dalam ketakutan. OPM dan pemerintah harus duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini secara damai,” ujar seorang tokoh adat di Intan Jaya.

 

Penyambutan Dan Pembacaan Ikrar Para Eksodus OPM Serta Pembagian Sembako Menjelang Hari Suci Natal

Papeda.com- Dalam momen yang penuh haru dan semangat rekonsiliasi, puluhan eks anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan ikrar kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Acara ini digelar di Kp. Imsum, Distrik Aifat Selatan, Kab. Maybrat, Prov. Papua Barat Daya pada Senin, 23/12/2024.

Tidak hanya itu, acara ini juga dirangkai dengan pembagian sembako untuk warga sekitar dalam rangka menyambut Hari Suci Natal.

Kepala Kampung imsum Bapak Dominggus Ki juga mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh jajaran yang terlibat karena acara dapat terlaksana dengan baik serta pihak Pemerintah dan Apkam sudah menjamin keselamatan dari para Eksodus OPM.

Acara tersebut juga dihadiri oleh anggota Komnas HAM Bapak Friets Ramandey perwakilan Papua yang menyatakan enam point dalam sambutannya:

1.    Atas nama kemanusiaaan saya dan jajaran ada disini.

2.    Saya sudah komunikasi dengan Kapolri dan Panglima TNI bahwa ada jaminan kemanusiaan terhadap simpatisan, eksodus dan para pengungsi.

3. Setelah proses ini saya meminta berilah eksodus kesempatan untuk bisa mengikuti Natal tahun ini dan tetap komunikasi secara intens dengan saya selaku Komnas HAM

4.    Perlakuan yang baik adalah bagian dari penegakan HAM.

5.    Para pengungsi sudah diterima dengan layak dan baik.

6.   Presiden Prabowo telah berkomitmen agar memberi pengampunan terhadap mantan narkoba, eksodus dan pengungsi. Terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo yang kita pilih sekarang ini.

Dalam sambutannya Bapak Friets Ramandey mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah serta pihak TNI/Polri yang sudah menyambut eksodus OPM dengan baik dan tidak ada pelanggaran HAM selama penyambutan dan masyarakat tersebut sudah diberikan tempat yang layak selama proses penyambutan

Dandim 1809/Maybrat Letkol Inf Aprianto Dolly dalam sambutannya menjelaskan bahwa pihaknya akan menjamin seutuhnya mengenai keamanan anggota eksodus OPM yang telah bersedia kembali ke pangkuan NKRI.

“Yth. Bapak Kapolda, Bpk PJ. Bupati, Saya hormati kepada kawan-kawan kita yang telah jalan-jalan di hutan kurang lebih 3 tahun lamanya, kami 3 serangkai akan menjamin keamanan. Demikian terima kasih, Salom," tuturnya.

Dalam sambutannya, Pj. Bupati Maybrat Bapak Vicente Campana Baay menyampaikan bahwa kita bisa berkumpul kembali dan Bapak Presiden juga sudah menjamin keamanan kepada kita semua.

“Tuhan telah memberi hidayah kepada kawan-kawan dari hutan. Kita bisa kumpul lagi bila ada lagi kawan kita yang disana suruh pulang, biar bisa kumpul kembali. Tanah kita cukup subur untuk kita olah. Bapak presiden kita sudah menjamin keamanan kepada kita semua,” ujar Pj. Bupati Maybrat.

“Terkait yang pulang, tolong didata kebutuhannya agar melewati Natal dengan layak. Mereka perlu penyesuaian diri, anggap saja tidak ada yang terjadi, biasa-biasa saja. Kita dalam perlindungan TNI/Polri. Tolong saya dibantu pendataanya. Demikian salam selamat siang,” tambahnya.

Dalam acara pengambilan ikrar tersebut turut hadir juga Kapolda Papua Barat Daya Irjen Pol Gathot Haribowo, dirinya mengajak seluruh saudara yang berada di dalam hutan segera kembali ke NKRI, TNI/Polri akan menjamin keamanan serta tidak akan ada lagi pengejaran kepada masyarakat yang akan bergabung ke NKRI.

“Bapak ibu terima kasih dan kasih dari Yesus Kristus. Tadi ada penekan dari Bapak PJ Bupati, Bapak Dandim, dari saya intinya sama yaitu ajak kawan yang masih di hutan untuk kembali ke tengah-tengah kita. Kita punya tanah yang subur, kami mewakili Polri sebagai pihak keamanan akan jamin keamanan DPO, tetapi nanti tetap melewati proses. Para TNI/Polri tidak ada lagi pengejaran kepada masyarakat yang tidak menganggu keutuhan NKRI.”

Puncak acara ditandai dengan penciuman Bendera Merah Putih dan pembacaan ikrar kesetiaan oleh perwakilan eksodus anggota OPM. Dalam ikrar tersebut, mereka menyatakan komitmen untuk meninggalkan perjuangan bersenjata dan mendukung upaya pembangunan Papua.

“Kami berikrar untuk setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kami berjanji tidak akan terlibat dan mendukung semua kegiatan OPM yang dilaksanakan, NKRI Harga Mati,” ungkap Lukas Kamat salah satu perwakilan pembaca ikrar.



  Sem Sani, Prajurit OPM Kodap VIII Intan Jaya Dibiarkan Sakit Tanpa Pengobatan Selama Setahun Papeda.com- Kabar memilukan kembali muncul ...