Papeda.com-Perayaan Natal di Papua tahun ini berlangsung dengan penuh khidmat dan sukacita. Masyarakat di berbagai wilayah, dari dataran tinggi hingga pesisir, bersatu merayakan momen kelahiran Yesus Kristus dengan semangat damai dan kebersamaan yang khas.
Di Kampung Yoboi, Kabupaten Jayapura, tradisi bakar batu menjadi bagian penting dari perayaan Natal. Warga bersama-sama memasak makanan seperti ubi, singkong, dan daging dengan cara tradisional, menggunakan batu panas yang ditumpuk rapi di atas daun pisang. Prosesi ini tidak hanya melambangkan syukur tetapi juga mempererat hubungan antarwarga.
"Natal bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga waktu untuk memperkuat tali persaudaraan di antara kita," ujar salah satu tokoh adat, Yohanes Wonda.
Di sisi lain, beberapa gereja di Wamena menggelar misa malam Natal dengan sentuhan budaya lokal. Jemaat mengenakan pakaian adat seperti koteka dan noken, menambah keunikan suasana perayaan.
Perayaan Natal tahun ini di Papua mengusung tema "Damai Natal, Kasih dalam Kehidupan." Pesan ini terasa sangat relevan, mengingat pentingnya menjaga harmoni di tengah keberagaman budaya dan suku di Papua.
Uskup Jayapura, Mgr. Yanuarius Teofilus Matopai You, dalam khutbahnya mengajak umat untuk menjadikan Natal sebagai momen introspeksi diri. "Kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai, baik di keluarga, masyarakat, maupun bangsa. Mari kita hidup saling mengasihi, seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus," ujarnya.
Natal di Papua juga diwarnai dengan berbagai kegiatan sosial. TNI-Polri bersama masyarakat setempat di Kabupaten Pegunungan Bintang, misalnya, membagikan sembako kepada warga yang membutuhkan. Selain itu, beberapa komunitas gereja di Biak dan Merauke mengadakan kunjungan ke panti asuhan, memberikan bantuan dan kado Natal untuk anak-anak.
Di berbagai sudut Papua, lampu-lampu Natal menghiasi rumah-rumah dan gereja. Anak-anak tampak antusias mengikuti pawai Natal, sementara para orang dewasa sibuk mempersiapkan makanan khas untuk disantap bersama keluarga.
Salah seorang warga Jayapura, Maria Tabuni, mengungkapkan harapannya untuk tahun mendatang. "Saya berharap tahun depan lebih damai. Natal ini mengajarkan kita semua untuk hidup rukun dan saling mendukung," ucapnya.
Perayaan
Natal di Papua tahun ini menjadi bukti bahwa tradisi, budaya, dan agama dapat
berjalan berdampingan, menciptakan keharmonisan di tengah keberagaman. Dengan
semangat Natal, masyarakat Papua menyongsong tahun baru dengan penuh harapan dan
optimisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar