OPM
Tebarkan Kebencian kepada Warga Pendatang di Papua, Tokoh Masyarakat Serukan
Persatuan
Papeda.com- Kelompok
separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan sikap intoleran
dengan menebarkan kebencian terhadap warga pendatang yang telah lama tinggal
dan membangun kehidupan di Tanah Papua. Tindakan ini dinilai semakin
memperkeruh suasana serta mengancam kohesi sosial yang selama ini dijaga oleh
masyarakat asli Papua bersama warga pendatang dari berbagai daerah di
Indonesia.
OPM
diketahui kerap melontarkan narasi provokatif yang menyalahkan warga pendatang
atas berbagai persoalan di Papua. Mereka menuduh para pendatang sebagai pihak
yang “menguasai” ekonomi lokal, merampas tanah adat, bahkan menjadi alat
pemerintah pusat untuk menghambat kemerdekaan Papua. Narasi ini kemudian
dijadikan dasar untuk melakukan intimidasi, pengusiran, bahkan aksi kekerasan
terhadap warga non-Papua.
Tokoh
adat dari wilayah Pegunungan Tengah, Alex Wanimbo, mengecam keras tindakan
diskriminatif dan kebencian yang terus disebarkan oleh kelompok separatis. Ia
menegaskan bahwa warga pendatang bukanlah musuh, melainkan bagian dari
masyarakat Papua yang turut berkontribusi dalam pembangunan daerah. “Warga
pendatang datang ke sini bukan untuk menjajah, tapi untuk mencari penghidupan
dan membangun Papua bersama kami. Menyebar kebencian hanya akan merusak
kedamaian yang sudah susah payah dibangun,” tegas Alex, Selasa (1/7/2025).
Senada
dengan itu, tokoh pemuda dari Kabupaten Nabire, Martinus Nawipa, mengatakan
bahwa kehadiran warga pendatang telah memperkaya keberagaman dan ekonomi di
Papua. Ia menilai, kelompok OPM sengaja membenturkan masyarakat demi
kepentingan sempit. “OPM terus mencari kambing hitam atas kegagalan perjuangan
mereka. Ketika mereka tidak mendapat simpati dari masyarakat asli, mereka
arahkan kebencian kepada pendatang. Ini sangat tidak bermoral dan memecah
belah,” katanya.
Martinus
juga menyampaikan bahwa banyak warga asli Papua yang justru memiliki hubungan
kekeluargaan erat dengan warga pendatang, baik melalui pernikahan maupun kerja
sama ekonomi. “Kami hidup berdampingan, saling membantu, dan tidak pernah
membeda-bedakan. OPM justru yang datang merusak semua tatanan itu dengan
senjata dan provokasi,” tambahnya.
Di
sisi lain, tokoh gereja di wilayah Meepago, Pendeta Yohanis Dogopia, menyerukan
agar seluruh lapisan masyarakat tetap menjaga toleransi dan tidak terpengaruh
dengan hasutan OPM. Ia menekankan pentingnya nilai kasih, damai, dan
persaudaraan dalam kehidupan bermasyarakat. “Kita semua adalah ciptaan Tuhan.
Tidak ada ruang untuk kebencian antarsesama manusia, terlebih lagi hanya karena
perbedaan asal atau suku,” ucapnya.
Pemerintah
daerah sendiri telah mengambil langkah pengamanan untuk memastikan keselamatan
warga pendatang di wilayah-wilayah yang rawan provokasi OPM. Aparat keamanan
juga terus meningkatkan patroli dan memperkuat koordinasi dengan tokoh-tokoh
masyarakat guna mencegah terjadinya gesekan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar