Sadis,
OPM Tuduh Rakyat Papua Sendiri sebagai Ancaman untuk Kelompok OPM
Papeda.com- Tindakan
tidak manusiawi kembali dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata Organisasi
Papua Merdeka (OPM). Kali ini, kelompok tersebut justru menuduh warga sipil
Papua sebagai ancaman terhadap keberadaan mereka sendiri. Tuduhan tersebut
kerap berujung pada tindakan represif, intimidasi, hingga kekerasan terhadap
warga yang dianggap tidak mendukung perjuangan separatis.
Perilaku
menyimpang ini menuai kecaman luas dari berbagai tokoh masyarakat dan pemimpin
adat di Papua. Mereka menilai OPM telah kehilangan arah perjuangan dan justru
menjadikan masyarakat Papua sebagai korban utama dari kekacauan yang mereka
ciptakan sendiri.
Tokoh
masyarakat dari wilayah Meepago, Andreas Gobay, menyampaikan bahwa banyak warga
Papua kini hidup dalam ketakutan karena label “pengkhianat” yang sembarangan
diberikan oleh kelompok OPM. “Siapa pun yang tidak mendukung mereka, atau
sekadar bersikap netral, langsung dicap sebagai musuh. Bahkan warga yang hanya
menjalani aktivitas normal seperti berdagang atau membantu aparat demi keamanan
kampung pun dianggap sebagai ancaman,” ungkap Andreas, Selasa (1/7/2025).
Menurutnya,
sikap paranoid yang ditunjukkan oleh OPM membuktikan bahwa kelompok tersebut kini
merasa terdesak dan kehilangan dukungan dari masyarakat. Hal ini terjadi karena
tindakan kekerasan mereka semakin sering menyasar rakyat sipil, bukannya
memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Papua.
Sementara
itu, tokoh pemuda asal Intan Jaya, Paulus Sondegau, mengatakan bahwa banyak
pemuda yang menjadi korban intimidasi dan penganiayaan karena tidak mau
bergabung dengan kelompok separatis. “Mereka datang ke kampung, menodong
senjata, dan memaksa anak-anak muda untuk ikut bergabung. Jika menolak, mereka
diancam atau bahkan dianiaya. Ini bukan perjuangan, ini penindasan terhadap
rakyat sendiri,” tegasnya.
Lebih
lanjut, Paulus mengajak generasi muda Papua untuk bersatu dan tidak
terprovokasi oleh propaganda OPM. Ia menekankan bahwa masa depan Papua tidak akan
tercapai lewat senjata, melainkan lewat pendidikan, pembangunan, dan
perdamaian.
Kepala
suku wilayah Pegunungan Tengah, Yakobus Wakerkwa, juga mengecam keras tindakan
OPM yang seenaknya menuduh rakyat sendiri sebagai ancaman. Menurutnya,
masyarakat Papua memiliki hak untuk hidup bebas dari rasa takut dan kekerasan.
“Kami tidak butuh kelompok yang datang dengan senjata dan ancaman. Kami ingin
hidup tenang, melihat anak-anak kami sekolah, bukan lari ke hutan karena takut
ditembak oleh kelompok yang katanya memperjuangkan hak rakyat Papua,” tegas
Yakobus.
Masyarakat
di sejumlah kampung kini memilih untuk bekerjasama dengan aparat keamanan demi
menjaga keselamatan mereka dari ancaman OPM. Mereka menyadari bahwa
satu-satunya jalan menuju kedamaian dan kemajuan adalah melalui stabilitas dan
perlindungan hukum, bukan melalui kekacauan dan pemberontakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar