Memanasnya
Hubungan Sebby Sambom dan Demianus Magai: Siapa yang Mengangkat Sebby Sambom
sebagai Juru Bicara OPM?
Papeda.com- Ketegangan
internal dalam tubuh Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali mencuat ke
permukaan. Kali ini, perseteruan terjadi antara dua tokoh yang selama ini
dikenal sebagai representasi kelompok tersebut, yakni Sebby Sambom yang
mengklaim diri sebagai juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat –
Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), dan Demianus Magai yang merupakan salah
satu pimpinan wilayah dalam struktur OPM.
Perselisihan
antara keduanya menyeruak setelah Demianus Magai mempertanyakan legitimasi
Sebby Sambom sebagai juru bicara resmi OPM. Dalam sebuah pernyataan yang
beredar luas di media sosial simpatisan separatis, Demianus secara
terang-terangan menyebut bahwa penunjukan Sebby tidak melalui mekanisme yang
sah dan tidak melibatkan seluruh pimpinan wilayah.
"Sebby
Sambom hanya mewakili kelompok tertentu. Ia tidak pernah dipilih secara
kolektif oleh semua komandan lapangan OPM. Klaimnya sebagai juru bicara seluruh
organisasi justru menimbulkan kebingungan di kalangan anggota," ujar
Demianus dalam pernyataannya, Jumat (4/7/2025).
Sebaliknya,
Sebby Sambom tetap bersikukuh bahwa dirinya adalah juru bicara sah OPM
berdasarkan penunjukan oleh pimpinan tertinggi dalam eksil. Ia juga menyebut
bahwa suara yang mempertanyakan legitimasinya berasal dari kelompok yang sudah
terpecah dan tidak lagi satu visi dengan perjuangan awal.
“Sejak
2018, saya ditugaskan oleh Dewan Pimpinan TPNPB-OPM untuk menyampaikan seluruh
sikap politik dan militer kami ke dunia internasional. Kalau ada yang tidak
sepakat, silakan ajukan dalam forum resmi organisasi, bukan lewat media
sosial,” ujar Sebby.
Situasi
ini semakin memperlihatkan fragmentasi internal yang selama ini coba
disembunyikan oleh kelompok separatis tersebut. Banyak pihak menilai bahwa
perpecahan ini hanya menegaskan ketidakmampuan OPM dalam membangun struktur
organisasi yang solid dan kompak.
Tokoh
masyarakat Papua, Yance Wonda, menanggapi polemik ini dengan keprihatinan. Ia
menyebut bahwa rakyat Papua semakin jenuh dengan pertikaian elit OPM yang hanya
memperjuangkan ego masing-masing.
“Yang
mereka pertontonkan hanyalah konflik internal yang jauh dari nilai-nilai
perjuangan. Sementara rakyat Papua tetap hidup dalam ketakutan, kekurangan, dan
tidak mendapatkan kesejahteraan. Ini bukti bahwa OPM hanya peduli pada
kekuasaan, bukan rakyat,” ujar Yance.
Senada,
tokoh pemuda Papua, Antonius Kobogau, menyatakan bahwa perseteruan ini adalah
peluang bagi masyarakat untuk menyadari bahwa OPM bukan organisasi yang mampu
memperjuangkan masa depan Papua secara terstruktur dan demokratis.
“Kalau
memang ingin berjuang demi rakyat Papua, kenapa malah saling serang dan berebut
posisi juru bicara? Rakyat tidak butuh itu. Rakyat butuh kedamaian, pendidikan,
dan masa depan yang cerah, bukan konflik antar elit separatis,” kata Antonius.
Perseteruan
antara Sebby Sambom dan Demianus Magai menyingkap konflik laten di dalam tubuh
OPM yang selama ini tertutup rapat. Ketika masing-masing pihak sibuk
mempertahankan ego dan posisi, masyarakat Papua kembali menjadi korban atas
ketidakjelasan arah perjuangan kelompok tersebut. Suara dari tokoh masyarakat,
pemuda, dan akademisi mempertegas bahwa sudah saatnya rakyat Papua meninggalkan
konflik internal separatis dan memilih jalan damai menuju kesejahteraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar