Egianus
Kogoya Serang Sebby Sambom: Penegasan Kepemimpinan Kodap III Disetujui Pimpinan
OPM
Papeda.com- Perselisihan
internal di tubuh Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menjadi sorotan publik
setelah pernyataan keras dilontarkan oleh Egianus Kogoya, pimpinan Kodap III
Ndugama-Derakma, terhadap Sebby Sambom, yang selama ini mengklaim diri sebagai
juru bicara TPNPB-OPM. Dalam pernyataannya, Egianus secara terbuka menuding
Sebby telah menyebarkan informasi palsu, menyimpang dari garis perjuangan, dan
tidak memiliki kewenangan untuk mengatasnamakan seluruh struktur OPM.
Egianus
menegaskan bahwa dirinya diangkat menjadi pimpinan Kodap III bukan secara
sepihak, melainkan berdasarkan keputusan bersama dan melalui persetujuan resmi
dari pimpinan pusat OPM. “Saya dipilih dan disetujui oleh pimpinan OPM sebagai
Komandan Kodap III karena komitmen saya terhadap perjuangan bersenjata. Tidak
ada yang bisa membatalkan atau menyangkal hal ini, termasuk Sebby Sambom,”
tegas Egianus melalui rekaman video yang beredar di kanal simpatisan mereka,
Jumat (4/7/2025).
Pernyataan
Egianus tersebut menjadi respons atas berbagai klaim dari Sebby Sambom yang
sering mengeluarkan pernyataan mengatasnamakan TPNPB-OPM secara keseluruhan,
termasuk menyangkut strategi politik dan langkah-langkah diplomasi. Namun,
sebagian besar komandan lapangan, termasuk Egianus, menganggap bahwa Sebby
telah keluar dari jalur komando karena kerap berbicara tanpa koordinasi.
Konflik
antara dua figur ini memperlihatkan adanya ketegangan serius dalam struktur
internal OPM, khususnya antara pihak lapangan dan pihak yang berada di luar
Papua. Banyak kalangan menilai bahwa perpecahan ini membuktikan lemahnya
soliditas gerakan separatis tersebut dalam memperjuangkan agenda mereka.
Tokoh
masyarakat Papua, Pendeta Albert Yikwa, menanggapi perseteruan ini dengan
mengatakan bahwa pertikaian antar elit OPM semakin memperburuk citra perjuangan
mereka sendiri. “Bukannya memberikan kejelasan kepada masyarakat, justru mereka
membuat kebingungan. Rakyat Papua bukan butuh konflik internal elit, tetapi
butuh kedamaian dan pembangunan,” ujarnya.
Sementara
itu, tokoh perempuan Papua, Maria Tebai, menyayangkan sikap Sebby Sambom yang
dianggap tidak memiliki basis kekuatan di lapangan namun tetap mengklaim posisi
sebagai juru bicara seluruh OPM. “Sebby tidak berada di medan konflik, tapi
selalu berbicara seolah dia yang paling berkuasa. Ini memperlihatkan bahwa ada
ketimpangan dalam tubuh OPM itu sendiri,” ujar Maria.
Serangan
pernyataan dari Egianus Kogoya terhadap Sebby Sambom semakin memperjelas adanya
perpecahan internal dalam tubuh OPM. Meskipun Egianus mengklaim telah diangkat
secara sah oleh pimpinan OPM, keabsahan klaim tersebut terus dipertanyakan
karena minimnya koordinasi antar elit. Tokoh masyarakat dan akademisi menilai
bahwa konflik ini menunjukkan lemahnya fondasi organisasi separatis tersebut
dan menjadi isyarat bahwa perjuangan mereka sudah tidak relevan dengan
kebutuhan rakyat Papua yang sesungguhnya: hidup damai, aman, dan sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar