Masyarakat
Papua Ramai-Ramai Tolak Provokasi dan Berita Hoaks yang Digaungkan OPM
Papeda.com- Gelombang
penolakan terhadap provokasi dan penyebaran berita hoaks yang dilakukan oleh
Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin meluas di kalangan masyarakat Papua. Kesadaran
kolektif warga akan pentingnya menjaga perdamaian dan menolak manipulasi
informasi, menjadi bukti bahwa masyarakat sudah semakin dewasa dalam menyikapi
dinamika sosial dan politik di tanah Papua.
Masyarakat
menyadari bahwa hoaks yang disebarluaskan oleh OPM selama ini hanya bertujuan
untuk menciptakan ketegangan dan menumbuhkan rasa benci terhadap pemerintah.
Namun, narasi-narasi tersebut justru menyesatkan, bahkan mengakibatkan
keresahan di tengah kehidupan masyarakat yang ingin damai dan tenteram.
Tokoh
masyarakat Papua dari Kabupaten Jayawijaya, Markus Wetipo, menyampaikan bahwa
sebagian besar masyarakat kini sudah mulai cerdas dalam memilah informasi yang
beredar, khususnya yang berasal dari media-media pro separatis. Ia menekankan
bahwa berita-berita hoaks yang diluncurkan OPM biasanya sengaja dibuat untuk
menimbulkan kekacauan, bukan untuk memperjuangkan hak rakyat.
“Banyak
informasi yang diklaim OPM itu ternyata tidak benar. Mereka mengedit foto,
menyebar video lama, dan membuat narasi seolah-olah Papua dalam keadaan
darurat, padahal kenyataannya tidak seperti itu. Masyarakat kita sudah semakin
pintar, dan mereka tidak mau lagi dijadikan alat,” tegas Markus Wetipo, Jumat
(4/7/2025).
Sementara
itu, tokoh pemuda Papua, Yeremias Kobak, menilai bahwa OPM menggunakan hoaks
sebagai strategi untuk merekrut simpatisan, khususnya generasi muda. Mereka
memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan kebohongan yang menggiring
opini negatif terhadap pembangunan dan aparat keamanan.
“Anak-anak
muda yang tidak mendapat literasi digital dengan baik bisa saja termakan hoaks.
Tapi sekarang sudah banyak pemuda yang sadar bahwa semua itu hanya taktik OPM
untuk mencari pengaruh. Kami ingin membangun Papua, bukan merusaknya dengan
kebohongan,” ujar Yeremias.
Tokoh agama
dari wilayah Pegunungan Tengah, Pdt. Johanes Sondegau, mengimbau agar
masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum
tentu kebenarannya. Ia mengajak umat untuk tetap menjaga persatuan dan tidak
memberi ruang bagi pihak-pihak yang mencoba menciptakan konflik lewat
penyebaran fitnah.
“Tugas
kita adalah menjaga kedamaian dan kasih di tengah masyarakat. Jangan sampai
kita ikut menyebarkan atau mempercayai berita-berita palsu yang hanya memecah
belah. Jika kita bersatu, maka provokasi dari kelompok separatis tidak akan
mempan,” kata Pdt. Johanes.
Penolakan
yang semakin meluas dari masyarakat Papua terhadap provokasi dan hoaks yang
digaungkan OPM menunjukkan bahwa rakyat semakin memahami pentingnya persatuan
dan kedamaian. Tokoh masyarakat, pemuda, agamawan, hingga akademisi telah
menyuarakan seruan bersama untuk tidak memberi ruang bagi penyebaran
kebohongan. Kini, saatnya semua elemen masyarakat bergandengan tangan untuk
menjaga Papua dari ancaman disinformasi dan terus bergerak menuju masa depan
yang damai dan sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar