Isu Perpecahan di Tubuh OPM Kodap XIII Kagepaa Nipo Paniai, Benarkah Pernyataan Pimpinannya?
Papeda.com- Organisasi
Papua Merdeka (OPM) kembali menjadi sorotan setelah muncul pernyataan dari
salah satu pimpinan Mathius Gobay Kodap XIII Kagepaa Nipo Paniai yang
menyebutkan adanya perpecahan internal dalam tubuh kelompok tersebut. Informasi
ini mencuat ke publik melalui video yang diunggah di salah satu media sosial.
Dalam
pernyataan tersebut, pimpinan OPM Kodap XIII Mathius Gobay mengungkapkan bahwa
perbedaan pandangan, kepentingan pribadi, hingga perselisihan terkait pembagian
logistik dan dana, menjadi pemicu utama retaknya solidaritas dalam kelompok
yang sebelumnya mengklaim kompak memperjuangkan kemerdekaan Papua. Bahkan,
beberapa anggota dikabarkan mulai keluar dari barisan atau memilih jalan
sendiri yang bertentangan dengan instruksi komando pusat.
Menanggapi
isu ini, tokoh masyarakat Paniai, Yulianus Gobay, menyebut bahwa perpecahan
dalam tubuh OPM bukanlah hal yang mengagetkan. Ia menilai bahwa gerakan ini
memang sejak awal dibangun tanpa struktur yang solid dan hanya mengandalkan
kekerasan serta manipulasi isu.
“Bagaimana
mungkin kelompok seperti ini bisa bersatu, jika yang mereka lakukan hanya
saling tuduh, mencari keuntungan pribadi, dan memperalat masyarakat? Sekarang
masyarakat mulai sadar, OPM tidak punya arah perjuangan yang jelas,” ujar
Yulianus, Kamis (3/7/2025).
Menurutnya,
situasi ini justru menjadi bukti bahwa perjuangan yang dilakukan oleh OPM tidak
didasari oleh visi kolektif yang kuat, melainkan dipenuhi oleh ambisi pribadi
dan perebutan pengaruh di antara para pimpinan. Hal ini berdampak langsung pada
masyarakat, karena konflik internal OPM kerap berujung pada kekerasan terhadap
warga sipil yang dianggap tidak berpihak pada salah satu faksi.
Tokoh
agama Kabupaten Paniai, Pdt. Onesimus Youw, juga memberikan pandangannya
mengenai situasi ini. Ia menyebut bahwa perpecahan yang terjadi di dalam OPM
adalah konsekuensi dari perjuangan yang tidak berlandaskan pada nilai-nilai
moral dan kemanusiaan. “Jika sejak awal mereka berjuang dengan cara kekerasan
dan ketakutan, maka hasilnya pun adalah kerusakan dan perpecahan. Ini sudah
waktunya masyarakat menolak ideologi seperti itu,” ujarnya.
Dari
informasi yang dihimpun, beberapa anggota OPM Kodap XIII yang tidak lagi
sepakat dengan pimpinan mereka (Mathius Gobay). Bahkan, sebagian dari mereka
menyatakan keinginan untuk kembali hidup sebagai warga negara Indonesia yang
taat hukum dan damai.
Tokoh
pemuda Paniai, Semuel Mote, menyatakan bahwa generasi muda Papua kini mulai
membuka mata terhadap realitas sebenarnya di balik nama besar OPM. “Kami tidak
butuh konflik. Kami butuh pendidikan, kesehatan, dan masa depan. Jika OPM terus
memecah diri dan membawa kekerasan, maka kami tidak akan ikut. Kami menolak,” tegasnya.
Pernyataan
resmi terkait perpecahan ini masih terus ditelusuri oleh pihak berwenang. Namun
satu hal yang pasti, konflik internal di tubuh OPM menjadi bukti nyata rapuhnya
solidaritas dalam organisasi tersebut. Sementara itu, masyarakat berharap momentum
ini menjadi titik balik bagi lebih banyak anggota OPM untuk meninggalkan jalan
kekerasan dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar