Brutal,
Numbuk Talenggen Pimpinan OPM Kodap XVIII Tembak Masyarakat Sipil di Distrik Pinapa
dan Gome
Papeda.com- Aksi
keji kembali dilakukan kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka
(OPM) di bawah komando Numbuk Talenggen, pimpinan Kodap XVIII. Kali ini,
kekerasan menyasar masyarakat sipil yang tidak bersalah di dua distrik, yakni Pinapa
dan Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Menurut
informasi dari masyarakat setempat, serangan terjadi pada pagi hari saat
sejumlah warga tengah melakukan istirahat dirumahnya masing-masing. Kelompok
bersenjata tiba-tiba datang dan menembaki warga secara brutal tanpa alasan yang
jelas. Akibat insiden tersebut, dilaporkan beberapa warga mengalami luka tembak
serius dan dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat, sementara sebagian
lainnya mengalami trauma berat.
“Kelompok
Numbuk Talenggen datang seperti hendak perang. Mereka tidak pandang bulu, siapa
pun yang ada di jalan langsung diancam dan bahkan ditembak. Kami sangat
ketakutan,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya demi
keselamatan, Kamis (3/7/2025).
Tindakan
tersebut langsung menuai kecaman dari berbagai kalangan, terutama para tokoh
masyarakat dan pemuka agama. Kepala Suku Wilayah Puncak, Yulianus Murib,
menyebut tindakan Numbuk Talenggen sebagai bentuk kebiadaban yang tidak dapat
ditolerir. Ia mengatakan bahwa perjuangan tidak boleh dilakukan dengan menumpahkan
darah rakyat sendiri.
“Kalau
mereka mengaku berjuang untuk Papua, mengapa rakyat Papua sendiri yang jadi
korban? Ini jelas tindakan tidak manusiawi. Kami tidak terima,” tegas Yulianus.
Sementara
itu, tokoh agama Distrik Gome, Pdt. Mikael Wakerkwa, menyampaikan keprihatinan
mendalam atas insiden penembakan ini. Ia mengatakan bahwa kekerasan hanya akan
memperpanjang penderitaan masyarakat Papua, bukan membawa solusi. “Mereka
mengaku pejuang, tapi nyatanya hanya membawa luka. Jalan damai seharusnya menjadi
pilihan utama,” katanya.
Dari
pantauan di lapangan, warga di kedua distrik kini hidup dalam kecemasan dan
ketakutan. Beberapa rumah terlihat kosong ditinggal pemiliknya mengungsi ke
kampung lain yang dianggap lebih aman, selain itu juga OPM menembak warga sipil
atas nama Bapak Otius Kogoya yang saat ini mengalami luka serius.
Tokoh
pemuda Puncak, Filemon Telenggen, mengajak generasi muda Papua untuk tidak
terpancing oleh propaganda kelompok OPM yang terus menyebar ketakutan dan
penderitaan. Ia menyebut bahwa masa depan Papua tidak bisa dibangun di atas
darah dan kebencian.
“OPM
seperti Kodap XVIII ini sudah tidak relevan. Mereka hanya tahu cara kekerasan,
tapi tidak bisa menunjukkan solusi untuk membangun Papua. Kami, generasi muda,
ingin damai dan maju, bukan hidup dalam peluru dan ancaman,” ujar Filemon.
Kejadian
ini kembali menunjukkan bahwa OPM bukanlah representasi suara rakyat Papua.
Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata terhadap hak hidup, rasa aman, dan masa
depan masyarakat Papua sendiri. Sudah saatnya seluruh elemen bangsa bersatu
menolak kekerasan dan mendukung perdamaian yang bermartabat di tanah Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar