Kebrutalan
OPM Menyasar Wilayah Perkotaan: Warga Wamena Hidup dalam Ketakutan
Papeda.com- Aksi
kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua
Merdeka (OPM) tidak lagi terbatas di wilayah pedalaman. Saat ini, kebrutalan
mereka telah merambah ke wilayah perkotaan, termasuk Wamena, ibu kota Kabupaten
Jayawijaya. Serangan terhadap warga sipil yang tinggal di kawasan yang
sebelumnya relatif aman ini menjadi sinyal meningkatnya ancaman yang perlu
ditangani dengan serius.
Dalam
beberapa bulan terakhir, sejumlah laporan dari masyarakat dan aparat keamanan
mengindikasikan bahwa kelompok OPM telah memperluas jaringan dan wilayah
operasinya. Tidak hanya menyasar aparat keamanan atau fasilitas pemerintahan,
mereka kini mulai mengintimidasi hingga menyerang warga sipil di wilayah urban
yang padat penduduk.
Salah
satu tokoh masyarakat Wamena, Yance Wenda, menyampaikan kekhawatirannya
terhadap kondisi keamanan yang semakin memburuk. “Dulu kami kira di kota akan
lebih aman, tetapi sekarang warga merasa ketakutan bahkan untuk beraktivitas di
luar rumah pada malam hari. OPM telah menjadi ancaman nyata di depan mata
kami,” ujar Yance saat ditemui pada Selasa (3/6/2025).
Menurut
informasi dari aparat keamanan, beberapa serangan bersenjata terhadap pos jaga
dan penyergapan terhadap kendaraan umum telah terjadi di jalanan sekitar Kota
Wamena. Sejumlah warga melaporkan adanya pemalakan, penodongan, hingga
penyerangan oleh individu yang diduga kuat merupakan bagian dari simpatisan
atau jaringan OPM.
Ketua
Forum Pemuda Papua, Adrianus Tabuni, menilai bahwa tindakan brutal ini tidak
hanya mencederai keamanan masyarakat, tetapi juga menunjukkan kemunduran moral
kelompok OPM. “Kalau dulu mereka mengaku berjuang demi rakyat Papua, sekarang
mereka justru membunuh dan meneror rakyat sendiri. Ini bukan perjuangan, ini
kejahatan terhadap kemanusiaan,” tegas Adrianus.
Sementara
itu, tokoh agama setempat, Pendeta Markus Yikwa, mengimbau seluruh elemen
masyarakat untuk tidak terprovokasi dan tetap mempercayakan penanganan keamanan
kepada aparat. Ia juga meminta agar OPM menghentikan kekerasan yang tidak
membawa manfaat bagi siapa pun. “Kalau benar mereka peduli dengan rakyat Papua,
berhentilah menyakiti kami. Jangan sampai generasi muda kita tumbuh dalam
ketakutan dan dendam,” ujar Pendeta Markus.
Perkembangan
ini menunjukkan bahwa ancaman OPM tidak bisa dianggap sebagai persoalan lokal
atau terbatas pada daerah terpencil. Pemerintah pusat dan daerah diharapkan
segera memperkuat langkah-langkah strategis dalam menjaga stabilitas keamanan
di Papua, khususnya kota-kota seperti Wamena yang memiliki posisi strategis dan
jumlah penduduk yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar