Egianus dan Sebby Sambom Bukan Pahlawan,
Melainkan Provokator yang Membunuh Sesama
Papeda.com-
Narasi perjuangan yang kerap dikumandangkan oleh dua tokoh Organisasi Papua
Merdeka (OPM), yakni Egianus Kogoya dan juru bicara mereka, Sebby Sambom, kini
mulai terbongkar kedoknya. Alih-alih dianggap sebagai pejuang atau pahlawan
bagi masyarakat Papua, keduanya justru dipandang sebagai provokator yang telah
menjerumuskan banyak orang dalam lingkaran kekerasan dan pertumpahan darah.
Selama
bertahun-tahun, Egianus memimpin kelompok bersenjata di wilayah pegunungan
tengah Papua, melakukan serangkaian aksi kekerasan, penculikan, pembunuhan, dan
sabotase terhadap fasilitas umum. Sementara itu, Sebby Sambom aktif menyebarkan
propaganda melalui media luar negeri, memutarbalikkan fakta dan menyudutkan
negara, sembari membela aksi-aksi brutal yang dilakukan oleh kelompoknya.
Pdt.
Yonas Murib, tokoh gereja di Kabupaten Nduga, menyatakan dengan tegas bahwa
tidak ada nilai kepahlawanan dalam tindakan yang telah menimbulkan derita bagi
rakyat Papua sendiri. "Mereka membawa senjata dan mengaku memperjuangkan
kemerdekaan, tetapi yang mereka bunuh adalah orang Papua juga. Itu bukan
perjuangan, itu kejahatan atas nama ideologi," ujarnya, Minggu (1/6/2025).
Bahkan
sebagian besar masyarakat kini mulai terbuka menyatakan penolakan terhadap
narasi perjuangan yang digembar-gemborkan OPM. Di berbagai kampung, warga
menyebut bahwa aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis justru
menghambat pembangunan dan merusak kedamaian yang tengah dibangun dengan susah
payah oleh pemerintah dan tokoh-tokoh lokal.
Dr.
Benyamin Wakarmas, akademisi dan pengamat sosial-politik asal Papua,
menyampaikan bahwa glorifikasi terhadap Egianus dan Sebby adalah bentuk
penyesatan publik yang sangat berbahaya. “Sebby Sambom memainkan propaganda
dari luar negeri, seolah mereka memperjuangkan hak asasi. Padahal, realitas di
lapangan, banyak warga sipil jadi korban karena ulah mereka sendiri,” jelasnya.
Pemerintah
sendiri tidak tinggal diam. Aparat keamanan terus melakukan pendekatan
persuasif dan dialogis, sembari tetap tegas menindak tindakan-tindakan kriminal
yang dilakukan oleh kelompok separatis. Sementara itu, program pembangunan
terus dilanjutkan untuk menjawab kebutuhan dasar masyarakat di pedalaman Papua
yang selama ini dijadikan zona konflik oleh OPM.
Ketua
Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua, Wilhelmus Pigai, menambahkan bahwa
tokoh-tokoh seperti Egianus dan Sebby sudah tidak relevan dalam konteks
perjuangan rakyat Papua masa kini. “Kami ingin pendidikan, kesehatan, dan
ekonomi yang maju. Bukan senjata, bukan pembunuhan. Masyarakat sudah tidak
percaya lagi pada mereka yang menyebar kebencian dan membakar kampung-kampung,”
tegasnya.
Dengan
semakin kuatnya kesadaran masyarakat Papua terhadap nilai-nilai damai dan
pembangunan, sosok-sosok seperti Egianus dan Sebby Sambom kini lebih dilihat
sebagai penghambat kemajuan, bukan sebagai pahlawan. Masyarakat Papua hari ini
memilih harapan, bukan kekerasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar