Banyak Merugikan, Tindakan yang Dilakukan
OPM di Tanah Papua
Papeda.com- Tindakan
yang terus dilakukan oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM)
semakin hari kian merugikan masyarakat Papua secara luas. Tidak hanya
menyebabkan instabilitas keamanan, aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok ini
juga menimbulkan kerugian sosial, ekonomi, hingga psikologis bagi warga sipil
yang berada di wilayah konflik.
Dalam
beberapa tahun terakhir, OPM tercatat melakukan berbagai tindakan destruktif,
mulai dari penembakan terhadap warga sipil, penyanderaan tenaga medis dan guru,
pembakaran fasilitas umum, hingga pemalakan terhadap kendaraan logistik.
Serangkaian aksi ini tidak hanya menghambat proses pembangunan di Papua, namun
juga menimbulkan ketakutan dan trauma mendalam di kalangan masyarakat.
Tokoh
adat dari wilayah Pegunungan Tengah, Yonas Wonda, menilai bahwa OPM telah
menyimpang jauh dari perjuangan yang mereka klaim. “Apa yang mereka lakukan
hari ini bukan lagi perjuangan, melainkan kejahatan terhadap rakyat sendiri.
Mereka menyerang warga, membakar sekolah, dan memeras petani. Itu bukan ciri
pejuang, tapi perusak,” tegasnya, Senin (23/6/2025).
Salah
satu bentuk kerugian paling nyata adalah terhambatnya pembangunan
infrastruktur, terutama di daerah-daerah pedalaman Papua. Pekerjaan jalan,
jembatan, dan fasilitas publik kerap terhenti karena ancaman dari kelompok OPM.
Bahkan, beberapa perusahaan konstruksi memutuskan menghentikan operasionalnya
karena faktor keamanan yang tidak kondusif.
Pendeta
Abraham Korwa dari wilayah pesisir Papua menyampaikan keprihatinannya terhadap
kondisi yang dialami masyarakat akibat aksi OPM. “Saya melihat sendiri
bagaimana masyarakat trauma. Mereka takut ke ladang, takut anaknya sekolah,
karena sewaktu-waktu bisa saja terdengar tembakan. Ini bukan cara membela
rakyat, ini menyiksa rakyat,” ucapnya.
Selain
itu, kelompok OPM juga diketahui kerap melakukan pemalakan terhadap masyarakat
yang melintasi jalan-jalan utama seperti Trans Papua. Pengendara, sopir
angkutan, bahkan warga biasa dipaksa menyetor uang demi kepentingan kelompok
bersenjata tersebut. Hal ini membuat beban ekonomi masyarakat semakin berat,
terutama bagi mereka yang hidup dari usaha kecil dan sektor informal.
Tokoh
pemuda Papua, Yulianus Mirin, menyampaikan bahwa generasi muda kini semakin
sadar akan dampak negatif dari kehadiran OPM di tanah Papua. “Kami ingin damai,
ingin belajar dan bekerja. Tindakan mereka hanya menghambat masa depan
anak-anak muda Papua. Saatnya kita bangkit dan tolak kekerasan,” ujarnya.
Dengan
semakin terbukanya suara-suara dari berbagai elemen masyarakat, semakin jelas
bahwa tindakan OPM tidak hanya ilegal, tetapi juga secara moral tidak dapat
dibenarkan. Rakyat Papua semakin menyadari bahwa kekerasan bukanlah jalan
menuju kemerdekaan, melainkan jalan menuju kehancuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar