OPM Kembali
Lakukan Kekejaman: Orang Asli Papua Jadi Korban, Bahkan dari Suku Sendiri
Papeda.com- Aksi
kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua
Merdeka (OPM) kembali menjadi sorotan. Dalam laporan terbaru dari masyarakat lokal
di wilayah pegunungan Papua, diketahui bahwa OPM tidak hanya menyerang aparat
negara, tetapi juga melakukan tindakan penyiksaan hingga pembunuhan terhadap
warga sipil yang notabene merupakan Orang Asli Papua (OAP), bahkan berasal dari
suku yang sama.
Seorang
tokoh adat yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa seorang
warga dari suku Nduga dipukuli dan kemudian dibunuh oleh anggota OPM karena
menolak memberikan logistik kepada kelompok tersebut. “Yang dibunuh itu saudara
kita sendiri, satu suku, hanya karena dia tidak mau bantu mereka. Ini bukan
perjuangan, ini penyiksaan,” ujarnya penuh duka.
Sefnat
Magai, tokoh masyarakat dari Kabupaten Puncak Jaya, mengecam keras tindakan
keji tersebut. “Ini adalah bentuk nyata pengkhianatan terhadap semangat
persaudaraan Orang Asli Papua. OPM sudah melampaui batas. Mereka bukan lagi
pejuang, tapi penindas rakyatnya sendiri,” ujarnya.
Maria
Tabuni, tokoh perempuan dan pegiat kemanusiaan di wilayah Lanny Jaya, menilai
bahwa kekerasan terhadap sesama suku adalah bentuk degradasi moral yang
membahayakan generasi muda. “Anak-anak kita trauma, mereka takut ke ladang,
takut ke sekolah, karena melihat kekerasan terus terjadi. Kita tidak boleh
diam. Kita harus bersuara dan menolak kekerasan atas nama apapun.”
Pdt.
Yonas Kogoya, salah satu tokoh gereja di wilayah Pegunungan Tengah, mengajak
semua pihak untuk bersatu dan tidak termakan propaganda OPM. “Kalau mereka
benar memperjuangkan rakyat, mengapa rakyat yang mereka sakiti? Kita harus
berdoa dan berani melawan tindakan ini dengan kedamaian. Jangan ada lagi darah
sesama saudara yang tumpah.”
Markus
Tekege, ketua Forum Komunikasi Tokoh Adat Papua, turut menyampaikan seruan
kepada pemerintah dan aparat keamanan untuk lebih melindungi masyarakat yang
tinggal di daerah rawan konflik. “Mereka yang tinggal di pedalaman adalah
korban. Jangan biarkan mereka hidup dalam ketakutan karena kelompok bersenjata
yang mengaku pejuang. Kita butuh negara hadir secara nyata di kampung-kampung
kami.”
Sementara
itu, sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda Papua menyerukan agar masyarakat
tidak lagi tertipu oleh propaganda OPM. Mereka menegaskan bahwa kekejaman yang
dilakukan kelompok tersebut jelas mencoreng nilai-nilai kemanusiaan dan adat
istiadat Papua yang menjunjung tinggi kedamaian dan persaudaraan.
Aksi-aksi
kejam OPM ini menunjukkan bahwa perjuangan yang mereka gaungkan selama ini
bukan untuk kepentingan rakyat Papua secara umum, tetapi lebih mengarah pada
ambisi segelintir orang yang haus kekuasaan. Pemerintah diharapkan terus meningkatkan
pendekatan humanis, pembangunan, dan kehadiran aparat yang bersinergi dengan
masyarakat demi mewujudkan kedamaian di Tanah Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar