Masyarakat
Adat Suku Marind Nyatakan Dukungan Penuh terhadap Program PSN 1 Juta Hektar
Penanaman Padi di Wanam
Papeda.com- Komitmen
pemerintah pusat dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional melalui program
strategis nasional (PSN) penanaman padi seluas 1 juta hektar di Wanam,
Kabupaten Merauke, mendapat sambutan hangat dan dukungan penuh dari masyarakat
adat, khususnya Suku Marind yang merupakan penduduk asli di wilayah tersebut.
Ketua
Dewan Adat Suku Marind, Yosep Ndiken, menyampaikan secara terbuka bahwa pihaknya
bersama para kepala suku dan tokoh masyarakat telah melakukan musyawarah adat
dan memutuskan untuk mendukung penuh program PSN penanaman padi. Ia menegaskan
bahwa selama proses pembangunan memperhatikan nilai-nilai adat dan tidak
mengganggu wilayah sakral masyarakat.
“Kami
melihat bahwa program ini membawa harapan besar. Pemerintah hadir dengan
rencana nyata untuk memanfaatkan lahan kami yang luas dan subur, tapi juga
mengajak kami sebagai mitra. Ini yang membuat kami percaya dan mendukung,”
ujarnya, Rabu (21/5/2025).
Menurut
Yosep, masyarakat Marind selama ini telah lama mengenal pertanian secara
tradisional, namun terbatas dalam skala kecil. Dengan adanya intervensi
teknologi dan akses modal dari negara, masyarakat yakin bahwa sektor pertanian
bisa menjadi penggerak ekonomi lokal yang utama di masa depan.
Program
Strategis Nasional 1 juta hektar ini merupakan bagian dari kebijakan ketahanan
pangan nasional yang diarahkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor
beras, memperkuat distribusi pangan antarwilayah, dan menjadikan Indonesia
sebagai negara yang mandiri dalam produksi pangan pokok.
Program
ini akan melibatkan masyarakat lokal dalam seluruh tahapan dari pembukaan
lahan, penanaman, hingga distribusi hasil panen. Pendekatan partisipatif ini diyakini
akan memperkuat rasa kepemilikan masyarakat terhadap program dan hasilnya.
Dalam
pelaksanaan tahap awal program, pemerintah telah melakukan pemetaan sosial dan
ekologi secara menyeluruh, dengan melibatkan para pemuka adat untuk memastikan
bahwa tidak ada tanah ulayat yang digunakan tanpa izin atau konsultasi.
Pendekatan ini menjadi contoh nyata bagaimana pembangunan nasional dapat
selaras dengan pelestarian nilai-nilai budaya lokal.
Maria
Kanume, tokoh perempuan Marind yang juga aktif dalam komunitas petani lokal,
mengungkapkan bahwa keterlibatan perempuan dalam program ini sangat penting.
“Kami, para mama, ingin turut serta menanam padi. Selama ini kami bertani untuk
konsumsi sendiri. Kalau sekarang ada program besar, kami harap diberi pelatihan
dan akses langsung,” katanya.
Dukungan
masyarakat adat terhadap program ini juga didorong oleh harapan akan perbaikan
kondisi ekonomi dan sosial. Dengan terbukanya lahan pertanian skala besar,
diperkirakan ribuan tenaga kerja lokal akan terserap dalam jangka menengah
hingga panjang.
Pemerintah
Provinsi Papua Selatan menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh proyek ini
dengan menyiapkan regulasi dan fasilitasi untuk penguatan kelembagaan petani
lokal, termasuk pembentukan koperasi tani Marind dan integrasi dengan program
desa mandiri pangan.
Pj
Gubernur Papua Selatan, Drs. Apolo Safanpo, M.Si, menegaskan bahwa pendekatan
partisipatif yang menghormati hak adat menjadi prinsip utama dalam pelaksanaan
PSN ini. “Papua Selatan adalah tanah berkat. Kami ingin semua masyarakat,
terutama suku Marind, menikmati manfaat dari program ini. Tidak boleh ada pihak
yang dirugikan. Semua harus mendapat tempat dalam pembangunan,” ungkapnya.
Dukungan
masyarakat adat Suku Marind terhadap Program Strategis Nasional 1 juta hektar
penanaman padi di Wanam menjadi fondasi kuat bagi keberhasilan proyek ini.
Dengan prinsip kemitraan dan pelibatan aktif komunitas lokal, program ini tidak
hanya akan memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi tonggak
sejarah baru bagi kemandirian ekonomi masyarakat Papua Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar