Kehadiran
Apkam di Kampung Yuguru, Papua Pegunungan, Bukti Nyata Pemerintah dalam
Menangani Kasus Konflik di Wilayah Papua
Papeda.com- Pemerintah
Indonesia melalui aparat keamanan (Apkam) terus menunjukkan komitmennya dalam
menangani konflik dan menciptakan stabilitas di wilayah Papua. Salah satu bukti
nyata dari komitmen tersebut adalah kehadiran Apkam di Kampung Yuguru, Distrik
Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, yang selama
ini dikenal sebagai salah satu wilayah rawan gangguan kelompok bersenjata.
Kehadiran
aparat bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga sebagai bentuk nyata
perlindungan terhadap masyarakat sipil yang selama bertahun-tahun hidup dalam
bayang-bayang ketakutan akibat aksi kekerasan yang dilakukan kelompok separatis
bersenjata.
Kampung
Yuguru berada di wilayah pegunungan terpencil yang selama ini sulit diakses
baik oleh pemerintah maupun lembaga sosial. Topografi yang berat serta
keterbatasan infrastruktur menjadikan wilayah ini kurang mendapat perhatian dan
rentan terhadap infiltrasi kelompok separatis, seperti Organisasi Papua Merdeka
(OPM) dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Selama
beberapa tahun terakhir, masyarakat di Kampung Yuguru kerap mengalami gangguan
keamanan, seperti perampasan hasil kebun, ancaman fisik, hingga kekerasan
bersenjata. Warga hidup dalam ketakutan dan aktivitas ekonomi serta pendidikan
pun lumpuh.
Namun,
sejak awal tahun 2025, pemerintah melalui TNI-Polri mulai menerapkan pendekatan
baru berbasis perlindungan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Salah
satunya adalah dengan menempatkan satuan tugas khusus di wilayah Yuguru untuk
memastikan rasa aman bagi masyarakat setempat.
Kehadiran
aparat keamanan di Kampung Yuguru membawa angin segar bagi masyarakat. Tidak
hanya melakukan patroli rutin, personel TNI-Polri juga terlibat dalam kegiatan
sosial seperti pelayanan kesehatan, perbaikan fasilitas umum, dan pendampingan
pendidikan.
Respons
masyarakat terhadap kehadiran Apkam sebagian besar positif. Banyak warga
mengaku merasa lebih aman dan mulai berani kembali menjalani aktivitas harian
seperti berkebun, berdagang, bahkan menghidupkan kembali sekolah yang sempat
vakum akibat konflik.
Salah
seorang tokoh masyarakat Yuguru, Yonas Murib, menyatakan bahwa kehadiran aparat
membawa perubahan besar. “Dulu kami tidur tidak nyenyak karena takut diserang
kelompok bersenjata. Sekarang, kami merasa aman. Anak-anak bisa sekolah lagi,
dan kami bisa pergi ke kebun tanpa rasa khawatir,” katanya, Kamis (24/4/2025).
Ia
juga menambahkan bahwa masyarakat mendukung penuh kehadiran negara selama
aparat bersikap bijak dan menghormati adat serta nilai-nilai lokal. “Kami
senang jika negara hadir untuk melindungi, bukan menakuti. Dan sejauh ini, para
tentara dan polisi sudah menunjukkan itu,” tambahnya.
Selain
pengamanan, pemerintah juga mulai menginisiasi berbagai program pembangunan di
Yuguru. Kementerian Sosial bersama pemerintah daerah mengirimkan bantuan
logistik, alat pertanian, serta mendirikan pos pelayanan kesehatan darurat. Dinas
Pendidikan juga menugaskan guru relawan untuk kembali mengajar anak-anak di
kampung.
Salah
satu program yang mendapat apresiasi adalah pengadaan sekolah darurat berbasis
komunitas. Dengan dukungan personel TNI, bangunan sederhana yang berfungsi
sebagai ruang kelas mulai dioperasikan sejak awal Maret 2025. “Kami senang
sekali bisa belajar lagi. Dulu sekolah rusak dan guru tidak berani datang,”
ujar Rina, siswi kelas 5 SD di Yuguru.
Program-program
ini diharapkan menjadi pemicu kembalinya kehidupan normal di daerah-daerah yang
sempat dikosongkan akibat konflik. Pemerintah menyatakan bahwa pembangunan akan
terus berlanjut seiring meningkatnya stabilitas keamanan.
Di
sisi lain, kehadiran aparat di Yuguru secara tidak langsung mempersempit ruang
gerak kelompok separatis. Beberapa laporan intelijen menyebut bahwa OPM
mengalami penurunan dukungan di lapangan karena masyarakat semakin menyadari
bahwa aksi kekerasan mereka justru menyengsarakan rakyat.
Kehadiran
Apkam di Kampung Yuguru menjadi simbol bahwa negara tidak tinggal diam terhadap
penderitaan masyarakat Papua. Langkah ini bukan sekadar operasi keamanan,
melainkan bagian dari upaya panjang membangun Papua yang damai, adil, dan
sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar