OPM
Dinilai Bukan Pejuang Papua, Melainkan Pelaku Kekerasan dan Penjahat
Kemanusiaan terhadap Rakyatnya Sendiri
Papeda.com- Klaim
Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai pejuang pembebasan Papua kembali menuai
kecaman dari berbagai elemen masyarakat. Banyak tokoh menilai bahwa tindakan
brutal, tidak berperikemanusiaan, dan destruktif yang dilakukan oleh kelompok
tersebut telah menjadikan OPM bukan sebagai pembela rakyat, melainkan penjahat
genosida yang menindas rakyat Papua di tanah kelahirannya sendiri.
Dalam
beberapa tahun terakhir, aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh OPM telah
menelan banyak korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Pembunuhan,
pembakaran fasilitas umum, penyanderaan guru dan tenaga kesehatan, serta
pemaksaan ideologi separatis menjadi bagian dari pola kekerasan yang terus
dilakukan oleh kelompok ini.
Tokoh
masyarakat Papua, Yulianus Murib, mengatakan bahwa tidak ada satu pun bentuk
perjuangan yang sah jika mengorbankan nyawa rakyat sendiri. “Mereka mengaku
berjuang atas nama rakyat Papua, tapi yang mereka bunuh juga orang Papua. Ini
bukan perjuangan, ini bentuk penindasan baru di atas tanah sendiri,” tegas
Yulianus.
Ia
menambahkan bahwa tindakan OPM terhadap masyarakat sipil menunjukkan gejala
kejahatan kemanusiaan bahkan mendekati tindakan genosida. “Ketika suatu
kelompok bersenjata dengan sengaja membunuh, memeras, dan membuat warga trauma
serta melarikan diri dari kampung halamannya, itu sudah bukan lagi perjuangan
melainkan itu kejahatan,” ujarnya, Selasa (15/7/2025).
Senada
dengan itu, tokoh agama Papua, Pendeta Yakob Tebai, menyatakan bahwa segala
bentuk kekerasan atas nama ideologi adalah bentuk pelanggaran terhadap
nilai-nilai kemanusiaan dan agama. Ia menekankan bahwa rakyat Papua tidak
pernah meminta kekerasan, melainkan kedamaian dan kesejahteraan.
“OPM
telah kehilangan arah. Mereka tidak lagi memperjuangkan rakyat, tapi
memperjuangkan kepentingan kelompok kecil yang ingin berkuasa. Mereka menyebar
ketakutan, bukan harapan,” kata Pendeta Yakob dalam khotbahnya kepada jemaat di
daerah Pegunungan Tengah.
Masyarakat
Papua kini mulai berani bersuara dan menolak keterlibatan dalam gerakan OPM
yang justru menindas rakyat Papua sendiri. Sebaliknya, mereka menyerukan
pentingnya persatuan, pembangunan, dan perdamaian yang sejati, bukan melalui
senjata, tapi melalui dialog dan kerja nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar