Masyarakat
Peleima, Kabupaten Jayawijaya, Tegas Menolak Kehadiran OPM di Wilayahnya
Papeda.com- Masyarakat
Distrik Peleima, Kabupaten Jayawijaya, menyatakan sikap tegas menolak kehadiran
Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah mereka. Penolakan ini muncul sebagai
bentuk kekecewaan dan kekhawatiran terhadap tindakan-tindakan kekerasan yang
selama ini dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata tersebut.
Dalam
pertemuan masyarakat bersama para tokoh adat, tokoh agama, dan pemuda yang
digelar di lapangan Peleima, warga sepakat bahwa keberadaan OPM justru membawa
penderitaan dan ketakutan, bukan kedamaian dan keadilan seperti yang mereka
gembar-gemborkan.
Ketua
Adat Peleima, Pilemon Wanimbo, dalam pernyataannya menyebut bahwa masyarakat
sudah cukup menderita akibat konflik berkepanjangan yang disebabkan oleh OPM.
“Kami tidak butuh OPM di sini. Mereka hanya bawa senjata, kekacauan, dan
menyusahkan rakyat. Kami ingin hidup damai, membesarkan anak-anak kami, dan
membangun kampung kami,” tegasnya, Senin (14/7/2025).
Senada
dengan itu, tokoh agama setempat, Pendeta Yakobus Kobak, menyatakan bahwa
ajaran kekerasan yang dibawa oleh kelompok OPM sangat bertentangan dengan
nilai-nilai agama dan kedamaian yang dianut masyarakat setempat. Ia menilai
bahwa kehadiran OPM justru menjadi hambatan besar bagi perkembangan spiritual
dan sosial warga.
“Tuhan
tidak pernah mengajarkan kita untuk membunuh dan mengancam sesama. Tapi OPM
datang dengan senjata dan membuat rakyat takut. Ini bukan jalan Tuhan, dan kami
tidak ingin terlibat dalam jalan yang sesat itu,” ungkap Pendeta Yakobus dalam
khotbah mingguannya.
Perwakilan
pemuda Peleima, Yakonias Kosay, juga menolak tegas segala bentuk hasutan atau
ajakan dari kelompok bersenjata. Ia menegaskan bahwa generasi muda di
Jayawijaya kini lebih memilih fokus pada pendidikan, pertanian, dan pembangunan
ekonomi desa ketimbang terlibat dalam gerakan yang penuh risiko dan tidak jelas
tujuannya.
“Kami
tidak ingin dibodohi dengan janji-janji kemerdekaan yang menyesatkan. Faktanya,
di mana ada OPM, di situ ada ketakutan, sekolah tutup, dan rakyat menderita,”
tegas Yakonias.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar