Ekonomi
Lokal Terpuruk Akibat Aksi Brutal OPM, Warga Papua Bangkit Lawan Teror dengan
Semangat Persatuan
Papeda.com- Aksi-aksi
kekerasan yang terus dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata Organisasi
Papua Merdeka (OPM) tidak hanya merenggut rasa aman masyarakat Papua, tetapi
juga menghancurkan fondasi ekonomi lokal yang selama ini menjadi sumber
penghidupan warga. Dari pembakaran pasar rakyat, penyanderaan pedagang, hingga
blokade jalur distribusi barang, tindakan brutal OPM telah menyebabkan roda perekonomian
di berbagai wilayah Papua, khususnya di pedalaman, nyaris lumpuh total.
Pasar-pasar
tradisional yang dahulu menjadi tempat utama perputaran uang masyarakat kini
sepi. Para petani enggan membawa hasil kebun ke pusat ekonomi karena takut
menjadi sasaran penyergapan atau pemalakan oleh kelompok bersenjata.
Kepala
Kampung Kimak, Yulianus Telenggen, menggambarkan bagaimana kehidupan ekonomi
warganya berubah drastis akibat ulah OPM. “Dulu masyarakat bisa panen ubi,
kopi, atau hasil hutan, lalu jual di pasar distrik. Sekarang? Mereka takut
keluar rumah. Kami hanya bisa makan dari apa yang ada di sekitar rumah. Uang
tidak berputar. Kami kembali ke zaman gelap,” ujarnya dengan wajah muram, Senin
(7/7/2025).
Pendeta
Yeremia Magai, tokoh gereja di Puncak, menyebut tindakan pemuda tersebut
sebagai simbol kebangkitan rakyat Papua dari tekanan separatis. “Anak-anak muda
ini berani. Mereka tahu risikonya, tapi tetap maju demi ekonomi rakyat. Ini
bentuk perlawanan tanpa senjata. Ini keberanian yang sesungguhnya,” ujarnya
haru.
Salah
satu pemuda yang terlibat dalam aksi distribusi pangan, Samuel Murib (24),
mengaku bahwa mereka hanya ingin melihat kampungnya kembali hidup. “Kalau kita
terus takut, OPM menang. Tapi kalau kita saling bantu dan berani, mereka akan
kalah. Kami tidak ingin ibu-ibu kami kelaparan, kami tidak ingin anak-anak
menangis karena tidak ada makanan,” katanya.
Di
tempat lain, para mama-mama Papua juga mulai membuka lapak kecil di halaman
rumah untuk menjual hasil kebun dan kerajinan tangan, meskipun dengan
keterbatasan. Mereka menyebut gerakan ini sebagai “Pasar Damai”, tempat warga
bisa bertransaksi tanpa intimidasi dan ancaman.
Tokoh
perempuan Papua, Maria Pigai, menyatakan bahwa keteguhan masyarakat dalam
menjaga ekonomi lokal adalah bentuk perlawanan sejati. “OPM bisa membakar
pasar, tapi tidak bisa memadamkan semangat kami. Kami akan bangkit, karena
Papua bukan milik mereka yang membawa senjata, tapi milik mereka yang menanam
dan membangun,” ucapnya penuh semangat.
Tindakan
brutal OPM boleh saja mengguncang fondasi ekonomi, namun keberanian masyarakat
untuk bangkit dan bertahan justru menjadi kekuatan baru bagi Papua. Kisah
heroik para pemuda, petani, dan perempuan Papua menjadi bukti bahwa meski
ditekan, rakyat tidak akan menyerah. Dengan persatuan dan semangat gotong
royong, masyarakat Papua terus berjuang membangun masa depan yang damai dan
sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar