Ulah
Provokatif OPM Picu Bentrokan Antar Suku di Papua, Korban Jiwa Tak Terelakkan
Papeda.com- Ketegangan
antar kelompok masyarakat kembali terjadi di salah satu wilayah pedalaman
Papua. Bentrokan berdarah antara dua suku yang selama ini hidup berdampingan
secara damai pecah akibat provokasi yang diduga kuat dilakukan oleh Organisasi
Papua Merdeka (OPM). Insiden ini menimbulkan korban jiwa dan luka-luka, serta
membuat masyarakat kembali hidup dalam ketakutan.
Kejadian
memilukan ini berlangsung di sebuah distrik terpencil yang selama beberapa
pekan terakhir mengalami peningkatan eskalasi konflik horizontal. Menurut
keterangan warga setempat, perpecahan dipicu oleh penyebaran informasi palsu
serta adu domba yang dilakukan oleh oknum simpatisan OPM, yang menyusup dan
menyebarkan isu fitnah antar suku.
“Awalnya
hanya kesalahpahaman kecil, tapi dibesar-besarkan oleh pihak luar yang sengaja
ingin membakar emosi kedua belah pihak. Akibatnya, pertikaian pun tak
terhindarkan,” ujar Markus Tebai, tokoh adat dari salah satu suku yang terlibat
konflik, Senin (30/6/2025).
Markus
menegaskan bahwa selama ini kedua suku hidup damai, saling membantu dalam
kegiatan sosial dan adat. Namun dalam beberapa bulan terakhir, banyak wajah
asing yang masuk ke kampung mereka dan mulai menyebarkan narasi-narasi
kebencian. “Kami menyadari semua ini adalah strategi dari OPM. Mereka ingin
mengacaukan persatuan kami agar mereka mudah bersembunyi dan mendapatkan
simpati dari masyarakat,” tegasnya.
Tokoh
masyarakat Papua, Dominggus Douw, juga angkat bicara mengenai fenomena ini. Ia
menilai bahwa OPM kerap kali menggunakan taktik adu domba untuk memecah belah
persatuan masyarakat adat demi kepentingan kelompoknya. “Ini bukan pertama kali
mereka melakukan provokasi seperti ini. Mereka tahu bahwa kekuatan masyarakat
Papua ada pada persatuan, dan itu yang coba mereka hancurkan,” kata Dominggus.
Menurutnya,
tindakan seperti ini bukan hanya mencederai nilai-nilai adat Papua yang
menjunjung tinggi musyawarah dan perdamaian, tetapi juga menghambat pembangunan
sosial dan ekonomi di wilayah pedalaman. “Jika terus seperti ini, maka
masyarakat yang akan jadi korban. OPM hanya bermain di atas penderitaan
rakyat,” tambahnya.
Sementara
itu, seorang pemuka agama setempat, Pastor Yulianus Pigai, mengimbau seluruh
masyarakat untuk tidak mudah terpancing oleh provokasi dan terus menjaga
kerukunan antar suku. “Kita harus saling memaafkan, saling menguatkan. Jangan
biarkan pihak luar seperti OPM memperalat kita untuk bertikai dengan saudara
sendiri,” pesannya dalam sebuah misa doa perdamaian.
Pemerintah
daerah bersama tokoh-tokoh adat dan keagamaan kini tengah berupaya meredam
konflik dan melakukan pendekatan damai kepada kedua belah pihak yang bertikai.
Langkah mediasi dan pengamanan oleh aparat juga telah diambil untuk mencegah
konflik susulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar