Sebby
Sambom Kian Kehilangan Dukungan, Masyarakat Papua Tak Lagi Percaya pada
Propaganda OPM
Papeda.com- Nama
Sebby Sambom, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi
Papua Merdeka (TPNPB–OPM), kini kian memudar di mata masyarakat Papua. Sikap
dan pernyataannya yang kerap menyulut provokasi serta menyesatkan opini publik
dinilai sudah tidak relevan dan bahkan merugikan masyarakat Papua itu sendiri.
Masyarakat
di berbagai wilayah Papua mulai bersuara lantang menolak segala bentuk
propaganda yang dilontarkan oleh Sebby Sambom, yang selama ini berbasis di luar
negeri. Banyak warga menilai bahwa Sambom hanya menjadi corong provokasi yang
tak mencerminkan realitas hidup masyarakat Papua, terutama mereka yang selama
ini terdampak langsung oleh aksi kekerasan bersenjata dari kelompok separatis.
Ketua
Dewan Adat Suku Mee, Yulius Dogopia, menegaskan bahwa Sebby Sambom dan
kelompoknya telah kehilangan kepercayaan masyarakat adat. “Apa yang disuarakan
oleh Sebby Sambom dari luar negeri tidak mencerminkan kehendak rakyat Papua.
Kami ingin hidup damai, membangun negeri, bukan terus-menerus menjadi korban
kekerasan dan propaganda,” ujar Yulius dalam pernyataannya di Nabire, Rabu (4/6/2025).
Menurutnya,
tindakan yang dilakukan oleh OPM dan didukung oleh Sambom telah menyebabkan
ketakutan di kampung-kampung, serta menghambat pembangunan dan pelayanan dasar
seperti pendidikan dan kesehatan. “Dia hanya bicara di media, sementara rakyat
kami menderita,” tambahnya.
Pdt.
Johanes Yikwa dari Persekutuan Gereja Papua juga mengkritik keras
pernyataan-pernyataan provokatif Sebby Sambom yang dianggap memperkeruh
suasana. “Dalam ajaran iman, kita diajarkan untuk berdamai dan mengampuni. Tapi
yang dilakukan oleh tokoh seperti Sebby Sambom justru menabur kebencian. Itu bukan
jalan yang diberkati,” katanya dalam sebuah khotbah di Wamena.
Ia
menambahkan bahwa masyarakat Papua kini lebih memilih pendekatan damai dan
dialog konstruktif dengan pemerintah dibanding jalan kekerasan. “Banyak anak
muda Papua ingin sekolah, bekerja, dan berkontribusi. Bukan mengangkat
senjata.”
Sekretaris
Daerah Kabupaten Puncak, Markus Tabuni, menilai bahwa kehadiran tokoh-tokoh
seperti Sebby Sambom sudah tidak diperlukan lagi dalam dinamika pembangunan
Papua ke depan. “Kita butuh tokoh pembangunan, bukan provokator. Kami sedang
bangun jalan, jembatan, sekolah jangan dirusak oleh narasi yang menyesatkan,”
tegasnya.
Sementara
itu, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Wilayah Papua Tengah,
Damasus Degei, mengajak generasi muda Papua untuk lebih cerdas menyaring
informasi. “Jangan mudah percaya pada tokoh-tokoh luar negeri yang tidak tahu
kondisi kita. Sudah saatnya kita bangun Papua dengan damai, bukan dengan
senjata.”
Fenomena
penolakan terhadap Sebby Sambom mencerminkan kesadaran baru di tengah
masyarakat Papua yang mulai jenuh dengan kekerasan dan janji-janji kosong.
Masyarakat kini lebih percaya pada pendekatan damai, pembangunan, dan persatuan
dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar