Serangan
Brutal OPM di Intan Jaya Menyebabkan Banyak Korban dan Pengungsian Massal
Papeda.com- Kelompok
separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali melakukan aksi
kekerasan brutal di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, yang menewaskan sejumlah
warga sipil serta memicu gelombang pengungsian massal. Insiden yang terjadi
pada awal pekan ini menjadi salah satu serangan paling berdarah sepanjang tahun
2025 dan menuai kecaman luas dari berbagai pihak.
Menurut
informasi dari pihak aparat keamanan, OPM menyerang sejumlah kampung di Distrik
Hitadipa dan Distrik Sugapa secara membabi buta. Serangan tersebut tidak hanya
menargetkan aparat keamanan, namun juga menyerang warga sipil yang tengah
menjalani aktivitas sehari-hari. Sejumlah rumah dibakar, fasilitas umum
dirusak, dan warga yang mencoba menyelamatkan diri turut menjadi korban
kebrutalan.
“Ini
bukan lagi perjuangan, tapi kekejaman yang tidak berperikemanusiaan,” ujar Pdt.
Samuel Dogopia, tokoh gereja di Intan Jaya. Ia menyampaikan keprihatinan
mendalam atas penderitaan masyarakat sipil yang kerap menjadi korban dalam
konflik bersenjata antara kelompok separatis dan aparat keamanan,Rabu (4/6/2025).
Kepala
Suku Besar Meepago, Yonas Wakerkwa, mengecam tindakan OPM yang dinilainya telah
mencemarkan nilai-nilai luhur masyarakat Papua. “OPM telah mencederai harkat
dan martabat orang Papua sendiri. Mereka mengaku berjuang untuk Papua, tapi
nyatanya mereka membunuh orang Papua. Itu pengkhianatan terhadap rakyat,”
tegasnya.
Pemerintah
Kabupaten Intan Jaya pun bergerak cepat untuk menangani para pengungsi. Bupati
Natalis Tabuni menginstruksikan seluruh perangkat daerah untuk fokus pada
penanganan darurat dan pemulihan pasca serangan. “Kami tidak akan tinggal diam.
Kemanusiaan harus dikedepankan. Kita akan bantu semua warga yang terdampak,”
ujarnya dalam konferensi pers singkat di Sugapa.
Sementara
itu, Lembaga Perlindungan Anak Papua (LPAP) mengungkapkan keprihatinan mendalam
atas trauma yang dialami anak-anak akibat pengungsian dan kekerasan. Mereka
meminta perhatian khusus dari pemerintah pusat dan lembaga internasional untuk
membantu rehabilitasi psikologis para korban, terutama anak-anak dan perempuan.
Serangan
OPM di Intan Jaya menjadi tamparan keras terhadap upaya perdamaian di Papua.
Tindakan kekerasan yang membabi buta bukan saja memperburuk citra perjuangan
mereka, tetapi juga merusak kehidupan masyarakat yang selama ini hanya ingin
hidup damai dan tenteram. Para tokoh masyarakat dan pemerintah kini bersatu
menyerukan satu pesan: tidak ada ruang bagi kekejaman di atas Tanah Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar