Pimpinan
OPM Mayor Wendinus Tabuni Meninggal karena Sakit, Tak Mendapat Perawatan Layak
Papeda.com- Kabar
duka datang dari jajaran Organisasi Papua Merdeka (OPM). Salah satu pimpinan
senior mereka, Mayor Wendinus Tabuni, dilaporkan meninggal dunia akibat sakit
yang dideritanya. Namun yang mengejutkan, kematian tersebut diduga terjadi
karena kelalaian kelompoknya sendiri yang tidak memberikan perawatan medis yang
layak, bahkan membiarkan sang komandan hingga menghembuskan napas terakhir.
Mayor
Wendinus Tabuni diketahui menjabat sebagai Komandan Batalion Pintu TPNPB Kodap
III Ndugama Derakma, sebuah posisi strategis dalam struktur kelompok bersenjata
tersebut. Namun, wafatnya Wendinus justru mengungkap sisi lain dari dinamika
internal OPM, yakni minimnya solidaritas dan perhatian terhadap sesama anggota
yang tengah mengalami kondisi darurat.
Menurut
informasi yang di beberkan oleh Sebby Sambom bahwa almarhum telah menunjukkan gejala sakit sejak
beberapa waktu lalu. Namun, tidak ada langkah serius dari pihak kelompok OPM
untuk membawa Wendinus ke fasilitas kesehatan atau bahkan memberikan perawatan
tradisional yang layak.
"Sangat
disayangkan bahwa seorang komandan seperti Wendinus hanya dibiarkan begitu saja
dalam kondisi sakit. Tidak ada upaya untuk menyelamatkannya. Ini menunjukkan
lemahnya empati dan kepemimpinan dalam tubuh OPM," ungkap Sebby Sambom,
Selasa (10/6/2025)
Juru
bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, dalam keterangannya mengakui bahwa pihaknya
kehilangan sosok penting dalam perjuangan bersenjata di Papua. Ia menyampaikan
duka mendalam atas kepergian Wendinus Tabuni, namun di sisi lain juga
mengkritik keras kurangnya perhatian dari kelompok terhadap para anggotanya.
"Kami
kehilangan salah satu komandan lapangan terbaik kami. Mayor Wendinus Tabuni
telah berjuang dalam berbagai operasi sejak lama. Namun, kematiannya menjadi
tamparan keras bagi kami semua, karena dia tidak mendapat perawatan yang
seharusnya," ujar Sebby Sambom.
Ia
menambahkan bahwa kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran penting bagi
struktur komando OPM untuk lebih manusiawi dalam memperlakukan sesama
pejuangnya. "Perjuangan bukan hanya soal senjata, tapi juga soal
solidaritas. Kita tidak boleh membiarkan pejuang kita mati pelan-pelan karena
sakit," tambahnya.
Wafatnya
Wendinus Tabuni juga memicu guncangan dalam struktur kepemimpinan di Kodap III
Ndugama Derakma. Beberapa anggota dilaporkan mulai kebingungan dengan arah
gerakan, mengingat Wendinus selama ini menjadi sosok yang cukup disegani dan
menjadi penggerak utama kegiatan kelompok.
Sebby
Sambom menyebutkan bahwa kematian Wendinus bisa menjadi awal dari disintegrasi
internal.
"Pemimpin
seperti Wendinus berperan besar dalam menjaga semangat dan disiplin kelompok.
Tanpa pemimpin yang kuat, anggota yang berada di bawah pimpinannya kehilangan
arah dan saling bertentangan," jelasnya.
Kematian
Mayor Wendinus Tabuni menjadi bukti nyata rapuhnya sistem solidaritas dan
kemanusiaan di tubuh OPM. Ketika seorang pimpinan sekaliber dirinya dibiarkan
meninggal karena sakit tanpa perawatan, maka hal tersebut tidak hanya
menunjukkan kelemahan logistik, tetapi juga lunturnya nilai kemanusiaan dalam
kelompok yang mengklaim memperjuangkan hak rakyat Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar