OPM
Tebar Kebencian terhadap Warga Pendatang, Tokoh Papua Desak Persatuan
Papeda.com- Situasi
keamanan di beberapa wilayah Papua kembali menjadi sorotan setelah beredar
informasi bahwa kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali
menyebarkan ujaran kebencian terhadap warga pendatang. Kelompok tersebut
disebut-sebut secara terbuka menyalahkan kehadiran warga non-Papua sebagai
penyebab ketimpangan sosial dan ekonomi di wilayah tersebut.
Penyebaran
narasi provokatif ini bukan hanya menciptakan ketegangan antarwarga, tetapi
juga membahayakan keselamatan pendatang yang selama ini berperan aktif dalam
kegiatan pembangunan, pendidikan, hingga pelayanan kesehatan di Papua. Beberapa
peristiwa penyerangan terhadap para pendatang juga dikaitkan dengan agitasi
yang disebarkan oleh OPM melalui berbagai kanal komunikasi bawah tanah dan
selebaran.
Menanggapi
hal ini, tokoh adat dari wilayah Lembah Baliem, Pdt. Yulianus Wetipo,
menyampaikan keprihatinannya. Ia menilai bahwa tindakan menyebarkan kebencian
terhadap pendatang merupakan bentuk penyesatan yang membahayakan keutuhan
sosial masyarakat Papua.
"Kami
hidup berdampingan dengan warga dari berbagai suku dan latar belakang selama
puluhan tahun. Masyarakat Papua tidak pernah diajarkan untuk membenci, justru
kami menghargai kebersamaan. OPM telah menyimpang jauh dari nilai-nilai
itu," tegas Yulianus, Selasa (10/6/2025).
Menurutnya,
kehadiran pendatang di Papua turut membantu mengisi kekosongan tenaga
profesional di berbagai sektor. Ia juga menyebut bahwa memfitnah dan menyerang
warga pendatang hanya akan memperburuk citra Papua dan memperlambat
pembangunan.
Pemerhati
sosial dari Universitas Cenderawasih, Dr. Melkias Nawipa, juga turut memberikan
pandangannya. Ia menjelaskan bahwa narasi yang dibawa OPM bersifat manipulatif
dan hanya ditujukan untuk membangun kebencian berbasis identitas.
"OPM
memainkan emosi dengan membenturkan masyarakat asli Papua dengan pendatang. Ini
adalah strategi lama yang digunakan untuk mendapatkan simpati melalui cara-cara
destruktif. Mereka ingin menciptakan musuh imajiner untuk membenarkan
kekerasan," ujar Dr. Melkias.
Ia
menambahkan bahwa masyarakat Papua harus lebih kritis dan tidak mudah
terprovokasi oleh propaganda yang justru merusak solidaritas antarwarga.
Ujaran
kebencian yang disebarkan OPM terhadap warga pendatang tidak hanya mencederai
nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga mengganggu kedamaian yang selama ini
diperjuangkan oleh masyarakat Papua sendiri. Para tokoh masyarakat kini berdiri
teguh menolak upaya adu domba yang dimainkan oleh kelompok bersenjata, dan
menyerukan persatuan dalam keberagaman sebagai kunci menuju Papua yang damai
dan sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar