OPM
Kembali Buat Resah Warga Distrik Sinak, Ancaman Bunuh Warga Sipil jika Tak
Bergabung
Papeda.com- Situasi
keamanan di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua kembali diguncang oleh
tindakan intimidatif dari kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Kelompok tersebut dilaporkan mengancam akan membunuh warga sipil yang menolak
bergabung atau memberikan dukungan terhadap perjuangan bersenjata mereka.
Ancaman
tersebut dilaporkan terjadi pada awal Juni 2025, ketika sejumlah anggota OPM
memasuki beberapa kampung dan mengumpulkan warga. Dalam pertemuan paksa
tersebut, mereka menegaskan bahwa siapa pun yang tidak mendukung perjuangan
mereka akan dianggap sebagai musuh dan layak disingkirkan.
Sejumlah
warga yang berhasil dihubungi melalui jaringan komunikasi terbatas
mengungkapkan bahwa mereka kini hidup dalam ketakutan. Aktivitas sehari-hari
terganggu, dan banyak dari mereka memilih mengungsi ke kampung-kampung terdekat
atau hutan demi menyelamatkan diri dari ancaman kekerasan.
"Mereka
(OPM) datang dan menodong senjata. Kami disuruh ikut mereka atau dianggap
musuh. Ini sangat tidak manusiawi. Kami hanya ingin hidup tenang dan aman
bersama keluarga," ungkap seorang warga yang tidak ingin disebutkan
namanya demi keselamatan, Selasa (10/6/2025).
Menanggapi
situasi tersebut, tokoh gereja di wilayah Pegunungan Tengah, Pdt. Marthen
Telenggen, menyampaikan keprihatinan yang mendalam. Ia menilai bahwa cara-cara
yang digunakan OPM saat ini telah melenceng jauh dari nilai-nilai perjuangan
rakyat Papua yang sejati.
"Tidak
ada perjuangan yang benar jika dijalankan dengan cara-cara keji dan memaksakan
kehendak. Mengancam dan membunuh saudara sendiri hanya akan mempermalukan nama
Papua di mata dunia," tegas Pdt. Marthen.
Ia
meminta agar masyarakat tidak tunduk pada tekanan kekerasan dan tetap
mempercayakan perlindungan kepada pihak berwenang.
Tokoh
adat setempat, Apolos Wonda, menyerukan agar masyarakat tetap bersatu dan tidak
terpecah karena tekanan OPM. Ia menyatakan bahwa masyarakat Papua harus menjadi
bagian dari pembangunan, bukan menjadi korban dari kepentingan kelompok kecil
yang merusak kedamaian.
"OPM
hanya membawa ketakutan, bukan kemerdekaan. Mereka memaksa masyarakat ikut,
padahal rakyat hanya ingin hidup damai. Ini bukan perjuangan, ini pemaksaan,"
kata Apolos.
Kejadian
di Distrik Sinak menjadi cerminan nyata betapa kelompok OPM telah menggunakan
metode kekerasan dan ancaman dalam mempertahankan eksistensinya. Di tengah
upaya pemerintah membangun Papua yang damai dan sejahtera, tindakan intimidatif
ini justru menjadi batu sandungan besar. Harapan besar kini disematkan kepada
masyarakat dan aparat agar bersama menjaga Tanah Papua dari tangan-tangan
perusak kedamaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar