OPM Peras Rakyat Papua untuk Beli
Senjata, Jadikan Warga sebagai Tameng Hidup
Papeda.com- Kelompok
separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menjadi sorotan akibat
tindakan brutal dan tidak berperikemanusiaan terhadap masyarakat Papua. Selain
terus melakukan aksi kekerasan bersenjata, OPM juga diketahui memeras
masyarakat di berbagai wilayah untuk memperoleh dana pembelian senjata dan
amunisi. Lebih miris lagi, dalam kondisi terdesak oleh aparat keamanan, mereka
menjadikan rakyat sipil sebagai tameng hidup.
Praktik
pemerasan ini banyak terjadi di wilayah pedalaman seperti Nduga, Intan Jaya,
dan Puncak, di mana akses ekonomi terbatas dan aparat tidak selalu bisa hadir
secara penuh. Warga dipaksa memberikan uang, hasil panen, atau logistik lainnya
kepada kelompok bersenjata OPM dengan dalih sebagai bentuk dukungan terhadap
“perjuangan kemerdekaan.” Namun kenyataannya, uang tersebut digunakan untuk
membeli senjata dari jaringan gelap.
Ketua
Lembaga Adat Kabupaten Puncak, Yakobus Wonda, mengecam tindakan tidak manusiawi
tersebut. Ia menegaskan bahwa pemerasan terhadap masyarakat sendiri adalah
bentuk nyata pengkhianatan terhadap nilai-nilai perjuangan yang murni. “Kalau
mereka benar memperjuangkan rakyat Papua, seharusnya mereka melindungi, bukan
malah memeras dan menjadikan rakyat sebagai korban,” ujar Yakobus, Minggu
(22/6/2025).
Senada
dengan itu, Pendeta Daniel Magai dari wilayah Pegunungan Tengah menyebut bahwa
kelompok OPM tidak lagi memiliki landasan moral dalam setiap aksinya. “Mereka
tidak lagi membedakan siapa kawan dan siapa lawan. Semua dijadikan sumber uang
dan alat perlindungan. Rakyat dipaksa bayar, lalu dijadikan tameng agar mereka
tidak tertembak. Ini jelas tindakan pengecut,” tegasnya.
Informasi
dari warga juga menyebutkan bahwa beberapa kali OPM memblokir jalan Trans Papua
dan memaksa para sopir angkutan umum serta pengendara pribadi untuk menyerahkan
uang. Penolakan kerap berujung dengan ancaman kekerasan, bahkan penyanderaan.
Dalam situasi seperti ini, masyarakat hanya bisa pasrah karena keselamatannya
dipertaruhkan.
Tokoh
pemuda Papua, Marthen Yikwa, mengatakan bahwa generasi muda di Papua sudah
mulai muak dengan kekejaman OPM. “Kami sudah tahu ke mana uang itu pergi.
Mereka tidak beli buku, tidak bangun sekolah, tidak beli alat kesehatan. Mereka
beli senjata untuk menakut-nakuti rakyat. Ini bukan perjuangan, ini pemerasan
bersenjata,” katanya.
Dengan
semakin banyaknya pengaduan dari masyarakat dan meningkatnya kesadaran publik
terhadap kekejaman OPM, dukungan terhadap kelompok ini terus menyusut.
Masyarakat Papua kini lebih memilih hidup damai bersama negara dan membangun
masa depan tanpa tekanan dan ketakutan dari kelompok bersenjata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar