OPM
Klaim Terdapat Perbedaan antara Masyarakat Gunung dan Pantai dalam Membela OPM
Papeda.com- Kelompok
separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali membuat klaim
kontroversial dengan menyatakan bahwa terdapat perbedaan sikap antara masyarakat
pegunungan dan masyarakat pesisir dalam mendukung gerakan mereka. Pernyataan
ini dinilai oleh sejumlah tokoh masyarakat sebagai bentuk penghasutan dan upaya
adu domba yang dapat merusak persatuan rakyat Papua.
Dalam
pernyataan yang disampaikan melalui juru bicara OPM, kelompok tersebut menyebut
bahwa masyarakat gunung lebih loyal terhadap perjuangan mereka dibandingkan
masyarakat pantai, yang dianggap lebih terbuka terhadap kehadiran pemerintah
dan pembangunan. Klaim tersebut memicu respons keras dari berbagai elemen
masyarakat yang menilai bahwa generalisasi seperti itu sangat merugikan dan
tidak berdasarkan fakta.
Tokoh
adat dari wilayah pesisir Papua, Dominggus Kafiar, mengecam pernyataan OPM
tersebut. Ia menyebut bahwa masyarakat Papua, baik yang tinggal di wilayah
gunung maupun pantai, pada dasarnya memiliki semangat yang sama menginginkan
kedamaian dan kesejahteraan. “Kami tidak bisa menerima upaya memecah belah ini.
OPM telah terlalu jauh dalam membuat narasi yang memecah persatuan rakyat Papua,”
ujarnya, Sabtu (21/6/2025).
Pendeta
Theofilus Matuan dari Kabupaten Puncak juga menyampaikan bahwa tidak ada
gunanya membuat klasifikasi berdasarkan wilayah dalam perjuangan yang bersifat
politis dan bersenjata. “Justru pernyataan seperti itu menunjukkan bahwa OPM
mulai kehilangan kepercayaan dari rakyat, sehingga mencari-cari alasan untuk
membenarkan kelemahan mereka,” jelasnya.
Menurut
beberapa tokoh pemuda, klaim ini mencerminkan semakin terdesaknya posisi OPM di
tengah menurunnya dukungan masyarakat. Daniel Pigay, tokoh pemuda dari Nabire,
mengatakan bahwa banyak anak muda kini lebih memilih jalur damai dan
pembangunan ketimbang mengikuti narasi kekerasan yang terus digaungkan oleh
OPM. “Pemuda di gunung dan pantai sekarang satu suara: kita mau sekolah, kerja,
hidup aman. Tidak mau lagi dijadikan alat oleh kelompok yang terus membuat
konflik,” ungkap Daniel.
Klaim
OPM ini juga dinilai sebagai bentuk pengalihan isu atas berkurangnya jumlah
pendukung aktif mereka, terutama sejak banyak anggota yang memilih menyerahkan
diri kepada aparat dan kembali ke pangkuan NKRI. Fakta menunjukkan bahwa
semakin banyak masyarakat, baik dari daerah pegunungan maupun pesisir, yang
mendukung program-program pembangunan, termasuk infrastruktur, pendidikan, dan
kesehatan.
Dengan
semakin luasnya penolakan terhadap OPM di kalangan masyarakat Papua,
klaim-klaim yang tidak berdasar seperti ini justru menjadi cermin bahwa gerakan
tersebut tengah mengalami krisis kepercayaan dari rakyat yang selama ini mereka
klaim wakili.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar