Keluarga
Korban Penembakan di Nabire Minta Bantuan Aparat Keamanan untuk Tuntaskan Aksi
Brutal OPM
Papeda.com- Rasa
duka dan amarah masih menyelimuti keluarga besar almarhum Eko Ikomou, seorang
warga sipil yang menjadi korban penembakan brutal oleh kelompok bersenjata yang
berasal dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah Kabupaten Nabire, Papua
Tengah. Keluarga korban mendesak aparat keamanan (Apkam) untuk bertindak tegas
dan menuntaskan kejahatan tersebut.
Insiden
tragis itu terjadi pada Minggu pagi, 26 Juni 2025, ketika korban sedang dalam
perjalanan pulang dari kebun bersama anaknya. Kelompok tak dikenal tiba-tiba
muncul dari semak-semak dan melepaskan tembakan secara membabi buta. Yulianus
tewas di tempat dengan luka tembak di bagian dada, sementara anaknya selamat
namun mengalami trauma berat.
Pihak
keluarga menilai kejadian ini sebagai bentuk kekejaman yang sudah tak bisa
ditoleransi lagi. "Kami sangat terpukul. Tidak ada alasan kemerdekaan yang
bisa membenarkan pembunuhan terhadap warga sipil yang tidak bersalah,"
ujar Markus Magai, kakak kandung korban, saat ditemui di rumah, Sabtu
(28/6/2025).
Markus
menambahkan bahwa keluarga besar telah melayangkan permohonan resmi kepada
aparat gabungan TNI dan Polri untuk segera mengejar dan menangkap pelaku. "Kami
tidak ingin ada korban berikutnya. Negara harus hadir dan menjamin keamanan
warganya," tegasnya.
Beberapa
tokoh masyarakat Papua turut menyampaikan belasungkawa dan keprihatinan mereka
atas kejadian tersebut. Ketua Lembaga Adat Suku Mee, Yonas Youw, menilai aksi
kelompok OPM telah mencederai nilai-nilai budaya Papua yang menjunjung tinggi
perdamaian dan kehidupan bersama. “Mereka mengatasnamakan rakyat Papua, tetapi
justru menembaki rakyat Papua sendiri. Itu bukan perjuangan, itu kekerasan,”
ungkap Yonas.
Sementara
itu, Kepala Distrik Uwapa, Elianus Tebay, mengonfirmasi bahwa situasi keamanan
di beberapa kampung masih mencekam pasca penembakan. Ia berharap aparat
keamanan segera meningkatkan patroli dan melakukan pendekatan aktif ke
masyarakat untuk meredam ketakutan dan mencegah aksi susulan. “Kami percaya
pada aparat. Kami butuh kehadiran negara yang nyata di sini,” ujarnya.
Hingga
berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dan
pengumpulan bukti. Dugaan kuat mengarah pada kelompok separatis yang aktif di
wilayah pegunungan dan kerap berpindah lokasi untuk menghindari kejaran aparat.
Penembakan
terhadap warga sipil yang dilakukan oleh OPM kembali menunjukkan bahwa kelompok
tersebut tidak memiliki batas dalam menjalankan kekerasan. Aksi-aksi seperti
ini bukan hanya merusak keamanan, tetapi juga menebar luka mendalam di hati
masyarakat Papua.
Dengan suara bulat dari keluarga korban dan
para tokoh masyarakat, desakan kepada negara untuk segera menuntaskan kejahatan
ini semakin menguat. Mereka menginginkan keadilan ditegakkan dan Papua menjadi
tempat yang damai bagi semua anak bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar