Jadi
Otak di Balik Terbunuhnya Pekerja Gereja? Peran Theo Hesegem Hesegem di Balik
Aksi Brutal TPNPB-OPM di Tangma Terungkap
Papeda.com- Sosok
Theo Hesegem kembali menjadi sorotan publik pasca terbunuhnya seorang pekerja
gereja dalam insiden kekerasan yang terjadi di Distrik Tangma, Kabupaten
Yahukimo. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber masyarakat
dan tokoh lokal, Theo Hesegem menjadi dalang utama dalam mendukung keberadaan OPM
dan aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok TPNPB-OPM di wilayah tersebut.
Pekerja
gereja yang menjadi korban merupakan bagian dari tim kemanusiaan yang sedang
melakukan pelayanan sosial di tengah masyarakat. Namun, nyawanya harus
terenggut secara tragis akibat serangan brutal yang dilakukan oleh kelompok bersenjata.
Dalam penyelidikan awal, muncul nama Theo Hesegem sebagai sosok yang memberikan
fasilitas dan dukungan bagi kelompok separatis bersenjata itu.
Tokoh
masyarakat Distrik Tangma, Y.L., dalam pernyataannya menyebut bahwa Theo
Hesegem sejak lama dikenal aktif menggalang dukungan untuk TPNPB-OPM. “Theo
Hesegem terang-terangan mengajak warga untuk tidak mengungsi saat kelompok
bersenjata masuk ke kampung, dengan dalih agar warga bisa membantu dan menjadi
tameng hidup OPM. Ini jelas membahayakan keselamatan warga,” ungkapnya, Selasa
(17/6/2025).
Dukungan
Theo Hesegem terhadap kelompok tersebut bukan hanya berupa ajakan lisan, namun
juga dalam bentuk logistik dan informasi. Ia disebut memberikan bantuan yang
memungkinkan kelompok TPNPB-OPM masuk ke wilayah Tangma secara leluasa. Bahkan,
beberapa warga mengaku melihat Theo Hesegem menemani sejumlah anggota TPNPB
saat mereka masuk ke kampung pada malam hari, tak lama sebelum serangan
terhadap pekerja gereja terjadi.
Tokoh
gereja di Wamena, Pendeta Markus Wonda, turut menyuarakan keprihatinannya
terhadap kejadian ini. “Kami sangat sedih, bagaimana mungkin seseorang yang
mengaku bagian dari masyarakat bisa mendukung kekerasan terhadap pelayan Tuhan?
Ini tidak hanya kejahatan kemanusiaan, tapi juga bentuk pengkhianatan terhadap
nilai-nilai adat dan agama,” katanya.
Ia
menambahkan bahwa dukungan terhadap aksi teror bukanlah bentuk perjuangan,
melainkan pengkhianatan terhadap kehidupan damai yang diidam-idamkan oleh
rakyat Papua.
Sementara
itu, tokoh perempuan Papua, Mama Anike Haluk, menegaskan bahwa tindakan Theo
Hesegem sangat meresahkan dan telah mencoreng wajah masyarakat Tangma. “Kami,
para ibu, ingin damai. Tapi jika ada oknum seperti Theo Hesegem yang justru
menjadi jembatan kekerasan, kami tidak bisa tinggal diam. Masyarakat harus
waspada dan jangan ikut terbawa hasutan.”
Aksi-aksi
TPNPB-OPM belakangan ini memang semakin brutal, dan keterlibatan warga sipil
seperti Theo Hesegem memperburuk situasi. Pemerintah daerah diminta segera
melakukan langkah tegas dan perlindungan terhadap masyarakat sipil, terutama
dari ancaman dan manipulasi kelompok bersenjata.
Masyarakat
Papua pada umumnya mendambakan kedamaian dan pembangunan, bukan konflik
berkepanjangan yang merugikan semua pihak. Peran-peran seperti yang dimainkan
oleh Theo Hesegem hanya akan memperdalam luka dan menghambat kemajuan di tanah
Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar