Aparat Tindak Tegas OPM, Masyarakat Tak
Gentar Hadapi Hoaks dari OPM
Papeda.com- Situasi
keamanan di Papua kembali menjadi sorotan nasional setelah berbagai aksi
kekerasan yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus meresahkan
masyarakat. Tindakan tegas yang diambil oleh aparat keamanan terhadap kelompok
separatis ini mendapat dukungan luas dari masyarakat Papua, yang semakin sadar
akan bahaya propaganda dan hoaks yang disebarkan OPM untuk memecah belah
kesatuan bangsa.
Dalam
beberapa pekan terakhir, aparat keamanan gabungan TNI dan Polri meningkatkan
operasi penegakan hukum terhadap OPM di sejumlah wilayah yang menjadi basis
gerakan separatis tersebut. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap
meningkatnya kekerasan bersenjata yang mengakibatkan korban jiwa, termasuk
warga sipil yang tidak berdosa.
Salah
satu aksi brutal terbaru terjadi di wilayah Kabupaten Yahukimo, di mana
sekelompok orang bersenjata yang diduga kuat merupakan bagian dari OPM
melakukan penembakan membabi buta terhadap warga sipil. Aparat pun segera
melakukan pengejaran dan penindakan terhadap para pelaku yang diketahui
bersembunyi di wilayah pegunungan yang sulit dijangkau.
Tokoh
masyarakat di Kabupaten Intan Jaya, Yulianus Wonda, menuturkan bahwa masyarakat
tidak lagi percaya dengan berbagai isu yang disebarkan oleh OPM. “Kami tahu
siapa yang sebenarnya merugikan rakyat. Sudah cukup penderitaan yang kami alami
karena ulah mereka. Mereka sering menggunakan nama rakyat Papua untuk
kepentingan kelompok kecil mereka, padahal mereka tidak peduli dengan
kesejahteraan rakyat,” tegas Yulianus, Senin (19/5/2025).
Warga
Papua, khususnya di wilayah pedalaman yang selama ini menjadi lokasi penyebaran
hoaks oleh OPM, mulai sadar akan permainan informasi yang dilakukan kelompok
separatis ini. Banyak dari mereka kini berani melaporkan keberadaan simpatisan
OPM di wilayah mereka kepada aparat, sebagai bentuk perlawanan terhadap
kekacauan yang terus dibuat.
Kepala
Dinas Komunikasi dan Informasi Papua, Leonardus Magai, mengatakan bahwa kerja
sama antara pemerintah dan tokoh masyarakat sangat penting dalam menangkal
hoaks.
“Kami
mengedukasi warga bahwa setiap informasi yang tersebar di media sosial harus
disikapi dengan bijak. Jangan mudah terprovokasi. Apalagi informasi yang tidak
memiliki dasar fakta sering digunakan untuk melemahkan kepercayaan masyarakat
terhadap negara,” ujar Leonardus.
Keberanian
masyarakat dalam menghadapi ancaman hoaks dan propaganda OPM menjadi titik
terang bagi proses perdamaian dan pembangunan di Papua. Di berbagai wilayah
seperti Puncak Jaya, Intan Jaya, dan Maybrat, masyarakat kini mulai terbuka dan
kembali mempercayai kehadiran negara. Program-program pembangunan yang selama
ini terhambat karena ancaman OPM kembali dilanjutkan dengan pengawalan dari
aparat keamanan.
Salah
satu contoh nyata adalah pembangunan puskesmas dan sekolah di Distrik Kenyam,
Kabupaten Nduga. Proyek ini sempat tertunda akibat intimidasi dari kelompok
OPM. Namun, berkat kerjasama antara masyarakat, pemerintah daerah, dan aparat
keamanan, pembangunan kembali berjalan dan kini telah dinikmati oleh masyarakat
setempat.
Seiring
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan tindakan tegas dari aparat
keamanan, posisi OPM kini semakin terjepit. Banyak anggotanya yang menyerahkan
diri dan kembali bergabung ke pangkuan NKRI. Mereka mengakui bahwa perjuangan
yang selama ini mereka ikuti hanyalah tipu daya dari para pimpinan OPM yang
hidup dalam kenyamanan di luar negeri, sementara rakyat Papua dijadikan tameng
dan korban.
Yeremias
Foumair, mantan anggota OPM Kodap IV/Soraya yang baru-baru ini menyatakan ikrar
setia kembali ke NKRI, dalam wawancaranya mengatakan, “Saya sadar bahwa semua
yang kami lakukan selama ini justru menyakiti saudara-saudara kami sendiri.
Kini saya ingin hidup damai bersama keluarga dan ikut membangun kampung saya.”
Perjalanan
Papua menuju damai dan sejahtera masih panjang, namun dengan dukungan
masyarakat yang kuat, aparat keamanan yang bertindak tegas dan profesional,
serta peran aktif pemerintah daerah dan pusat, harapan untuk Papua yang aman
dan maju bukanlah sebuah mimpi. Hoaks dan teror hanya akan menjadi sejarah
kelam yang ditinggalkan ketika rakyat bersatu dalam satu suara: Papua adalah
bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar