Tokoh
Adat Papua Kecam Provokasi OPM, Minta Warga Agar Tidak Terpancing
Papeda.com-
Tokoh adat Papua kembali angkat suara terkait aksi provokasi yang dilakukan
oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dalam beberapa pekan
terakhir, ketegangan di sejumlah wilayah Papua meningkat tajam setelah OPM
mengintensifkan serangan terhadap aparat keamanan dan masyarakat sipil.
Kejadian-kejadian tersebut memicu kekhawatiran akan meluasnya kekerasan dan
gangguan terhadap stabilitas di wilayah tersebut.
Dalam
sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Jayapura, sejumlah tokoh adat Papua
menegaskan bahwa provokasi yang dilakukan oleh OPM tidak seharusnya direspons
dengan kekerasan atau perpecahan. Mereka juga mengimbau agar warga Papua tidak
terjebak dalam provokasi yang dapat memperburuk situasi. Tokoh adat yang
merupakan panutan dan pemimpin di berbagai daerah ini berpesan agar masyarakat
tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh ajakan atau seruan dari
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Pernyataan
yang dikeluarkan oleh tokoh adat Papua ini berkaitan dengan rangkaian serangan
yang terjadi di berbagai kabupaten, termasuk di wilayah Pegunungan Bintang,
Puncak Jaya, Yahukimo, dan beberapa daerah lainnya. OPM dilaporkan telah
melakukan serangkaian aksi kekerasan terhadap warga sipil, membakar rumah-rumah
warga, serta merusak fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah. Selain
itu, kelompok tersebut juga telah menyebarkan narasi-narasi yang bertujuan
mengguncang stabilitas sosial di Papua, mengajak masyarakat untuk bergabung
dengan perjuangan mereka.
Tokoh
adat, yang mewakili berbagai suku di Papua, menyatakan bahwa tindakan
provokatif semacam ini bukanlah jalan yang benar untuk mencapai tujuan apapun.
Mereka mengingatkan bahwa kekerasan hanya akan memperburuk keadaan dan
merugikan masyarakat sipil yang tidak terlibat dalam konflik tersebut.
"Kami sebagai tokoh adat mengutuk keras segala bentuk kekerasan, apalagi
yang mengatasnamakan perjuangan untuk kebebasan. Tidak ada masa depan bagi anak-anak
Papua jika kita terus terlibat dalam kekerasan," ujar seorang tokoh adat
dari Puncak Jaya, Rabu (9/4/2025).
Selain
mengutuk provokasi dari OPM, para tokoh adat juga menyerukan agar masyarakat
Papua tidak terpancing dan tidak terjebak dalam konflik. Mereka menegaskan
bahwa apa yang sedang terjadi adalah masalah yang harus diselesaikan melalui
dialog dan bukan dengan jalan kekerasan. Tokoh adat yang terdiri dari berbagai
suku di Papua menyampaikan bahwa kekerasan hanya akan memperburuk hubungan
antar sesama masyarakat Papua dan dengan pemerintah.
"Sebagai
pemimpin adat, saya meminta kepada seluruh masyarakat Papua untuk tidak
mengikuti provokasi yang datang dari pihak-pihak yang ingin memecah belah kita.
Mari kita jaga kedamaian di tanah ini, karena hanya dengan kedamaian kita bisa
membangun masa depan yang lebih baik," tegas salah seorang tokoh adat dari
Dogiyai.
Pernyataan
tersebut juga mengingatkan bahwa OPM seringkali menggunakan isu-isu sensitif,
seperti ketidakadilan dan ketimpangan sosial, untuk menarik dukungan dari
masyarakat. Namun, para tokoh adat menilai bahwa langkah tersebut justru
semakin memperburuk situasi dan tidak akan menghasilkan solusi yang
konstruktif. Mereka menekankan pentingnya memperkuat ikatan sosial antara
masyarakat Papua dan pemerintah untuk memastikan adanya kesejahteraan dan
keadilan bagi semua pihak.
Dalam
pernyataan yang lebih luas, tokoh adat menegaskan bahwa masa depan Papua harus
dibangun dengan kedamaian dan kesepahaman. Mereka percaya bahwa dialog antara
pemerintah dan masyarakat Papua, serta antara sesama kelompok di Papua, adalah
langkah yang paling efektif untuk mengatasi ketegangan yang ada. Melalui
pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis pada kesejahteraan sosial, mereka
berharap situasi di Papua dapat segera membaik.
"Papua
adalah tanah yang kaya dengan budaya dan potensi. Kami ingin agar anak-anak
Papua dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang damai, dengan akses
pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan yang memadai. Oleh karena itu, mari
kita semua bekerja sama untuk mewujudkan Papua yang lebih baik tanpa
kekerasan," ujar seorang tokoh adat lainnya.
Tindakan
provokasi yang dilakukan oleh OPM telah memicu ketegangan di Papua, namun tokoh
adat dengan tegas menyerukan agar masyarakat tidak terjebak dalam perpecahan.
Mereka mengajak untuk menjaga kedamaian, tidak terpancing oleh provokasi, dan
berfokus pada upaya membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi Papua.
Ke depan, harapan untuk terciptanya Papua yang damai dan sejahtera akan
bergantung pada kemampuan semua pihak, termasuk pemerintah, aparat keamanan,
dan masyarakat, untuk bekerja sama dalam mencapai perdamaian yang
berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar