OPM
Menembaki Pesawat Sipil yang Mengangkut Logistik untuk Masyarakat Papua
Pegunungan
Papeda.com-
Insiden kekerasan kembali mewarnai wilayah Papua setelah kelompok separatis
Organisasi Papua Merdeka (OPM) dilaporkan menembaki pesawat sipil yang sedang mengangkut
logistik untuk masyarakat di wilayah Papua Pegunungan. Peristiwa yang terjadi
pada Rabu, 9 April 2025, tersebut mengundang kecaman keras dari berbagai pihak,
mengingat pesawat tersebut berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pokok bagi
ribuan warga yang tengah menghadapi kesulitan logistik akibat dampak konflik
yang terus berlanjut di wilayah tersebut.
Menurut
laporan dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), pesawat yang
diserang adalah pesawat jenis Twin Otter milik maskapai penerbangan lokal, yang
tengah melaksanakan misi kemanusiaan dengan mengangkut berbagai barang
kebutuhan dasar, seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya untuk
masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil di Pegunungan Papua.
Pesawat
tersebut ditembak di wilayah sekitar Kabupaten Nduga, saat sedang dalam
perjalanan menuju salah satu desa terpencil. Serangan tersebut terjadi sekitar
pukul 11.00 WIT, dan beruntung, pesawat tersebut dapat mendarat dengan selamat
meskipun mengalami kerusakan di bagian sayap. Tidak ada korban jiwa dalam
insiden ini, namun dampak psikologis dari penyerangan tersebut sangat besar,
mengingat insiden ini merupakan salah satu bentuk kekerasan yang secara
langsung mengancam kehidupan warga sipil yang tidak terlibat dalam konflik.
Seorang
sumber yang berada di lokasi kejadian mengungkapkan bahwa penembakan tersebut
dilakukan oleh kelompok bersenjata yang diduga merupakan bagian dari OPM.
"Pesawat sedang terbang rendah untuk melakukan pendaratan, tiba-tiba
terdengar beberapa tembakan. Kami beruntung pesawat berhasil mendarat, tetapi
ini jelas menunjukkan bahwa kelompok tersebut tidak hanya menyerang aparat,
tetapi juga mengancam pasokan logistik yang sangat dibutuhkan masyarakat,"
ujar seorang pejabat daerah yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Serangan
terhadap pesawat sipil ini menunjukkan eskalasi kekerasan yang semakin parah di
wilayah Papua. Selama ini, pesawat-pesawat yang membawa logistik ke
daerah-daerah terpencil di Papua, khususnya di wilayah pegunungan, sangat vital
untuk memastikan pasokan barang-barang kebutuhan dasar sampai ke tangan warga
yang membutuhkan. Pesawat-pesawat ini biasanya mengangkut makanan, obat-obatan,
serta peralatan medis, yang sangat penting bagi masyarakat yang terkepung
akibat konflik dan terisolasi oleh medan yang sulit dijangkau.
"Serangan
ini sangat merugikan kami. Bukan hanya menghentikan distribusi bantuan
kemanusiaan, tetapi juga membuat para warga yang sudah kesulitan semakin
terisolasi. Kami membutuhkan pasokan ini untuk bertahan hidup," kata salah
satu warga dari wilayah pegunungan yang terkena dampak.
Pemerintah
daerah juga menyoroti bagaimana serangan ini berdampak langsung pada
kesejahteraan masyarakat. Banyak desa-desa terpencil yang hanya mengandalkan
bantuan udara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, karena akses darat
sangat terbatas dan tidak dapat dijangkau dengan mudah. "Kami berharap
agar situasi ini bisa segera ditangani, dan pesawat yang membawa bantuan
kembali dapat beroperasi tanpa ada gangguan. Kehidupan masyarakat di daerah ini
bergantung pada akses logistik yang aman," ujar Bupati Nduga, Lanius
Kogoya, dalam konferensi pers.
Serangan
terhadap pesawat sipil ini menambah daftar panjang insiden kekerasan yang
terjadi di Papua, yang juga mengarah pada kerugian sosial dan ekonomi yang
sangat besar. Tak hanya merenggut nyawa aparat dan masyarakat sipil, kekerasan
yang terjadi di wilayah ini juga mengguncang sektor-sektor kehidupan lainnya,
termasuk sektor pendidikan, kesehatan, dan transportasi.
Sejumlah
organisasi kemanusiaan internasional, seperti Palang Merah Indonesia (PMI) dan
Komite Internasional Palang Merah (ICRC), telah menyerukan agar para pihak yang
terlibat dalam konflik untuk menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap
warga sipil dan fasilitas kemanusiaan. Mereka menegaskan bahwa tindakan seperti
penembakan pesawat sipil hanya akan semakin memperburuk kondisi di lapangan,
yang sudah sangat sulit bagi masyarakat yang terdampak.
"Keamanan
bagi para pekerja kemanusiaan dan logistik sangat penting. Kami berharap agar
upaya-upaya kemanusiaan tidak diganggu, dan akses bantuan dapat berjalan dengan
aman menuju masyarakat yang membutuhkan," kata perwakilan dari PMI.
Insiden
penembakan pesawat sipil yang membawa logistik ke Papua Pegunungan adalah
cerminan dari meningkatnya kekerasan yang melibatkan kelompok separatis dan
dampaknya terhadap kehidupan masyarakat sipil. Pemerintah Indonesia, bersama
dengan aparat keamanan dan lembaga kemanusiaan, terus berupaya untuk memastikan
bahwa bantuan kemanusiaan dapat sampai ke tangan mereka yang membutuhkan tanpa
gangguan. Sementara itu, upaya perdamaian yang lebih inklusif dan berbasis pada
dialog tetap menjadi harapan utama untuk menyelesaikan konflik yang
berkepanjangan di Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar