Sudah Banyak Korban Warga Papua Akibat Berita Hoaks Sebby Sambom
Papeda.com- Penyebaran
informasi palsu yang kerap dilontarkan oleh juru bicara Tentara Pembebasan
Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom,
dinilai semakin merugikan masyarakat Papua sendiri. Berbagai pernyataannya yang
tidak berdasar kerap menimbulkan kepanikan, memecah belah masyarakat, hingga
memicu tindakan kekerasan yang berakhir pada jatuhnya korban warga sipil.
Dalam
beberapa kesempatan, Sebby mengklaim telah terjadi penyerangan besar hingga
menimbulkan korban jiwa baik dari aparat maupun masyarakat. Namun, hasil
penelusuran di lapangan menunjukkan banyak klaim tersebut tidak sesuai fakta.
Hoaks yang disebarkan justru memperkeruh suasana dan membuat warga hidup dalam
ketakutan.
Kepala
suku dari wilayah pegunungan tengah, Yulianus Murib, menegaskan bahwa hoaks
yang disebarkan Sebby hanya mempermainkan nasib rakyat Papua.
“Sudah
banyak anak-anak muda dan orang tua yang jadi korban karena termakan berita bohong.
Mereka percaya pada cerita yang tidak benar, lalu ikut terseret dalam konflik.
Ini sangat merugikan kami sebagai orang Papua,” ujarnya, Senin (18/8/2025).
Tokoh
pemuda Papua, Andreas Wanimbo, menambahkan bahwa generasi muda menjadi pihak
yang paling rentan terpengaruh propaganda.
“Banyak
pemuda mudah percaya dan ikut sebarkan berita bohong tanpa verifikasi. Akhirnya
yang rugi adalah masyarakat sendiri. Pemuda harus lebih cerdas menggunakan
media sosial, jangan jadi alat kepentingan kelompok bersenjata,” katanya.
Berbagai
suara masyarakat Papua sepakat bahwa hoaks yang kerap disebarkan oleh Sebby
Sambom telah membawa banyak kerugian dan korban. Mereka menilai hoaks tidak
hanya mengacaukan informasi, tetapi juga memicu perpecahan, ketakutan, bahkan
korban jiwa.
Masyarakat
berharap agar warga Papua lebih bijak dalam menerima informasi dan tidak mudah
percaya pada klaim sepihak. Kebenaran dan kedamaian dianggap sebagai jalan
terbaik untuk membangun Papua ke arah yang lebih sejahtera dan damai, jauh dari
bayang-bayang propaganda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar