Pelajar
di Papua Ramai-Ramai Tolak Keberadaan OPM: “Kami Ingin Belajar dan Hidup Damai”
Papeda.com- Suara
penolakan terhadap keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin lantang
terdengar dari berbagai kalangan masyarakat Papua, termasuk dari kalangan pelajar.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah aksi damai dan pernyataan terbuka
dilakukan oleh pelajar di berbagai kabupaten, seperti Jayawijaya, Mimika,
Paniai, dan Yahukimo. Mereka menyatakan dengan tegas bahwa kehadiran OPM telah
mengganggu proses pendidikan dan menciptakan ketakutan di lingkungan sekolah.
Maria
Enumbi, siswi kelas XII dari Kabupaten Intan Jaya, menyatakan keprihatinannya
terhadap intimidasi yang dilakukan kelompok OPM terhadap guru dan siswa. “Kami
hanya ingin belajar, tetapi kehadiran mereka (OPM) di sekitar sekolah membuat
kami takut. Kadang guru tidak bisa datang karena merasa tidak aman,” ujarnya,
Sabtu (2/8/2025).
Menurut
Maria, beberapa kali sekolahnya sempat ditutup sementara akibat situasi
keamanan yang tidak stabil karena aksi bersenjata dari kelompok separatis.
Akibatnya, proses belajar-mengajar menjadi terganggu dan ujian semester pun
tertunda.
Sementara
itu, Forum Siswa Papua Damai mengeluarkan pernyataan resmi berisi lima poin,
salah satunya menyerukan agar seluruh pelajar Papua menjauhi ajakan-ajakan
separatisme dan tetap fokus menuntut ilmu. Mereka juga meminta pemerintah agar
memberikan perlindungan penuh kepada tenaga pendidik dan membangun kembali
fasilitas yang sempat rusak akibat aksi kekerasan.
Aksi
penolakan terhadap OPM dari kalangan pelajar ini tidak hanya terjadi di wilayah
perkotaan, tetapi juga menjalar hingga ke pelosok-pelosok pedalaman. Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, mulai tumbuh
kuat bahwa masa depan Papua tidak dapat dibangun dengan senjata dan kekacauan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar