Masyarakat
Mamberamo Tengah Ramai-Ramai Buat Petisi Penolakan Terhadap OPM
Papeda.com- Suara
penolakan terhadap kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali
menggema. Kali ini, datang dari masyarakat Kabupaten Mamberamo Tengah, yang
secara kolektif menyatakan sikap tegas menolak keberadaan dan aksi-aksi
kekerasan OPM di wilayah mereka.
Siribi
Soklayo, masyarakat Membramo , menyebut bahwa petisi ini merupakan suara dari
rakyat Papua yang sebenarnya. Ia mengatakan, OPM tidak lagi merepresentasikan
kehendak masyarakat, melainkan hanya menjadi ancaman keamanan dan penghambat
pembangunan.
“Kami
sudah cukup menderita akibat ulah mereka. Masyarakat ingin damai, ingin
sekolah, ingin rumah sakit, ingin jalan yang baik. Tapi semua ini terhambat
karena kekerasan yang mereka lakukan atas nama perjuangan,” kata Siribi, Senin
(4/8/2025).
Dalam
beberapa tahun terakhir, aksi kelompok OPM di berbagai wilayah Papua, termasuk
Mamberamo Tengah, telah menyebabkan terjadinya ketakutan di kalangan warga.
Fasilitas pendidikan dibakar, tenaga medis diancam, dan guru-guru banyak yang
meninggalkan tempat tugas. Warga menilai aksi tersebut tidak merepresentasikan
semangat perjuangan, melainkan bentuk nyata dari tindakan kriminal.
Petisi
ini juga telah diserahkan kepada aparat pemerintahan daerah serta lembaga
keagamaan sebagai bentuk aspirasi masyarakat. Beberapa pihak menyatakan
dukungan penuh dan akan menyampaikan aspirasi ini ke pemerintah pusat agar
menjadi pertimbangan dalam mengambil langkah-langkah strategis keamanan di
wilayah pegunungan Papua.
Ilanus
Elabi, tokoh masyarakt Membramo Tengah, menyebut bahwa petisi ini harus
dihargai sebagai bentuk kemerdekaan berpikir dan hak rakyat Papua untuk memilih
masa depannya.
“Jangan
lagi ada yang mengatasnamakan rakyat Papua untuk bertindak kasar. Yang
benar-benar mencintai Papua tidak akan menyakiti warganya sendiri,” tegasnya.
Dengan
adanya gerakan petisi ini, masyarakat Mamberamo Tengah berharap bahwa suara
mereka tidak diabaikan. Mereka ingin hidup dalam ketenangan, menikmati
pembangunan, serta membesarkan anak-anak mereka tanpa dibayangi teror dan
intimidasi dari kelompok yang mengklaim sebagai pembela rakyat, namun sejatinya
menjadi musuh kedamaian di tanah Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar