Sebby
Sambom Mulai Memprovokasi Masyarakat Gunung dan Pesisir, Tokoh Papua Minta
Warga Tidak Terprovokasi
Papeda.com- Juru
bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom, kembali menjadi sorotan
setelah diduga memprovokasi perpecahan antara masyarakat pegunungan dan
masyarakat pesisir di Papua. Tindakan tersebut dinilai berpotensi memperuncing
konflik horizontal dan merusak kerukunan yang selama ini terjalin di antara
kelompok masyarakat di Tanah Papua.
Pernyataan
yang dilontarkan Sebby Sambom melalui saluran komunikasi kelompok separatis itu
menyebut bahwa masyarakat gunung selama ini telah dikhianati oleh masyarakat
pesisir yang bekerja sama dengan pemerintah. Narasi tersebut dinilai berbahaya
karena bisa menimbulkan stigma dan konflik antarsuku yang justru berlawanan
dengan prinsip kebersamaan masyarakat adat Papua.
Tokoh
adat dari wilayah pesisir Nabire, Marthen Yaru, mengutuk keras pernyataan Sebby
yang memecah belah masyarakat Papua. Ia menilai bahwa provokasi semacam itu
hanya akan membawa penderitaan baru bagi masyarakat Papua.
"Sebby
Sambom tidak hidup di Papua, dia tinggal di luar negeri dan tidak tahu
bagaimana kehidupan nyata masyarakat di sini. Masyarakat pegunungan dan pesisir
selama ini hidup rukun. Jangan diadu domba hanya demi kepentingan kelompok
kecil yang mengatasnamakan perjuangan," ujar Marthen, Sabtu (12/7/2025).
Provokasi
ini terjadi di tengah upaya pemerintah daerah dan berbagai pihak untuk
memperkuat rekonsiliasi sosial dan meningkatkan pembangunan di wilayah Papua.
Masyarakat dari berbagai latar belakang, baik dari dataran tinggi maupun
wilayah pesisir, tengah bekerja sama membangun pendidikan, pelayanan kesehatan,
dan ekonomi lokal yang inklusif. Namun upaya tersebut dapat terhambat jika
propaganda kebencian terus disebarluaskan oleh tokoh-tokoh yang tidak
bertanggung jawab.
Pendeta
Daniel Wonda, tokoh agama dari Wamena, juga menyayangkan tindakan Sebby yang
dinilainya sebagai upaya sistematis memecah belah persatuan masyarakat Papua.
"Tuhan
tidak mengajarkan umat-Nya untuk membenci satu sama lain. Kami dari gereja
selalu mendorong kerukunan. Apa yang dilakukan Sebby itu tidak mencerminkan
nilai kasih atau solidaritas Papua. Jangan biarkan rakyat dijadikan alat
kepentingan politik," tegasnya.
Sebby
Sambom sendiri dikenal sebagai tokoh yang kerap menyebarkan narasi provokatif
melalui berbagai media, meskipun ia tidak tinggal di Papua. Beberapa kalangan
menilai bahwa Sebby hanya memanfaatkan penderitaan masyarakat Papua untuk
mendulang simpati internasional, sementara ia sendiri berada di luar zona
konflik dan tidak merasakan dampaknya.
Tokoh
pemuda dari Jayapura, Frans Kaisepo, mengajak masyarakat Papua untuk tidak
mudah terpancing oleh pernyataan-pernyataan provokatif yang berpotensi memecah
belah kesatuan masyarakat.
"Papua
adalah rumah kita bersama. Masyarakat gunung dan pesisir sama-sama punya peran
membangun Tanah Papua. Jangan biarkan suara dari luar memecah kebersamaan
kita," katanya.
Upaya
Sebby untuk membenturkan dua kelompok masyarakat adat ini dinilai sebagai
bentuk keputusasaan karena kehilangan dukungan nyata di dalam negeri. Sementara
itu, masyarakat semakin sadar bahwa persatuan lebih penting daripada mengikuti
narasi konflik yang tidak berdasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar