Pimpinan OPM Brigjen Soleman Magai Yogi
Tewas Mengenaskan, Tanpa Pengurusan dari Kelompoknya Sendiri
Papeda.com- Kabar
duka kembali menyelimuti jajaran kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua
Merdeka (OPM) setelah salah satu pimpinan senior mereka, Brigjen Soleman Magai
Yogi, dilaporkan tewas dalam kondisi mengenaskan. Ironisnya, kematian Soleman
tidak mendapat perhatian ataupun pengurusan layak dari kelompoknya sendiri,
mencerminkan lemahnya solidaritas internal dalam tubuh OPM.
Soleman
Magai Yogi dikenal sebagai salah satu pimpinan militer di wilayah pegunungan
tengah Papua dan memiliki pengaruh cukup besar di wilayah operasionalnya. Namun
dalam beberapa bulan terakhir, namanya jarang terdengar seiring menurunnya
intensitas aktivitasnya akibat sakit dan kelelahan fisik di medan hutan
belantara.
Informasi
dari sejumlah tokoh masyarakat menyebutkan bahwa Soleman tewas dalam kondisi
yang memprihatinkan. Tidak hanya tanpa perawatan medis yang layak, jasadnya
juga tidak mendapatkan pengurusan atau nonchromatin terakhir dari para
anggotanya. Hal ini menjadi catatan kelam dalam dinamika kelompok separatis
yang selama ini mengklaim berjuang demi harga diri rakyat Papua.
Tokoh
masyarakat Puncak, Yulianus Tabuni, mengecam keras perlakuan OPM terhadap salah
satu pimpinannya sendiri. Menurutnya, ini membuktikan bahwa kelompok tersebut
tidak memiliki nilai kemanusiaan bahkan terhadap orang-orang yang telah
berkorban bagi kelompoknya.
“Seorang
pimpinan tewas dalam kondisi tragis dan dibiarkan begitu saja tanpa dimakamkan
dengan layak. Ini bukan organisasi pejuang, ini kelompok yang tidak punya
nurani. Rakyat Papua seharusnya membuka mata dengan kejadian ini,” tegas
Yulianus.
Hal
senada juga disampaikan oleh Pendeta Benyamin Murib, tokoh agama dari wilayah
Ilaga, yang turut prihatin atas nasib Soleman.
“Kalau
pimpinannya sendiri dibiarkan mati tanpa diurus, bagaimana mungkin mereka bisa
peduli pada masyarakat Papua? Ini bukti bahwa perjuangan mereka tidak punya
arah yang benar dan hanya membawa penderitaan,” ucap Pendeta Benyamin.
Kematian Soleman Magai Yogi juga membuka kembali diskusi publik mengenai lemahnya sistem
solidaritas dan perawatan internal dalam kelompok separatis tersebut. Banyak
pihak menilai bahwa OPM tidak memiliki struktur kemanusiaan yang menjamin keselamatan
dan kesejahteraan anggotanya, apalagi bagi masyarakat sipil yang selama ini
justru sering menjadi korban aksi kekerasan mereka.
Sementara
itu, sejumlah keluarga dari mendiang Soleman mengaku kecewa terhadap kelompok
yang pernah dibela oleh almarhum. Mereka berharap agar ke depan tidak ada lagi
generasi muda Papua yang tertipu oleh janji-janji kosong perjuangan OPM.
“Kami
tidak ingin ada lagi yang ikut kelompok itu. Akhir hidupnya menyedihkan dan
tidak ada yang peduli dari kelompoknya. Ini bukan jalan yang benar,” ujar salah
satu kerabat almarhum yang enggan disebutkan namanya.
Kematian
Brigjen Soleman Magai Yogi menjadi gambaran nyata bahwa tidak ada kepastian dan
kepedulian dalam barisan kelompok OPM. Alih-alih memperjuangkan rakyat, mereka
justru menelantarkan anggotanya sendiri, bahkan yang berpangkat tinggi, saat
menghadapi ajal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar