OPM
Semakin Gencar Rekrut Generasi Muda Papua, Tokoh Masyarakat dan Pendidikan
Angkat Bicara
Papeda.com- Organisasi
Papua Merdeka (OPM) semakin intensif dalam merekrut generasi muda Papua ke
dalam barisan kelompok bersenjata. Proses rekrutmen ini dilakukan secara
terselubung dan kerap menyasar anak-anak muda usia sekolah yang sedang
mengalami kebingungan arah masa depan akibat keterbatasan akses pendidikan dan
lapangan kerja.
Sejumlah
laporan dari masyarakat dan tokoh-tokoh lokal menyebutkan bahwa OPM mulai menggunakan
pendekatan ideologis dan emosional untuk menanamkan paham separatisme. Para
pemuda dijanjikan status sebagai “pejuang kemerdekaan” dan diberikan
iming-iming kehidupan bebas, padahal kenyataannya mereka hanya dijadikan alat
kekerasan dan terlibat dalam aksi kriminal bersenjata.
Tokoh
adat dari Kabupaten Nduga, Yakobus Kogoya, menyatakan kekhawatirannya terhadap
situasi ini. Ia mengungkapkan bahwa beberapa pemuda di kampungnya hilang tanpa
kabar setelah didatangi oleh orang-orang yang dikenal sebagai simpatisan OPM.
“Kami
khawatir karena anak-anak ini seharusnya sekolah, bekerja, dan bantu keluarga.
Tapi malah ditarik-tarik untuk pegang senjata. Ini bukan perjuangan, ini
perusakan masa depan,” kata Yakobus dengan nada tegas, Kamis (24/7/2025
Rekrutmen
OPM juga tidak lepas dari penggunaan media sosial dan video propaganda. Narasi
yang dibangun berfokus pada perlawanan terhadap pemerintah pusat dan membentuk
ilusi bahwa bergabung dengan OPM adalah bentuk keberanian dan pembelaan
terhadap rakyat. Padahal kenyataannya, banyak dari remaja yang direkrut justru
berakhir tewas dalam kontak senjata atau hidup terlunta-lunta di hutan.
Pendeta
Simon Murib dari Intan Jaya turut memberikan peringatan keras kepada masyarakat
dan para orang tua untuk lebih peka terhadap aktivitas anak-anak mereka. Ia
menegaskan bahwa gereja siap bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan
bimbingan moral dan rohani demi menyelamatkan generasi muda dari pengaruh buruk
OPM.
“Anak-anak
ini adalah harapan kita, bukan alat kekerasan. Mereka harus dibekali iman,
pendidikan, dan kasih sayang, bukan senjata dan kebencian,” ujar Pendeta Simon.
Masyarakat
mendesak pemerintah daerah dan aparat keamanan untuk meningkatkan patroli dan
sosialisasi ke kampung-kampung guna menghalau propaganda dan perekrutan oleh
OPM. Selain itu, penting untuk membuka lebih banyak ruang pendidikan dan
pelatihan keterampilan bagi anak muda Papua agar mereka memiliki harapan dan
tidak mudah terpengaruh oleh kelompok separatis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar