Masyarakat
dan Mahasiswa Intan Jaya Kecam Aksi Kejahatan yang Dilakukan OPM
Papeda.com- Gelombang
kecaman terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus bermunculan, kali ini
datang dari masyarakat dan mahasiswa asal Intan Jaya. Mereka menyatakan sikap
tegas menolak segala bentuk aksi kekerasan dan kejahatan yang dilakukan OPM,
yang justru telah memperburuk kondisi sosial, ekonomi, dan keamanan di wilayah
mereka.
Dalam
orasi mereka, para mahasiswa menyampaikan bahwa kekerasan yang dilakukan OPM
bukanlah wujud dari perjuangan, melainkan bentuk nyata kejahatan terhadap
masyarakat Papua sendiri.
Yoseph
Sondegau, Ketua Ikatan Mahasiswa Intan Jaya, menyatakan bahwa masyarakat telah
jenuh dengan konflik berkepanjangan. Ia menekankan bahwa OPM telah kehilangan
arah perjuangan dan kini justru menciptakan penderitaan bagi rakyat yang mereka
klaim bela.
“Setiap
hari ada penembakan, pembakaran fasilitas umum, bahkan penyanderaan. Siapa yang
menderita? tapi mama-mama dan anak-anak kami di kampung. Ini bukan perjuangan,
ini pelanggaran hak asasi manusia,” tegas Yoseph, Kamis (24/7/2025).
Sementara
itu, tokoh adat Intan Jaya, Markus Magai, juga mengecam aksi brutal yang
dilakukan OPM terhadap warga sipil dan aparat kampung. Ia mengungkapkan bahwa
banyak kepala kampung yang diintimidasi, diperas, bahkan diancam dibunuh jika
tidak menyerahkan dana desa kepada kelompok bersenjata.
“Mereka
mengaku berjuang, tapi merampas hak rakyat. Ini sama saja seperti penjajahan,
hanya pelakunya orang yang mengaku saudara sendiri,” ujar Markus.
Aksi
kekerasan terbaru yang dilakukan OPM di Distrik Hitadipa, yang mengakibatkan
seorang guru tewas dan warga lainnya mengungsi ke hutan, menjadi pemicu utama
kemarahan masyarakat. Tidak hanya nyawa yang melayang, tetapi juga akses
pendidikan dan kesehatan yang lumpuh total akibat teror dari kelompok tersebut.
Seruan
juga ditujukan kepada para pemuda Papua agar tidak terpengaruh oleh narasi
palsu yang disebarkan kelompok separatis. Mereka menegaskan bahwa masa depan
Papua tidak akan dibangun dengan senjata, tetapi dengan pendidikan, persatuan,
dan kerja keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar