OPM
Kodap XVI Yahukimo Lepas Tanggung Jawab atas Penembakan Warga Sipil di Dekai,
Dikecam Para Tokoh
Papeda.com- Penembakan
terhadap warga sipil kembali terjadi di wilayah Dekai, Kabupaten Yahukimo,
Papua Pegunungan. Tragedi kemanusiaan ini diduga dilakukan oleh kelompok
separatis bersenjata OPM Kodap XVI Yahukimo. Namun yang lebih memprihatinkan,
kelompok tersebut secara terbuka menyatakan tidak akan bertanggung jawab atas
kejadian tersebut, dengan dalih korban “bukan bagian dari perjuangan mereka.”
Pernyataan
dari OPM Kodap XVI, yang beredar melalui selebaran dan pesan suara di media
sosial, menyebut bahwa “korban bukan pejuang” dan “tidak ada konsekuensi dari
kejadian itu.” Sikap tersebut dinilai sangat tidak manusiawi dan memperlihatkan
bahwa kelompok bersenjata tersebut telah kehilangan arah perjuangan.
Tokoh
agama dari Dekai, Pendeta Filemon Kobak, menyampaikan kecaman keras atas sikap
OPM yang menolak bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap warga sipil. Ia
menyebut bahwa setiap nyawa manusia, terutama warga tidak bersalah, adalah suci
dan wajib dilindungi.
“Menghilangkan
nyawa warga sipil dan kemudian mengatakan tidak bertanggung jawab adalah bentuk
kejahatan kemanusiaan. Ini bukan perjuangan, ini kebrutalan,” tegas Pendeta
Filemon, Senin (28/7/2025).
Senada
dengan itu, tokoh adat Yahukimo, Musa Heluka, menyebut bahwa kelompok OPM telah
berubah dari gerakan separatis menjadi kelompok teror yang mengabaikan
prinsip-prinsip adat dan nilai-nilai Papua.
“Dalam
adat kami, siapa pun yang menyebabkan kematian orang lain, harus bertanggung
jawab dan menyelesaikannya secara adat. Tapi mereka malah bersembunyi di balik
kata 'perjuangan'. Ini memalukan,” ujarnya.
Akibat
kejadian ini, warga Dekai kini hidup dalam ketakutan. Beberapa pedagang memilih
tidak lagi berjualan karena khawatir menjadi korban berikutnya. Ketegangan di
masyarakat semakin meningkat karena tidak adanya jaminan keamanan dari kelompok
bersenjata tersebut.
Tragedi
di Dekai menjadi bukti nyata bahwa OPM Kodap XVI Yahukimo tidak hanya
membahayakan aparat, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi warga sipil. Sikap
mereka yang tidak bertanggung jawab menambah luka di hati masyarakat Papua yang
selama ini mendambakan kedamaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar