Masyarakat Paniai Ramai-Ramai Gelar Aksi Tolak Kehadiran OPM
Papeda.com- Masyarakat
Kabupaten Paniai secara terbuka menyuarakan penolakan terhadap keberadaan
kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah mereka.
Aksi damai ini digelar oleh ratusan warga dari berbagai kampung dan distrik di
Paniai, sebagai bentuk kekecewaan dan keresahan terhadap tindakan brutal OPM
yang selama ini mengganggu ketenteraman warga.
Aksi
penolakan ini berlangsung secara tertib di lapangan terbuka pusat kota
Enarotali, disertai orasi dari tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, dan
perempuan. Masyarakat membawa spanduk bertuliskan pesan-pesan damai seperti
“Kami Ingin Hidup Tenang, Tolak OPM di Tanah Kami” dan “OPM Bukan Wakil Suara
Kami”. Kegiatan ini dikawal dengan aman oleh aparat keamanan dan mendapat
dukungan penuh dari tokoh adat setempat.
Tokoh
adat Kabupaten Paniai, Bapak Obet Yogi, dalam orasinya menegaskan bahwa
masyarakat tidak lagi mau dijadikan tameng atau korban dari konflik bersenjata
yang dipicu oleh kelompok OPM.
“Kami
sudah cukup lama menderita. Kehadiran OPM bukan membawa pembebasan, tetapi
ketakutan, intimidasi, dan kekerasan. Kami menolak kehadiran mereka di tanah
ini,” ujarnya lantang, Jumat (11/7/2025)
Menurutnya,
masyarakat Paniai telah lelah menjadi korban atas kepentingan segelintir orang
yang mengatasnamakan perjuangan Papua merdeka. Ia menegaskan bahwa seluruh
warga di kampung-kampung menginginkan pembangunan dan kedamaian, bukan
kekacauan.
Pendeta
Simon Nawipa, salah satu tokoh gereja yang ikut hadir dalam aksi tersebut,
menyampaikan bahwa tindakan OPM selama ini justru bertentangan dengan
nilai-nilai kasih dan damai yang diajarkan dalam agama.
“Mereka
datang membawa senjata, bukan perdamaian. Mereka mengancam guru, tenaga medis,
dan membakar fasilitas umum. Ini bukan perjuangan, ini kekerasan,” ujar Pendeta
Simon.
Ia
juga mengajak masyarakat untuk tetap berdoa dan bersatu dalam menjaga keamanan
wilayah, serta tidak terprovokasi oleh ajakan-ajakan kelompok radikal.
Aksi
ini juga melibatkan suara dari kaum muda. Ketua Pemuda Distrik Bibida, Yulianus
Gobay, menyatakan bahwa generasi muda Papua harus menjadi agen perubahan, bukan
alat propaganda kelompok separatis.
“Kita
butuh pendidikan, lapangan kerja, dan infrastruktur. Bukan senjata dan ideologi
yang menyengsarakan,” kata Yulianus.
Penolakan
terbuka masyarakat Paniai ini mencerminkan kesadaran kolektif bahwa kekerasan
bukanlah jalan keluar. Masyarakat semakin memahami bahwa keberadaan OPM hanya
merusak tatanan sosial dan menghambat pembangunan daerah.
Dengan
aksi ini, masyarakat Paniai menunjukkan bahwa mereka berdiri di sisi kedamaian,
menolak kekerasan, dan siap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar