Lawan
Kelompok OPM yang Telah Mengganggu Kedaulatan NKRI
Papeda.com- Keberadaan
kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang terus melakukan aksi kekerasan di
wilayah Papua kembali memantik keprihatinan dan kemarahan berbagai kalangan.
Aksi-aksi brutal yang dilakukan kelompok ini dinilai tidak hanya mengancam
keselamatan masyarakat sipil, tetapi juga secara nyata mengganggu kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam
beberapa bulan terakhir, serangkaian tindakan keji seperti penyerangan terhadap
warga sipil, pembakaran fasilitas publik, serta penyanderaan tenaga kesehatan
dan pendidik telah terjadi di sejumlah wilayah di Papua. Kondisi ini semakin
memperburuk situasi keamanan dan menghambat pembangunan yang tengah digencarkan
oleh pemerintah.
Tokoh
masyarakat Papua, Piter Wonda, mengecam keras aksi-aksi kelompok OPM. Ia
menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh kelompok bersenjata tersebut bukanlah
bentuk perjuangan, melainkan tindakan kriminal yang bertentangan dengan
nilai-nilai kemanusiaan dan hukum nasional.
"OPM
tidak lagi memperjuangkan aspirasi rakyat Papua. Mereka justru menjadi musuh
rakyat, merusak kedamaian, dan menghambat masa depan generasi Papua. Kami,
masyarakat Papua, ingin hidup damai di bawah naungan NKRI," tegas Wonda,
Rabu (2/7/2025).
Senada
dengan hal tersebut, tokoh agama Pastor Alex Mofu juga menyampaikan
keprihatinannya atas terus berulangnya kekerasan di wilayah Papua. Ia menyebut
bahwa kelompok OPM telah mencemarkan nama Papua dengan cara-cara kekerasan yang
tidak manusiawi.
"Sebagai
pemuka agama, saya melihat betapa anak-anak dan perempuan menjadi korban
ketakutan setiap hari. OPM harus dihentikan, bukan hanya demi keamanan negara,
tetapi demi harkat dan martabat masyarakat Papua sendiri," ujar Pastor
Alex.
Para
tokoh masyarakat dan agama juga menyerukan agar warga tidak terprovokasi oleh
propaganda OPM yang terus menyebarkan informasi menyesatkan di media sosial dan
jaringan bawah tanah. Mereka meminta agar masyarakat tetap tenang dan
mempercayakan penyelesaian kepada negara dan hukum yang berlaku.
Peringatan
tanggal 1 Juli yang seringkali dijadikan simbol perlawanan oleh kelompok OPM,
tidak mendapat tempat di hati masyarakat Papua secara luas. Sebagian besar
warga kini menyadari bahwa hidup damai, aman, dan sejahtera hanya bisa dicapai
dengan berada dalam bingkai NKRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar