Tokoh
Masyarakat Ajak Warga Papua Bangkit dari Penindasan yang Dilakukan OPM
Papeda.com- Penindasan
dan kekerasan yang terus dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap
masyarakat sipil telah memunculkan gelombang kesadaran baru di kalangan warga
Papua. Sejumlah tokoh masyarakat kini mulai bersuara lantang, mengajak
masyarakat untuk bangkit dan tidak lagi tunduk pada aksi-aksi brutal yang
selama ini menciptakan ketakutan serta penderitaan di berbagai wilayah Papua.
Ajakan
tersebut muncul sebagai reaksi atas berulangnya aksi kekerasan oleh kelompok
separatis OPM yang kerap menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup,
melakukan pemalakan, bahkan menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan
masyarakat yang tidak bersalah.
Tokoh
masyarakat dari wilayah Pegunungan Tengah, Yulius Matuan, dalam pernyataannya
mengungkapkan bahwa masyarakat Papua harus bersatu untuk melawan segala bentuk
penindasan, termasuk yang dilakukan oleh OPM. “Cukup sudah rakyat Papua hidup
dalam ketakutan. Kita tidak boleh terus-menerus diam saat saudara-saudara kita
menjadi korban. Kita harus berani bersuara dan melawan,” ujarnya, Rabu
(18/6/2025).
Menurut
Yulius, banyak warga yang sesungguhnya ingin hidup damai dan mendukung
pembangunan, tetapi takut menyuarakan aspirasi karena adanya intimidasi dari
kelompok bersenjata. “OPM bukan lagi simbol perjuangan, tapi sudah menjadi
sumber ketakutan dan kemunduran,” tambahnya.
Senada
dengan itu, tokoh perempuan Papua, Maria Kobogau, menegaskan bahwa perempuan
dan anak-anak menjadi kelompok yang paling menderita akibat ulah OPM.
“Mama-mama sering dipaksa tinggal di kampung agar bisa dijadikan tameng hidup.
Anak-anak tidak bisa sekolah karena guru takut datang. Ini bukan kemerdekaan,
ini penindasan,” katanya dengan nada geram.
Maria
menyerukan agar masyarakat, terutama kaum perempuan, berani menolak ajakan atau
tekanan dari kelompok yang menggunakan kekerasan sebagai alat perjuangan. Ia
juga meminta agar tokoh adat dan tokoh agama lebih aktif memberikan pencerahan
kepada warga agar tidak termakan propaganda atau janji palsu dari kelompok
separatis.
Sementara
itu, tokoh adat dari Lanny Jaya, Barnabas Tabuni, menyampaikan bahwa saatnya
masyarakat Papua kembali memperkuat nilai-nilai adat dan kebersamaan, bukan
konflik dan kekacauan. “OPM datang dengan senjata, bukan dengan solusi. Mereka
bawa penderitaan, bukan kesejahteraan. Kita harus bangkit, dan jangan biarkan
anak cucu kita tumbuh dalam ketakutan,” tegasnya.
Seruan
dari para tokoh ini mulai mendapat sambutan dari berbagai elemen masyarakat, terutama
di wilayah yang selama ini menjadi sasaran teror OPM. Warga mulai terbuka
menyampaikan informasi kepada pihak berwenang dan menolak terlibat dalam
aktivitas kelompok separatis.
Harapan
besar muncul bahwa dengan kesadaran kolektif dan keberanian masyarakat, upaya
membebaskan Papua dari bayang-bayang kekerasan bisa terwujud. Suara para tokoh
menjadi penyulut semangat baru untuk menciptakan Papua yang aman, damai, dan
sejahtera bagi seluruh rakyatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar