OPM
Penjahat HAM, Pembunuh dan Penebar Kebencian
Papeda.com- Kelompok
separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menjadi sorotan tajam publik.
Bukan karena perjuangan yang mulia, melainkan karena aksi-aksi kekerasan yang
terus mereka lakukan terhadap warga sipil, fasilitas umum, hingga tenaga
kemanusiaan di Papua. Berbagai kalangan menyuarakan bahwa OPM bukan lagi simbol
perlawanan, melainkan telah menjelma menjadi aktor pelanggar hak asasi manusia
(HAM), pembunuh tak berdasar, serta penebar kebencian di tengah masyarakat.
Martinus
Kasuay, seorang tokoh masyarakat Papua dari wilayah Wamena, menyatakan bahwa
aksi-aksi OPM sudah sangat jauh menyimpang dari nilai-nilai kemanusiaan.
"Mereka mengaku berjuang demi rakyat Papua, tapi kenyataannya mereka
justru membunuh rakyatnya sendiri. Ini bukan perjuangan, ini adalah teror yang
merusak masa depan Papua," ungkapnya dengan nada kecewa, Kamis
(19/6/2025).
Senada
dengan itu, tokoh agama Pdt. Samuel Tabuni juga menyayangkan cara-cara
kekerasan yang terus dipertontonkan oleh OPM. Ia menegaskan bahwa semua
tindakan yang mengarah pada pembunuhan, perusakan, dan penyebaran kebencian
hanya akan memicu trauma berkepanjangan di tengah masyarakat. “Yang mereka
lakukan adalah pelanggaran HAM serius. Tidak ada ruang bagi kekerasan dalam
konteks memperjuangkan hak,” kata Tabuni.
Beberapa
pengamat HAM juga telah menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi di Papua
akibat ulah kelompok ini. Maria Suryani, pengamat HAM dari Lembaga Kemanusiaan
Nusantara, menilai bahwa tindakan OPM telah melanggar Konvensi Jenewa dan
prinsip-prinsip perlindungan terhadap warga sipil. "Membakar sekolah,
membunuh guru, bahkan menghalangi akses pelayanan kesehatan adalah bentuk
pelanggaran berat yang bisa dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan,"
tegasnya.
Tidak
hanya menyasar fisik, OPM juga gencar menyebarkan propaganda kebencian melalui
media sosial dan kanal komunikasi mereka. Konten-konten provokatif yang
menyerang pemerintah, menyebar fitnah, dan memecah belah masyarakat terus
diproduksi dan disebarkan secara sistematis. Hal ini menciptakan suasana
ketakutan, kebencian, dan kecurigaan di antara warga Papua sendiri.
Masyarakat
Papua kini mulai menyadari bahwa tindakan OPM bukanlah solusi dari permasalahan
yang ada. Sebaliknya, mereka menjadi bagian dari masalah yang semakin
memperkeruh keadaan. Banyak tokoh masyarakat menyerukan agar warga tidak
terprovokasi dan tetap mengedepankan perdamaian serta persatuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar