OPM
Datang Hanya untuk Membunuh Orang Asli Papua, Bukan Membela Rakyat
Papeda.com- Masyarakat
Papua kembali diguncang oleh aksi kekerasan yang dilakukan kelompok separatis
Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dalam beberapa waktu terakhir, rentetan insiden
penembakan, penyanderaan, hingga pembunuhan terhadap warga sipil terutama Orang
Asli Papua (OAP) semakin memperkuat pandangan bahwa kelompok ini tidak lagi
memperjuangkan hak rakyat Papua, melainkan menjadi ancaman bagi keselamatan
masyarakat itu sendiri.
Salah
satu kejadian terbaru yang menyita perhatian publik terjadi di wilayah
Kabupaten Intan Jaya, di mana seorang petani asli Papua bernama Yohanis Kobogau
(41) ditemukan tewas dengan luka tembak di bagian kepala dan dada. Dugaan kuat
mengarah pada kelompok OPM yang selama ini diketahui aktif melakukan intimidasi
dan kekerasan terhadap warga sipil di wilayah tersebut.
Ketua
Dewan Adat Wilayah Lapago, Semuel Wanimbo, mengecam keras tindakan tersebut dan
menyatakan bahwa OPM telah menyimpang jauh dari nilai-nilai perjuangan. “Jika
yang dibunuh adalah orang Papua sendiri, lalu siapa yang mereka bela? Jangan
lagi membawa nama rakyat Papua jika kenyataannya justru rakyat yang menjadi
korban,” tegas Wanimbo dalam konferensi pers di Wamena, Sabtu (27/6/2025).
Senada
dengan itu, tokoh perempuan Papua, Maria Kogoya, menyebut OPM sudah tidak
memiliki legitimasi moral untuk mengatasnamakan perjuangan. “Setiap minggu kami
mendengar kabar anak muda dibunuh, mama-mama dipalak, masyarakat kampung
ditakut-takuti. Semua itu dilakukan oleh orang bersenjata yang mengaku sebagai
pembela Papua. Ini jelas penghinaan terhadap martabat Orang Asli Papua,”
ujarnya geram.
Kenyataan
bahwa banyak korban OPM merupakan Orang Asli Papua memperjelas bahwa kelompok
ini telah kehilangan arah dan tidak lagi mendapat tempat di hati masyarakat.
Aksi-aksi kekerasan mereka tidak hanya melukai fisik, tapi juga merusak
semangat persatuan dan kedamaian yang selama ini dibangun oleh rakyat Papua.
Dengan
semakin banyaknya suara dari tokoh adat, pemuda, dan perempuan Papua yang
menolak keberadaan OPM, tampaknya harapan akan kedamaian dan kehidupan yang
aman tanpa kekerasan kian menguat di tengah masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar