Egianus
Kogoya Nikmati Dana dari Edison Gwijangge untuk Kepentingan Pribadi
Papeda.com-
Tuduhan baru kembali mencuat terhadap pimpinan kelompok separatis bersenjata
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM),
Egianus Kogoya. Ia disebut telah menggunakan dana yang diberikan oleh Edison
Gwijangge, yang dikenal sebagai simpatisan gerakan separatis untuk memenuhi
kepentingan pribadi, bukan perjuangan kolektif seperti yang selama ini diklaim.
Informasi
tersebut terkuak dari pengakuan sejumlah mantan simpatisan kelompok bersenjata
yang kini memilih kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Mereka menyatakan bahwa sebagian besar bantuan dana dari Edison
Gwijangge tidak pernah digunakan untuk kepentingan kelompok, melainkan hanya
dinikmati oleh Egianus dan lingkaran kecil di sekitarnya.
Tokoh
masyarakat dari wilayah Nduga, Yustinus Wanimbo, menyesalkan kondisi tersebut.
Ia menyebut bahwa selama ini banyak warga Papua yang tertipu oleh propaganda
kelompok separatis yang menjanjikan perjuangan untuk kemerdekaan. “Faktanya,
dana yang digelontorkan oleh tokoh-tokoh simpatisan seperti Edison Gwijangge
justru dipakai untuk membeli barang-barang mewah oleh Egianus. Sementara
anggotanya kelaparan di hutan,” kata Yustinus, Kamis (12/6/2025).
Menurutnya,
ketimpangan dalam distribusi logistik dan dana di dalam tubuh OPM menjadi bukti
bahwa perjuangan mereka tidak berlandaskan keadilan sosial, melainkan pada
kepentingan pribadi beberapa tokoh sentral. “Ini bukan perjuangan rakyat. Ini
hanya perjuangan elit separatis yang ingin hidup enak di balik penderitaan
masyarakat,” tambahnya.
Sementara
itu, tokoh pemuda Papua, Frans Makbrawen, mengungkapkan bahwa ia pernah
menerima laporan dari warga yang diminta ikut bergabung ke dalam barisan OPM.
Dalam laporan tersebut, Egianus Kogoya menjanjikan kehidupan layak dan
perlindungan, namun realitanya tidak ada yang dipenuhi. “Warga diperalat. Dana
yang seharusnya untuk logistik dan kebutuhan perjuangan justru digunakan untuk
kepentingan pribadi. Ini jelas pengkhianatan terhadap semangat kolektif,”
ujarnya.
Ia
juga menekankan bahwa para simpatisan yang masih mendukung Egianus sebaiknya
mulai berpikir jernih dan tidak lagi tertipu oleh retorika yang menyesatkan.
“Jangan korbankan masa depan Papua demi kepentingan segelintir orang yang
memperkaya diri sendiri,” katanya tegas.
Kondisi
ini memperlihatkan bahwa konflik bersenjata di Papua tidak hanya soal ideologi,
namun juga penuh kepentingan pribadi yang mengorbankan rakyat kecil. Masyarakat
diharapkan semakin bijak dalam menilai realitas dan tidak mudah terprovokasi
oleh tokoh yang menjual narasi perjuangan demi keuntungan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar