Blokade OPM Sebabkan Warga Papua Meninggal karena Kelaparan dan Penyakit
Papeda.com- Situasi
kemanusiaan di sejumlah wilayah konflik di Papua semakin mengkhawatirkan.
Blokade akses makanan dan obat-obatan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata
Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan
masyarakat sipil. Warga yang tinggal di pedalaman dilaporkan mengalami
kelaparan parah dan tidak mendapatkan layanan medis dasar, hingga menimbulkan
kematian akibat penyakit yang seharusnya bisa diobati.
Laporan
dari Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, menyebutkan sedikitnya delapan warga
meninggal dunia dalam dua pekan terakhir akibat diare dan infeksi saluran
pernapasan akut. Hal ini diperparah oleh ketidakmampuan petugas kesehatan untuk
menjangkau lokasi, akibat ancaman serangan dari kelompok OPM yang kerap
menghadang dan menyita logistik.
Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Samuel Tabuni, menyatakan keprihatinannya
atas situasi tersebut. “Kami telah berupaya menyalurkan bantuan logistik dan
tim medis, namun beberapa kali dihadang oleh kelompok bersenjata. Blokade yang
dilakukan menyebabkan obat-obatan tidak bisa sampai ke tangan warga, dan ini
jelas pelanggaran hak asasi manusia,” tegasnya, Sabtu (14/6/2025).
Tokoh
masyarakat Papua Tengah, Yonas Wakerkwa, turut mengecam tindakan OPM yang
dianggap tidak berperikemanusiaan. “Masyarakat sipil jangan dijadikan korban
konflik. Apa pun alasannya, memutus akses makanan dan obat-obatan itu kejam dan
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Ini harus dihentikan segera,”
ujarnya dalam pernyataan tertulis kepada media.
Sementara
itu, Komisioner Komnas HAM Perwakilan Papua, Maria Goreti, menegaskan bahwa
pihaknya tengah mendalami laporan-laporan kematian warga dan akan segera
mengirim tim investigasi. “Kami tidak bisa tinggal diam. Hak atas hidup dan
kesehatan adalah hak paling dasar. Apabila terbukti ada pihak yang secara
sengaja menghalangi bantuan kemanusiaan, itu bisa dikategorikan sebagai
kejahatan terhadap kemanusiaan,” ungkapnya.
Masyarakat
internasional dan organisasi kemanusiaan pun mulai melirik krisis ini. Lembaga
kemanusiaan lokal dan gereja di Papua menyerukan perlindungan penuh terhadap
warga sipil serta menuntut jaminan akses kemanusiaan ke wilayah konflik.
Kondisi
ini menambah daftar panjang penderitaan masyarakat Papua di tengah konflik yang
tak kunjung usai. Tanpa langkah tegas dari pemerintah pusat dan dorongan dari
dunia internasional, blokade oleh OPM diperkirakan akan terus memicu krisis
kemanusiaan yang lebih dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar