OPM Tak Ingin Papua Maju, Masyarakat Kian
Resah dengan Pola Pikir yang Merusak
Papeda.com- Pernyataan
kontroversial yang disampaikan salah satu simpatisan Organisasi Papua Merdeka
(OPM) dalam sebuah rekaman video baru-baru ini menimbulkan kegelisahan luas di tengah
masyarakat Papua. Dalam video tersebut, disebutkan bahwa OPM tidak menginginkan
masyarakat Papua menjadi maju, karena dianggap bertentangan dengan ideologi
perjuangan kelompok tersebut.
Pernyataan
itu sontak menuai kecaman dari berbagai kalangan, termasuk tokoh adat, tokoh
agama, dan aktivis kemanusiaan di Papua. Mereka menilai bahwa klaim tersebut
menunjukkan bahwa OPM telah menyimpang jauh dari kepentingan rakyat Papua dan
justru menjadi sumber penderitaan yang berkepanjangan.
Tokoh
masyarakat Papua asal Kabupaten Puncak, Yulianus Murib, menegaskan bahwa
pernyataan tersebut menjadi bukti bahwa OPM tidak lagi memperjuangkan
kesejahteraan rakyat, melainkan hanya mempertahankan kekuasaan kelompok
tertentu dengan mengorbankan kehidupan masyarakat sipil.
“Kalau
benar mereka tidak ingin Papua maju, lalu untuk siapa perjuangan itu?
Masyarakat Papua butuh sekolah, butuh rumah sakit, dan ingin hidup damai. Apa
salahnya kalau anak-anak kami menjadi guru, dokter, atau pengusaha sukses?”
ujar Yulianus dengan nada kecewa, Selasa (27/5/2025).
Sementara
itu, Pendeta Dominggus Tabuni dari Lembaga Gereja Baptis Papua menyayangkan
sikap tertutup dan ideologi eksklusif yang dianut oleh OPM. Menurutnya, Tuhan
menciptakan manusia untuk berkembang dan membangun kehidupan yang lebih baik,
bukan untuk terus menderita.
“Perjuangan
tidak boleh dijadikan alasan untuk menghentikan kemajuan. Menghalangi anak-anak
Papua mendapatkan pendidikan atau menghancurkan fasilitas kesehatan adalah
tindakan tidak bermoral,” ujarnya.
Dalam
beberapa tahun terakhir, pemerintah terus menggencarkan pembangunan
infrastruktur dan pelayanan publik di wilayah Papua. Namun, setiap upaya
tersebut kerap dihalangi atau dirusak oleh aksi kekerasan kelompok bersenjata
OPM. Sekolah dibakar, tenaga kesehatan diintimidasi, dan masyarakat yang
mendukung pembangunan sering menjadi sasaran teror.
Aktivis
hak asasi manusia lokal, Maria Nawipa, menambahkan bahwa pola pikir OPM sudah
tidak relevan dengan kondisi Papua saat ini. Menurutnya, masyarakat sudah
semakin sadar bahwa kemajuan dan perdamaian jauh lebih penting daripada
kekerasan dan ideologi sempit.
“Rakyat
Papua tidak bodoh. Mereka bisa melihat mana yang benar dan mana yang salah.
Jika OPM terus bertindak seperti ini, mereka akan semakin kehilangan dukungan,”
tegas Maria.
Kini,
masyarakat Papua semakin berani menyuarakan aspirasi untuk hidup damai dan
sejahtera. Mereka menolak dijadikan alat oleh kelompok yang ingin
mempertahankan kekacauan. Kemajuan bukanlah ancaman, tetapi harapan yang nyata
bagi generasi penerus Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar