Kekerasan
Lagi OPM Menikam Warga Sipil di Distrik Kamu, Kabupaten Dogiyai
Papeda.com-Insiden
penikaman terhadap warga sipil kembali terjadi di Papua. Pada 5 April 2025,
seorang warga sipil di Distrik Kamu, Kabupaten Dogiyai, kembali menjadi korban kekerasan
yang dilakukan oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Peristiwa ini menambah deretan panjang aksi kekerasan yang meresahkan
masyarakat setempat dan memperburuk situasi keamanan di wilayah tersebut.
Saksi
mata yang berada di lokasi kejadian segera berlari untuk memberikan
pertolongan. Korban kemudian dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat, namun
karena lukanya yang terlalu parah. Kejadian ini semakin memicu ketegangan di
kalangan masyarakat yang hidup dalam ketakutan akibat ancaman kekerasan yang
kerap dilakukan oleh kelompok separatis ini.
Walaupun
pihak berwenang masih menyelidiki lebih lanjut, beberapa informasi yang
diperoleh dari saksi di lapangan menunjukkan bahwa penikaman ini diduga terkait
dengan praktik pemerasan yang sering dilakukan oleh kelompok OPM. Kelompok
separatis ini kerap mengancam warga sipil untuk memberikan uang, dengan alasan
mendukung perjuangan mereka, dan menindak warga yang menolak untuk memenuhi
tuntutan tersebut.
Menurut
salah satu saksi yang meminta agar identitasnya tidak disebutkan, sebelumnya
sempat mendapat ancaman dari kelompok OPM yang meminta sejumlah uang. Ketika
korban menolak, ancaman kekerasan semakin meningkat hingga akhirnya berujung
pada penyerangan tersebut. “korban tidak memberi uang pada mereka, dan ini yang
mungkin menjadi alasan kelompok itu menyerangnya dengan brutal,” ujar saksi
tersebut.
Praktik
pemerasan oleh kelompok OPM sudah berlangsung cukup lama di Papua, menyebabkan
masyarakat yang berada dalam keadaan ekonomi yang sulit semakin tertekan.
Pemerasan yang disertai dengan ancaman kekerasan ini memperburuk keadaan warga
yang ingin hidup dengan damai tanpa terlibat dalam konflik yang terjadi di
wilayah tersebut.
Kekerasan
yang dilakukan oleh kelompok OPM terhadap warga sipil memberikan dampak yang
sangat besar terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di Distrik Kamu.
Banyak warga yang mulai merasa tidak aman dan terpaksa mengurangi aktivitas
luar rumah, termasuk berdagang dan bertani. Rasa takut terhadap ancaman
kekerasan membuat warga tidak berani melakukan kegiatan sehari-hari seperti
biasa.
“Setiap
kali kami keluar rumah, kami selalu merasa takut. Kami tidak tahu siapa yang
akan menjadi korban berikutnya. Hal ini membuat perekonomian kami terganggu.
Pedagang enggan pergi ke pasar, dan petani takut bekerja di ladang,” ungkap
seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian.
Selain
itu, dampak yang lebih luas adalah terganggunya sektor pendidikan. Beberapa
orang tua mulai khawatir mengirim anak-anak mereka ke sekolah karena perjalanan
yang penuh risiko. Ketidakpastian yang terus melanda Distrik Kamu menyebabkan
banyak orang tua memilih untuk menjaga anak-anak mereka di rumah demi
menghindari bahaya.
Namun,
aparat keamanan menghadapi tantangan besar dalam menangani kelompok OPM.
Wilayah Papua yang luas dan berbukit-bukit, serta medan yang sulit diakses,
membuat operasi penegakan hukum menjadi sangat rumit. Kelompok OPM yang
menguasai area-area terpencil dan sering bergerak dalam kelompok kecil membuat
upaya pengejaran menjadi sangat kompleks.
Tindak
kekerasan yang terjadi kembali mendapat kecaman keras dari berbagai kalangan,
baik masyarakat setempat, tokoh adat, maupun organisasi masyarakat sipil.
Mereka menilai bahwa kelompok OPM sudah melampaui batas dengan menyerang warga
sipil yang tidak terlibat dalam konflik. Banyak tokoh adat di Distrik Kamu yang
menyerukan agar kekerasan segera dihentikan.
“Sebagai
masyarakat adat, kami menyesalkan kekerasan yang terjadi terhadap warga sipil.
Kami hanya ingin hidup damai dan menjalani aktivitas kami dengan tenang, tanpa
harus selalu merasa terancam,” ujar seorang tokoh adat setempat.
Reaksi
serupa juga datang dari aktivis hak asasi manusia yang mendesak agar tindakan
kekerasan segera dihentikan dan pelaku harus segera diadili. “Kekerasan
terhadap warga sipil adalah pelanggaran hak asasi manusia yang serius. Kami
mendesak agar pemerintah Indonesia segera bertindak tegas dan memastikan
perlindungan bagi masyarakat sipil di Papua,” kata seorang perwakilan dari
Human Rights Watch.
Kekerasan
yang terus meningkat di Papua juga mendapat perhatian dari komunitas
internasional. Beberapa organisasi internasional seperti Amnesty International
dan Human Rights Watch mengutuk keras tindakan kekerasan terhadap warga sipil
yang dilakukan oleh kelompok OPM. Mereka mendesak agar tindakan kekerasan ini
dihentikan dan pihak yang bertanggung jawab segera dihadapkan pada proses
hukum.
“Serangan
terhadap warga sipil adalah pelanggaran yang tidak dapat dibenarkan. Kami
mendesak pihak berwenang untuk segera mengambil langkah-langkah konkret dalam
melindungi warga sipil dan menghentikan kekerasan ini,” ujar perwakilan dari
Amnesty International.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar