Menteri
HAM Natalius Pigai Mengutuk Keras Pembunuhan terhadap Tenaga Pengajar dan
Kesehatan di Distrik Anggruk, Kab. Yahukimo
Papeda.com-
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia, Natalius Pigai, mengutuk
keras aksi pembunuhan yang menimpa tenaga pengajar dan tenaga kesehatan di
Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua. Insiden tragis yang terjadi pada
Jumat (21/03) lalu telah menewaskan dua tenaga medis dan seorang guru yang
sedang bertugas di daerah tersebut. Tindakan kekerasan ini semakin memperburuk
situasi yang sudah penuh tantangan di Papua, dan mengundang kecaman dari
berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat.
Dalam
pernyataannya kepada media, Menteri Pigai menegaskan bahwa tindakan pembunuhan
terhadap tenaga pengajar dan tenaga kesehatan adalah sebuah kejahatan
kemanusiaan yang tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apapun. “Kami sangat
mengecam tindakan kekerasan ini. Tenaga kesehatan dan pengajar adalah garda
terdepan dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Mereka datang ke Papua
untuk mengabdi dan memberikan yang terbaik bagi generasi muda dan kesehatan
rakyat. Serangan terhadap mereka jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip hak
asasi manusia,” ujar Pigai dengan tegas, Rabu (26/03/2025).
Pigai
juga menambahkan bahwa pembunuhan ini mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan
menjadi pukulan berat terhadap upaya pembangunan di Papua, khususnya di
daerah-daerah yang masih terbelakang seperti Yahukimo. Menurutnya, insiden
tersebut menunjukkan bahwa ada pihak-pihak yang ingin merusak upaya pemerintah
dan masyarakat untuk membangun perdamaian serta meningkatkan kualitas hidup di
wilayah tersebut.
Menurut
informasi yang dihimpun, kejadian ini bermula saat kelompok bersenjata yang
diduga bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyerang fasilitas kesehatan
dan pendidikan di Distrik Anggruk. Dua tenaga medis yang sedang melayani
masyarakat serta seorang guru yang tengah mengajar di sekolah setempat
ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Kejadian ini kembali menambah
panjang daftar kekerasan yang menimpa warga sipil di Papua.
Dalam
wawancaranya, Pigai juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi Papua
yang sering kali terlibat dalam kekerasan, baik yang dilakukan oleh kelompok
separatis maupun aktor-aktor lain. "Kami berharap tidak ada lagi kekerasan
terhadap orang-orang yang tidak bersalah. Tenaga pengajar dan tenaga kesehatan
adalah pahlawan kemanusiaan yang seharusnya dilindungi. Mereka datang untuk
memberikan pendidikan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Papua yang
sangat membutuhkan," lanjutnya.
Keberadaan
tenaga pengajar dan tenaga kesehatan di wilayah Papua sangat vital, mengingat
banyaknya daerah yang masih terisolasi dan kurang mendapatkan akses terhadap
pendidikan dan pelayanan kesehatan yang memadai. Pembunuhan terhadap mereka
bukan hanya sebuah tragedi, tetapi juga ancaman terhadap kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat Papua. Semua pihak berharap bahwa insiden ini tidak
akan menghentikan niat baik untuk memperbaiki kualitas hidup warga Papua.
Menteri
HAM (Natalius Pigai) juga mengimbau kepada semua pihak untuk berhenti
menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. "Kami mengajak semua
pihak, baik itu dari kelompok manapun, untuk kembali kepada jalan damai dan
dialog. Hanya dengan cara itulah kita bisa mencapai keadilan, perdamaian, dan
kemajuan bagi Papua," tegasnya.
Sebagai
langkah lanjutan, pemerintah akan terus memperkuat pengamanan di daerah-daerah
rawan konflik dan meningkatkan program-program pemberdayaan yang dapat
memberikan akses lebih baik bagi masyarakat Papua, terutama dalam bidang
pendidikan dan kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar