Papeda.com-
Pasca ditangkapnya Aske Mabel oleh pihak keamanan, beberapa media mengusut
kembali anggota OPM atas nama Yotam Bugiangge, Juru Bicara Tentara Pembebasan
Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom, menyampaikan kegeramannya terhadap
berbagai pemberitaan media yang menyebutkan Yotam Bugiangge sebagai anggota
aktif Organisasi Papua Merdeka (OPM). Melalui pernyataan resmi, Sambom
menegaskan bahwa informasi yang beredar tidak akurat dan berpotensi merugikan
perjuangan kemerdekaan Papua.
Dalam
keterangan tertulis yang diterima oleh sejumlah media, Sebby Sambom dengan
tegas membantah klaim yang menyebutkan bahwa Yotam Bugiangge masih menjadi bagian
dari struktur komando TPNPB-OPM. Menurutnya, Yotam Bugiangge bukan lagi bagian
dari gerakan tersebut, dan narasi yang menyatakan sebaliknya adalah upaya
sistematis untuk mendiskreditkan perjuangan bangsa Papua.
“Kami
sangat kecewa dengan sikap beberapa media yang dengan mudah mengklaim tanpa
melakukan verifikasi yang mendalam. Yotam Bugiangge tidak lagi berada dalam
garis perjuangan OPM, dan segala tindakan atau pernyataan yang mengatasnamakan
dirinya bukan merupakan representasi resmi dari organisasi kami,” ujar Sambom
dalam pernyataannya.
Yotam
Bugiangge saat melarikan diri dan bergabung dengan kelompok OPM dirinya membawa
kabur senjata SS1, satu magazen dan beberapa peluru laras panjang. Dirinya
waktu itu menawarkan diri untuk bergabung dengan OPM dan sudah sempat di terima
melalui Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB, namun ketika dirinya sudah
meninggal dunia akibat kontak dengan aparat keamanan, Sebby Sambom menepis
semua pemberitaan tersebut dan berdalih Yotam Bugiangge bukan anggota dari OPM.
Sambom
menegaskan bahwa OPM memiliki mekanisme internal yang ketat terkait keanggotaan
dan disiplin organisasi. Setiap individu yang keluar atau tidak lagi
berkontribusi dalam perjuangan bersama akan secara otomatis diputuskan
statusnya melalui evaluasi internal yang transparan. Oleh karena itu, ia
meminta agar media nasional maupun internasional lebih berhati-hati dalam
menyajikan pemberitaan terkait situasi politik di Papua.
“Kami
mengingatkan kepada seluruh pihak, khususnya media massa, agar menghormati prinsip-prinsip
jurnalistik yang profesional. Mengangkat isu Papua tidak hanya soal
pemberitaan, tetapi juga soal kemanusiaan, dan kami tidak ingin perjuangan ini
dirusak oleh narasi yang keliru,” tambahnya.
Lalu,
apakah ini merupakan cara kerja kelompok OPM yang mengakui anggotanya ketika
sedang berkontribusi besar terhadap OPM, namun setelah anggota tersebut
tertangkap bahkan meninggal dunia, OPM tidak mau mengakui anggotanya.
Cara
OPM untuk membuat Papua ini merdeka sangat kejam dan sadis, karena OPM sudah
mempekerjakan masyarakat Tanah Papua untuk bekerjasama tanpa di berikan upah
atau gaji bahkan mengorbankan nyawa masyarakat Tanah Papua, serta tidak
mengakui anggotanya apabila tertangkap atau meninggal dunia.
Lalu
apa bedanya kelompok OPM dengan penjajahan jaman dahulu yang sering disebut KOLONIALISME!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar